Di tengah terik musim kemarau yang melanda Pangandaran, para petani di Dusun Cihideung, Desa Ciganjeng, Kecamatan Padaherang, tidak tinggal diam. Mereka menemukan cara inovatif untuk tetap bertani dengan memanfaatkan lahan kering yang ada. Salah satu upaya mereka adalah dengan menanam mentimun.
Para petani yang tergabung dalam kelompok Mekar Bayu telah mengubah lahan tidur menjadi kebun timun yang subur. Meski baru berjalan dua bulan, mereka sudah merasakan panen raya.
"Awalnya berkumpul dengan teman-teman petani lainnya, karena lahan sawah saat ini tidak bisa ditanami padi karena kemarau dan tidak adanya sumber air yang bisa mengairi lahan persawahan dengan luas sekitar 60 hektare, makanya kami berinisiatif untuk menanam mentimun," kata Tahmo kepada detikJabar, Kamis (25/7/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tahmo menambahkan para petani bertujuan untuk memanfaatkan lahan tidur menjadi lahan produktif, tidak hanya bergantung pada penanaman padi saja.
"Untuk saat ini dengan lahan yang ditanami mentimun di luas lahan sekitar 300 bata atau 4200 meter persegi alhamdulillah bisa produktif," ucap Tahmo.
Menurutnya, untuk menanam mentimun tidak memerlukan air banyak seperti padi. Karenanya sumber air bisa memanfaatkan dari sumur.
"Untuk tanaman mentimun persediaan air masih tersedia tinggal menyedot dari sumur yang masih tersedia airnya. Lebih irit juga," ucapnya.
Hasil dari menanam mentimun selama satu bulan ini cukup memuaskan. Para petani di kampung tersebut berhasil menghasilkan satu kuintal mentimun. Dalam satu bulan, mereka bisa panen sekitar 3 ton. "Alhamdulillah dalam sebulan bisa panen 3 sampai 4 ton," katanya.
Harga timun saat ini masih terjangkau. Satu kilogramnya dijual seharga Rp 5.000. "Harganya cuma lima ribu saja dari petani ke warga, kalau ke pengepul lebih murah, empat ribu saja," tutup Tahmo.
(iqk/iqk)