Kisah Wanipah, Disabilitas yang Jadi Tulang Punggung Keluarga

Serba-serbi Warga

Kisah Wanipah, Disabilitas yang Jadi Tulang Punggung Keluarga

Fahmi Labibinajib - detikJabar
Senin, 22 Jul 2024 07:31 WIB
Wanipah, penyandang tunarungu dan wicara asal Cirebon.
Wanipah, penyandang tunarungu dan wicara asal Cirebon (Foto: Fahmi Labibinajib/detikJabar).
Cirebon -

Namanya Wanipah (40), penyandang tunarungu dan wicara sejak lahir. Meski dalam keterbatasan, tidak menyurutkan tekad Wanipah untuk tetap bekerja.

Dengan bantuan bahasa isyarat oleh Ketua Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia Jojo Suparjo, detikJabar berkesempatan berbincang dengan Wanipah.

Wanipah memaparkan, motivasinya untuk tetap bekerja adalah untuk mencari nafkah. Apalagi setelah suaminya yang juga seorang disabilitas berhenti bekerja, membuat Wanipah harus menjadi tulang punggung keluarga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ingin mencari nafkah, karena suami lagi nggak bekerja," tutur Wanipah dengan bahasa isyarat, Sabtu (20/7/2024).

Wanipah sendiri sudah puluhan tahun bekerja sebagai asisten rumah tangga atau ART. Wanipah memaparkan, menjadi ART sudah dilakoni sejak usianya masih belia. Meski kadang mengeluh, namun Wanipah selalu mencoba untuk tetap sabar.

ADVERTISEMENT

"Cari uangnya kan sendiri, jadi disabar-sabarin saja, mulai kerja mah sudah lama, dari SD, "tutur Wanipah.

Jojo yang sudah sejak lama kenal Wanipah menambahkan, meski seorang disabilitas, Wanipah dapat bekerja dengan baik sebagai seorang ART. Bahkan, lanjut Jojo, lewat menjadi ART secara otodidak Wanipah bisa menguasai kemampuan dalam membuat kue.

"Dia (Wanipah) segala jenis kue bisa dia buat, termasuk roti. Apapun pesanannya bisa dia kuasai. Majikanya juga bilang dia kerjanya baik, soalnya dia dari kecil sudah mulai bekerja," tutur Jojo.

Menurut Jojo, besar keinginan Wanipah untuk memiliki usaha kue sendiri. Namun, karena terbentur dengan modal, Wanipah harus tetap menjadi ART.

"Karena keterbatasan modal, sama pelatihan manajemen nya masih kurang. Jadi mungkin harus dipekerjakan bukan mandiri. Sekarang, pas saya main ke rumahnya, dia buat kuenya ke tempat kerjanya dulu, bukan buat di tempat sendiri," tutur Jojo.

Jojo memaparkan, meski dalam keterbatasan, sebenarnya penyandang disabilitas itu memiliki semangat yang tinggi. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa penyandang disabilitas juga bisa berdaya.

"Kan kadang-kadang imagenya disabilitas males, padahal cuman karena tidak punya kesempatan. Mereka aslinya bisa dan punya semangat untuk berdaya," tutur Jojo.

Tak hanya Wanipah, pekerja disabilitas lain yang punya semangat tinggi, adalah Sarim (41), penyandang disabilitas tunanetra. Sudah hampir dua belas tahun, Sarim menjadi seorang tukang pijat tunanetra.

Walaupun sudah cukup lama menjadi tukang pijat, ada banyak kendala yang dialami Sarim dalam bekerja, salah satunya persaingan antar tukang pijat lain yang bukan seorang disabilitas.

Meski begitu, Sarim tidak patah arang, bahkan kepada disabilitas di luar sana, Sarim berpesan, agar tetap semangat dan terus berkarya. "Tetap semangat terus berkarya," pungkas Sarim.




(mso/mso)


Hide Ads