2 Cara Membedakan Ular Berbisa dan Pertolongan Pertama Jika Digigit

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Minggu, 18 Agu 2024 09:30 WIB
Ilustrasi gigitan ular (Getty Images/iStockphoto/Mantaroski)
Bandung -

Keberadaan ular kerap kali membuat kita ngeri. Gigitan ular berbisa dapat menghilangkan nyawa orang yang jadi mangsanya. Data Kementerian Kesehatan pada tahun 2021 bahkan mencatat kasus orang tergigit ular marak terjadi di Indonesia.

Di Jawa Barat, terjadi 350 kasus orang terpatuk ular. Secara umum, di Indonesia dalam satu tahun kasus gigitan ular mencapai 130.000 kasus tersebar di 34 provinsi dengan kematian 50-100 orang setiap tahunnya.

Meskipun begitu, ada beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk membedakan ular berbisa atau tidak. Bagi mereka yang sudah kena gigi tajam ular berbisa, juga ada pertolongan pertama yang bisa dilakukan. Berikut fakta-faktanya dirangkum detikJabar.

Cara Membedakan Ular Berbisa Atau Tidak

Di Indonesia, menurut data Kementerian Kesehatan RI ada sebanyak 370 jenis ular di Indonesia yang di dalamnya, ada 77 jenis ular yang berbisa. Ular berbisa banyak menimbulkan korban gigitan. Orang yang tergigit ular ada yang mengalami kecacatan, bahkan kematian.

Berikut cara membedakan ular berbisa dan tidak, dirangkum detikJabar dari laman Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Youtuber Reptil Panji Petualang.

1. Ular Berbisa Bertaring dan Tak Takut Jika Didekati Manusia

Ahli reptil dan Kurator Museum Zoologi Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB, Ganjar Cahyadi, mengatakan ular berbisa dipastikan memiliki taring. Ular berbisa dapat dikelompokkan pada dua famili yaitu Elapidae dan Viperidae.

Ular yang termasuk Elapidae contohnya adalah Naja sputatrix (kobra jawa), Bungarus candidus (ular welang), dan Calliophis intestinalis (ular cabe). Kesamaannya secara penampilan, ular Elapidae punya tubuh ramping, dan sisiknya halus.

Selain itu dari perilakunya juga dapat terlihat. Ular berbisa lebih santai dalam bergerak, karena dia percaya diri. Kalau didekati, akan gesit melakukan upaya perlindungan diri atau menyerang dimulai dari menunjukkan taringnya. Sementara ular tidak berbisa, tidak memiliki taring dan bila didekati akan kabur.

Sebagai pencegahan, Ganjar menyarankan kepada masyarakat untuk selalu menjaga kebersihan rumah dan lingkungan di sekitar rumah. Hindari banyaknya tumpukan-tumpukan benda, baik sampah, kardus, atau bekas barang yang seringkali dijadikan rumah bagi ular untuk bersarang.

2. Mengenali Jenis-jenis Ular Berbisa

Youtuber reptil, Panji Petualang mengungkap bahwa ular berbisa tidak bisa dibedakan dari fisiknya saja. Menurutnya, ada banyak jenis ular dengan ciri yang disebut tidak berbisa, padahal berbisa.

Menurut Panji, cara paling tepat untuk membedakan ular berbisa ataupun tidak ialah dengan mengetahui setiap jenis ular, terutama yang ada di Indonesia dan kerap ditemukan di sekitaran pemukiman.

"Ya cara paling benar, ketahui jenis ular. Mana ular yang tidak berbisa dan berbisa. Termasuk mana yang berbisa tidak berbahaya, yang bisanya sedang, hingga bisa mematikan. Informasi di internet banyak, termasuk di konten saya pun sering kali menjelaskan mana saja ular yang berbahaya," tuturnya.

Panji menyebut jika informasi salah tersebut dibiarkan tanpa diluruskan, maka akan berbahaya bagi masyarakat. Yang paling fatal tentunya warga kehilangan nyawa gegara salah akibat kurangnya pengetahuan dan salah dalam penanganan.

"Dikhawatirkan masyarakat begitu saja tangkap ular tanpa alat bantu, karena mengira ularnya tidak berbahaya berdasarkan informasi ciri-ciri yang salah, sehingga ditangkap pakai tangan kosong padahal ularnya itu beracun. Risikonya tentu bisa berujung kematian jika tidak segera ditangani secara medis," tuturnya.

Guna mengenalinya, Panji memaparkan berikut 10 jenis ular paling berbisa yang ada di Indonesia.

1. Ular Picung

Ular Picung Foto: Wikipedia

Ular Picung memiliki nama latin Rhabdophis subminiatus. Spesies ular ini tergolong ular kecil dengan panjang maksimal hanya 50 centimeter. Ciri-ciri ular ini memiliki warna kulit kecoklatan dengan warna merah di bagian leher dan kehijauan di kepala.

Awalnya ular ini masuk dalam kelompok ular tidak berbisa, tetapi belakangan didapati jika ular ini menyebabkan masalah serius pada orang yang digigit.

Dampak gigitan pada manusia bisa membuat korbannya menderita pendarahan hebat di bagian kuping, hidung, hingga menyebabkan badan membiru selayaknya lebam akibat pukulan benda tumpul.

2. Ular Hijau Ekor Merah

Ular hijau Foto: detik

Masuk dalam keluarga viper, ular hijau ekor merah tentunya merupakan bagian dari daftar ular dengan bisa yang mematikan. Sesuai dengan namanya, ular ini memiliki cir khas kulit berwarna hijau dengan warna merah di bagian ekornya.

Ular dengan panjang maksimal 45 centimeter ini memiliki taring panjang berukuran kecil untuk menyuntikkan bisa pada targetnya. Meski taringnya berukuran kecil, tetapi ular ini dapat menyuntikkan bisa dengan jumlah yang banyak, sehingga dapat berbahaya bagi manusia jika terkena gigitannya.

3. Kobra Jawa

Ilustrasi ular kobra jawa Foto: Unsplash/Angiola Harry

Ular ini mungkin lebih banyak dikenal oleh masyarakat. Ular yang rata-rata berwarna hitam dengan ciri khusus yakni kepala yang bisa mengembang menyerupai sendok. Ular ini masuk dalam kategori ular dengan bisa mematikan.

Bahkan ular ini memiliki keunikan, dimana pada taringnya terdapat dua lubang. Sehingga selain menyuntikkan bisa, ular ini juga bisa menyemburkan bisa sampai sejauh 2 meter. Jika semburan bisa ular ini mengenai mata, maka akan mengakibatkan iritasi dengan rasa perih yang hebat.

4. Ular Tanah atau Gibug

Ular Tanah atau Gibub ini dikenal dengan sebutan si ranjau darat. bagaimana tidak, ular ini memiliki karakter yang tidak agresif bahkan cenderung diam di posisinya di antara semak belukar, namun sewaktu-waktu akan menggigit apapun yang melintas di depannya.

Ular yang masuk dalam keluarga viper ini memiliki penglihatan dan indera perasa yang buruk, sehingga hewan ataupun manusia yang lewat akan digigit. Kasus gigitan pada manusia, umumnya terjadi lantaran ular ini terinjak saat manusia berjalan diantara semak atau dedaunan kering, tempat ular ini berdiam.

"Ular ini memiliki warna dan corak yang mirip dengan dedaunan kering, jadi sulit terlihat. Makanya rentan terinjak, dan pada akhirnya mengigit manusia," ungkap Panji.

Panji mengungkapkan jika ular dengan panjang maksimal 50 centimeter ini dapat mengakibatkan manusia yang terkena gigitan mengalami sakit yang luar biasa hingga bagian tubuh di sekitaran gigitan melepuh dan membengkak.

5. King Kobra

Sesuai dengan namanya, ular ini merupakan rajanya kobra. Ukuran panjang ular ini bisa mencapai lebih dari 5 meter dengan bisa yang tentunya sangat mematikan. Habitat ular ini sebenarnya jauh dari pemukiman penduduk. Bahkan ular ini cenderung menghindar dan menjauh dari manusia.

Namun jika diganggu, ular ini akan menjadi agresif dengan menunjukkan ciri khasnya dimana pada bagian kepala mengembang layaknya sendok.

6. Ular Bandotan Puspa

Ular Bandotan Puspa merupakan jenis ular viper. Ular dengan bisa yang mematikan ini tidak bisa ditemukan di setiap wilayah di Indonesia.

Youtuber Panji Petualang, menjelaskan jika ular ini hanya bisa ditemukan di wilayah Jawa Bagian Timur, kemudian di Burma dan India. Ular Bandotan ini memiliki racun yang berbahaya, bahkan lebih kuat dan mematikan daripada Ular Gibug atau Si Ranjau Darat.

7. Ular Cabe

Ular cabe/weling yang ditemukan warga Sukabumi di rumahnya Foto: Siti Fatimah/detikJabar

Ular Cabe ini memiliki ular sangat kecil, bahkan ukurannya tidak lebih besar dari belut yakni panjang maksimalnya hanya 15 centimeter. Namun jangan salah, meski ukurannya kecil ular ini memiliki bisa yang enam kali lebih mematikan dari King Kobra.

Ular ini memiliki corak yang cantik, dimana bagian bawahnya bermotif belang putih-merah atau hitam-merah dengan punggung yang berwarna hitam.

Terdapat juga garis dari kepala hingga ekor serta corak warna berbentuk 'V' di bagian kepalanya. Ular yang biasanya memangsa katak kecil dan cacing ini kerap ditemukan di halaman rumah hingga di kawasan pegunungan dengan ketinggian 2.500 Mdpl.

8. Ular Putih Papua

Ular jenis ini memiliki habitat di Papua dan pulang-pulang kecil di sekitarnya. Bahkan warga Papua mempercayai jika ular ini dapat membunuh manusia hanya beberapa saat setelah terkena gigitan.

Ular Putih Papua ini tidak agresif, bahkan cenderung kabur saat bertemu manusia. Namun jika merasa terancam, ular ini akan langsung menggigit mangsa atau apapun yang mengancamnya.

9. Ular Death Edder

Death Adder Snake Foto: (iStock)

Sesuai dengan namanya, Ular Death Edder merupakan ular paling berbisa dan mematikan kedua di Indonesia dan ketiga di dunia. Ular dengan corak abu-abu dan garis putih ini bahkan memiliki bisa yang 10 kali lebih kuat dari kobra.

Ular dengan ukuran maksimal 45 centimeter ini memiliki karakter yang mirip dengan Ular Gibug, yakni jarang bergerak atau lebih sering berdiam menunggu mangsanya lewat. Jika ada mangsa atau manusia yang melintas di depannya, ular ini langsung menggigit dan menyuntikkan racun.

10. Ular Coklat Papua atau Ular Taipan

Ular Coklat Papua atau yang lebih dikenal dengan Ular Taipan merupakan ular yang sangat beracun. Bahkan ular dengan panjang maksimal 2 meter ini ternyata dinobatkan sebagai ular dengan bisa paling mematikan nomor 1 di dunia.

Bisa ular ini bahkan mengalahkan bisa ular Black Mamba yang hanya menempati urutan keempat sebagai ular dengan bisa mematikan di dunia. Bahkan jika tidak segera ditangani atau tidak mendapat penanganan khusus yang sesuai, korban gigitan ular ini bisa meninggal dunia.

Pertolongan Pertama Jika Digigit Ular

Ular dengan banyak jenisnya ini, hidup dengan perangkat racun yang beragam jenis pula. Kandungan toksin yang berbeda membuat efek yang berbeda pula pada korban gigitannya.

Cara mematikan mangsanya adalah ular menyuntikkan racun yang diproduksi di dalam tubuhnya, dibantu dengan taring pada area mulut ular itu. Racun ada yang bekerja secara sistemik, melumpuhkan seluruh jaringan saraf di dalam tubuh mangsanya hingga akhirnya mati.

Berikut cara pertolongan pertama jika tergigit ular, dirangkum detikJabar dari keterangan Ahli reptil dan Kurator Museum Zoologi Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB, Ganjar Cahyadi dan Youtuber Reptil, Panji Petualang.

1. Bagian yang Tergigit Ular Tidak Boleh Banyak Bergerak

Panji menjelaskan, bisa ular tidak langsung masuk dan menjalar lewat darah, melainkan akan tertanam dulu di kelenjar getah bening.

"Jadi, semakin banyak bagian tubuh kita bergerak, misalkan kita digigit di tangan atau kaki, otomatis kan kita akan menggerakkan tangan dan kaki kita. Nah, semakin banyak kita menggerakkan tangan dan kaki yang kena gigitan, semakin bisa itu menyebar kemana-mana," ungkapnya.

2. Segera Beri Bidai Pada Bagian yang Tergigit Ular

Maka, metode imobilisasi harus dilakukan agar bisa ular tersebut tidak menjalar ke bagian tubuh lainnya. Dengan cara itu, maka bisa ular tidak akan mudah menyebar ke bagian tubuh lainnya.

"Makanya ada metode yang namanya itu imobilisasi, di mana metodenya itu adalah memperlakukan bagian yang digigit itu dengan cara di gips atau dibidai, hanya diikat seperti kalau misalkan kita mengalami patah tulang, itu standar untuk pertolongan pertama snake bite atau kena gigitan ular," ucap Panji.

3. Jangan Mengikat Bagian Tubuh dan Menghisap Bisa

Panji menyebut, korban gigitan ular dilarang mengikat pada bagian tubuh yang kena gigitan dan dilarang menghisap darah pada bagian yang digigit ular tersebut. Dikhawatirkan, bisa lebih cepat menyebar.

4. Jangan Mengikat Bidai Terlalu Kencang

Ganjar berpendapat serupa dengan Panji. Imobilisasi atau meminimalisasi gerakan pada area yang terkena gigitan ular harus dilakukan, dengan tambahan catatan jangan mengikat terlalu kencang.

"Perlakuannya seperti pada patah tulang, jadi kita memasang kayu yang diikatkan dengan perban elastis di bagian tubuh yang terkena gigitan. Usahakan area yang tergigit tidak bergerak sama sekali untuk mencegah area peredaran bisa dengan cepat. Akan tetapi jangan diikat terlalu kencang. Setelah dilakukan upaya tersebut, barulah dibawa ke fasilitas kesehatan," ucapnya.

5. Jangan Membakar Atau Melukai Area Tubuh yang Tergigit Ular

Dijelaskan Ganjar, seringkali ada beberapa tindakan yang salah dalam penanganan terhadap gigitan ular. Saat terkena gigitan ular, melukai lokasi yang terkena gigitan atau membakarnya sangat dilarang karena dapat terjadi infeksi. "Yang paling bagus sesuai saran WHO yaitu imobilisasi di area gigitan," tambahnya.

6. Segera Ketahui Ciri dan Jenis Ular yang Menggigitnya

Selain itu, Ganjar juga menyarankan kepada masyarakat untuk mengetahui dan mengidentifikasi beberapa pengetahuan dasar tentang ular. Hal ini agar aplikasi obat anti-bisa tepat, dengan identifikasi jenis ular yang telah menggigit.




(aau/yum)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork