Sebagai masyarakat yang tinggal di negara dengan ratusan spesies ular, kita sudah seharusnya mawas diri terkait bahaya yang mereka bawa agar aman. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui cara membedakan seekor ular itu berbisa atau tidak.
Dikutip dari jurnal berjudul Kasus Gigitan Ular Berbisa di Indonesia oleh Maula Haqul Dafa dan Slamet Suyanto, gigitan ular menyumbang kematian lebih dari 100.000 orang di seluruh dunia setiap tahun. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya: pertolongan pertama, akses ke rumah sakit, hingga tingkat bisa ular yang menggigit.
Dalam jurnal tersebut juga dijelaskan bahwa kasus kematian atas gigitan ular berbisa sebagian besar terjadi di daerah tropis dengan penduduk padat. Lantas bagaimana cara membedakan ular berbisa atau tidak? Berikut ini penjelasannya.
Bagaimana Cara Mengetahui Ular Berbisa atau Tidak Berbisa?
Ada beberapa ciri yang bisa dicatat untuk mengidentifikasi dan membedakan ular yang kita temui itu berbisa atau tidak. Dari bentuk ekor hingga warna tubuhnya, berikut ini beberapa perbedaan ular berbisa dan tidak berbisa yang dikutip dari laman Mahatma Gandhi Central University, laman Urban Jungle Wildlife Removal, dan jurnal berjudul Snake-Bite with Disseminated Intravascular Coagulation (DIC) and Stage II Hypertension oleh Hendra Subroto dan Leni Lismayanti.
1. Bentuk Ekor
Jika ekor ular tampak pipih dan lancip seperti tertekan dari sisi kiri-kanan, kemungkinan besar ular tersebut adalah ular berbisa. Sedangkan jika ekor ular pendek dan ujungnya bulat atau tumpul, kemungkinan besar itu adalah ular yang tidak berbisa.
Akan tetapi perlu dicatat, jika ada ular dengan ekor bulat dan silinder, ular tersebut bisa saja berbisa atau tidak berbisa. Dalam kasus ini, perlu mengamati ciri lain dari ular tersebut.
2. Sisik Ular
Langkah berikutnya yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi ular berbisa atau tidak adalah dengan memperhatikan sisik ventral atau sisik di daerah perutnya. Jika sisik ventralnya berukuran kecil dan tersebar di sepanjang perut, maka ular tersebut kemungkinan besar tidak berbisa. Contohnya ular garter.
Kemudian sisik ventral yang ukurannya besar tapi tidak menutupi seluruh lebar perut dan terdapat sisik-sisik kecil di ujung sisik ventral, ular tersebut cenderung tidak berbisa. Contohnya ular piton.
Lain halnya dengan ular yang memiliki sisik ventral lebar dan menutupi seluruh area perut, ular ini dapat berbisa dan tidak berbisa. Saat menemui ular ini, perlu memperhatikan ciri lainnya untuk menentukan ia berbisa atau tidak.
3. Bentuk Kepala
Secara umum, ular yang tidak berbisa biasanya memiliki bentuk kepala yang berbentuk segiempat panjang cenderung bulat sedangkan ular berbisa memiliki bentuk kepala yang cenderung lancip dan meruncing. Akan tetapi ada beberapa spesies ular yang memiliki kepala bulat namun berbisa mematikan, misalnya ular kobra dan ular karang.
4. Gigi Taring dan Bekas Gigitan
Ular yang berbisa biasanya memiliki dua gigi taring besar di rahang atas dan luka bekas gigitannya biasanya berbentuk dua titik luka gigitan utama. Sedangkan ular yang tidak berbisa biasanya memiliki gigi taring kecil dan bekas gigitannya biasanya hanya luka halus berbentuk lengkungan.
5. Pupil Mata Ular
Sebagian spesies ular berbisa memiliki pupil mata yang berbentuk vertikal, mirip dengan pupil mata yang dimiliki kucing. Sedangkan ular yang tidak berbisa biasanya memiliki pupil mata yang berbentuk bulat.
Kendati demikian, ada spesies ular berbisa yang memiliki pupil mata bulat yaitu ular karang. Lebih lanjut, walaupun ciri tersebut terbilang paling valid untuk mengidentifikasi ular berbisa, cara ini justru paling berbahaya karena harus memperhatikan ular dalam jarak yang sangat dekat.
Apa yang Terjadi Jika Kita Digigit Ular yang Tidak Berbisa?
Sebagaimana diketahui, gigitan ular berbisa dapat mengakibatkan berbagai efek yang tidak baik bagi tubuh manusia di mana kasus terburuknya adalah kematian. Akan tetapi apa jadinya jika kita digigit oleh ular yang tidak berbisa?
Walaupun tidak berbisa, ternyata ada beberapa efek samping yang dapat ditimbulkan oleh gigitan ular tidak berbisa. Dikutip dari laman Cleveland Clinic efek tersebut bervariasi tergantung jenis ular yang menggigit. Akan tetapi secara umum, dampak yang ditimbulkan adalah sebagai berikut:
1. Pembengkakan
Setelah digigit ular yang tidak berbisa, biasanya terjadi pembengkakan di area gigitan. Namun, pembengkakan ini umumnya tidak parah dan lebih ringan dibandingkan gigitan ular berbisa.
2. Perubahan warna kulit
Gigitan dari ular yang tidak berbisa dapat menyebabkan perubahan warna pada kulit di sekitar gigitan. Kulit mungkin menjadi merah atau lebih gelap dari warna kulit normal yang merupakan respons terhadap trauma fisik akibat gigitan.
3. Pendarahan di area gigitan
Gigitan ular yang tidak berbisa dapat menyebabkan sedikit pendarahan di tempat gigitan. Pendarahan ini biasanya minimal dan bisa berhenti dengan sendirinya.
Demikian informasi tentang perbedaan ular yang berbisa dan tidak berbisa lengkap dengan penjelasan apa yang terjadi jika kita digigit ular yang tidak berbisa. Semoga bermanfaat, Lur!
(sto/apu)