Jabar Hari Ini: Jembatan Miring Bikin Was-was di Sukabumi

Jabar Hari Ini: Jembatan Miring Bikin Was-was di Sukabumi

Tim detikJabar - detikJabar
Selasa, 23 Jul 2024 22:00 WIB
Leni Sumarni (40) guru SDN Cibadak, Desa Neglasari, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi, saat melintasi jembatan miring Sungai Cikaso.
Leni Sumarni (40) guru SDN Cibadak, Desa Neglasari, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi, saat melintasi jembatan miring Sungai Cikaso. Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar
Bandung - Sejumlah peristiwa mewarnai pemberitaan di Jawa Barat (Jabar) hari ini, Selasa (23/7/2024). Mulai dari video viral jembatan miring di Sukabumi yang bikin was-was, hingga pengedar uang palsu ditangkap di Pangandaran.

Berikut rangkuman Jabar Hari Ini:

Viral Siswa-Warga Lewati Jembatan Miring di Sukabumi

Beberapa video beredar di media sosial dan aplikasi perpesanan memperlihatkan adegan miris saat sejumlah pelajar dan warga bergelantungan di sebuah jembatan yang kondisinya miring. Penelusuran detikJabar, peristiwa itu terjadi di wilayah Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi, setelah jembatan itu rusak akibat meluapnya aliran sungai yang terjadi pada 29 Juni 2024.

"Jembatan itu nyaris putus akibat banjir, luapan aliran sungai pada Sabtu 29 Juni kemarin. Jadi sudah hampir sebulan ini, warga, baik itu pelajar, petani, dan aktivitas umum terpaksa harus bergelantungan seperti itu," ungkap Suparman, tokoh masyarakat Kecamatan Lengkong kepada detikJabar, Senin (22/7/2024).

Parman tidak menampik, aktivitas berbahaya itu dijalani warga setiap hari. Selain miring, kondisi jembatan dengan sekitar 65 meter dan ketinggian dari permukaan air sekitar 1,5 meter itu kerap oleng ketika diterpa angin.

"Jelas berbahaya dan menantang maut, sementara aktivitas warga berjalan tiap hari. Tentunya ini diharapkan mendapat perhatian dari pemerintah agar secepatnya melakukan perbaikan. Masalahnya angin kencang juga menambah tantangan bagi mereka yang melintas, berbahaya," tutur Suparman.

Jembatan itu membentang di atas Sungai Cikaso dan menjadi penghubung antara Desa Neglasari, Kecamatan Lengkong dengan Desa Bantarpanjang, Kecamatan Jampangtengah, Kabupaten Sukabumi. Ade juga menegaskan pihaknya sudah melaporkan kondisi jembatan tersebut ke pimpinannya di Pemkab Sukabumi. Kendati begitu, ia juga berharap ada bantuan dari dermawan untuk memberikan bantuan pembangunan jembatan.

"Sudah dilaporkan ke tingkat kabupaten. Kami berharap juga ada bantuan dari dermawan atau komunitas apapun agar jembatan di Cigirang ini bisa dibangun kembali," ungkapnya.

Pantauan detikJabar di lokasi, salah satu sling baja penahan besi jembatan dalam keadaan putus menyisakan pijakan besi yang menggantung. Meskipun begitu, warga hingga pelajar terpaksa bergelantungan saat melintasi jembatan tersebut.

"Mau menyebrang lewat jembatan terpaksa, setiap hari lewat sini bergelantungan. Kalau bawa anak terpaksa lewat air nyeberang kalau enggk bawa anak lewat jembatan aja," kata Aisyah (35), warga Desa Bantar Panjang. Ia diantar suaminya usai berkebun di Desa Neglasari.

Aisyah mengaku, kerap dihantui ketakutan saat berada di ujung jembatan untuk melintas. Apalagi, jika air sungai naik yang membuat was-was saat melintas.

"Ada jalan lain, namun lebih jauh dan jalannya juga jelek. Saya barusan dari kebun, tiap hari ya melintas saja lewat sini karena enggak ada jalan lagi," sambung dia.

M Rafa Mubarok, pelajar kelas 1 SDN Cibadak, Desa Neglasari, Kecamatan Lengkong mengaku, sudah biasa melintasi jembatan tersebut. Meskipun begitu, ia berharap jembatan diperbaiki lagi.

"Sudah biasa melewati jembatan ini, kalau hujan terpaksa enggak lewat karena banjir. Tapi kadang masih takut kalau mau melewati jembatan ini," tuturnya.

Saat ditanya keinginannya, dengan polos ia berharap jembatan bisa diperbaiki kembali. "Mau dibagusin lagi," celetuknya.

Rafa tidak sendirian sejumlah pelajar sekolah dasar hingga Madrasah Diniyah menantang bahaya melintasi jembatan miring. Tidak hanya pijatan, tapi di bagian cengkraman juga dirasakan licin.

Kepala Dusun IV Neglasari Ruslan mengungkap, Jembatan Cikaso rusak akibat banjir pada 29 Juni silam. Pihaknya sendiri sudah berupaya mencari bantuan untuk proses perbaikan.

"Kondisi jembatan ini terjadinya di bulan Juni sudah satu bulan, berbagai upaya dari pemerintah Desa Neglasari dan Bantar Panjang sudah mengusulkan ini untuk ditindaklanjuti," kata Ruslan.

"Usulan dari desa berembug dua kades, kemudian disitu kami musyawarah untuk pagu anggaran desa 2024 kami alihkan ke situ. Namun tahapan itu sudah kami tempuh dan sedang di proses ini juga sudah masuk usulan prioritas, meskipun begitu kami juga berikhtiar dengan sowan ke beberapa relawan, jawabannya di Juli atau Agustus," sambung Ruslan menjelaskan.

Ruslan menceritakan ada lebih dari 60 Kepala Keluarga (KK) yang melintasi jembatan tersebut. Selain petani juga para pelajar dan akses lintasan umum lainnya.

"Jumlah KK yang melintas ini ada 60 KK yang sering menyebrang mayoritas petani, termasuk anak sekolah PAUD, MD, SD dari Jampang Tengah juga ada dari SMP, SMK. Usia jembatan awalnya bambu kemudian tahun 2015 dibangun jembatan gantung ini," pungkasnya.

Bangunan Sekolah di Tasikmalaya Ambruk

Rencana anak-anak Raudhlatul Athfal (RA) Muhammad Ramdan untuk merayakan momen Hari Anak Nasional di sekolahnya batal. Bangunan sekolah mereka yang berlokasi di Jalan Kutaresik Kelurahan Panyingkiran Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya, persis di belakang Gedung DPRD Kota Tasikmalaya itu tiba-tiba ambruk, Selasa (23/7/2024) pagi.

Penyebab bangunan sekolah itu sudah lapuk dimakan usia. Beruntung saat bagian atap bangunan itu ambruk, tak ada kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut. "Kejadiannya sekitar jam 6 pagi," kata Kepala RA Muhammad Ramdan, Ana Yuliana.

Dia mengatakan, gedung sekolah itu selama ini masih digunakan. Bahkan Senin kemarin kegiatan belajar mengajar masih berlangsung. "Senin kemarin juga masih digunakan, sedang MPLS (masa pengenalan lingkungan sekolah)," kata Ana.

Dia memaparkan sedianya hari ini di sekolahnya akan dihelat acara untuk memeriahkan Hari Anak Nasional, namun terpaksa diurungkan karena kondisi tak memungkinkan.

"Iya momen hari anak, tadinya kita mau merayakan di sekolah, tapi karena kejadian ini ya nggak jadi, sekolah diliburkan," kata Ana.

Sebelum ambruk, Ana mengatakan, kondisi bangunan sudah terlihat condong. Selain itu kerap ditemui pula serpihan pasir yang berasal dari bagian atas bangunan.

"Tembok memang agak condong keluar, retak. Setiap hari ada saja seperti pasir yang jatuh, dan kayu yang jatuh. Hanya kita tak menyadari akan roboh," kata Ana.

Atas kejadian itu, Ana mengaku belum berniat untuk mengungsi atau memindahkan kegiatan belajar mengajar. "Rencana mau mendirikan tenda darurat, tidak mengungsi," kata Ana seraya mengatakan jumlah total siswa sebanyak 24 orang.

Erik Yowanda petugas BPBD Kota Tasikmalaya mengatakan hendak mendirikan tenda darurat agar kegiatan belajar mengajar masih bisa berjalan. "Idealnya memang harus segera direnovasi, tapi soal tenda bisa kami fasilitasi, nanti kita pasang," kata Erik.

Dia membenarkan kondisi bangunan sudah lapuk dimakan usia, sehingga tanpa angin tanpa hujan bangunan ambruk. "Menurut informasi ini bangunan tahun 70-an, jadi memang sudah lapuk," kata Erik.

Ono Surono-Bima Arya Disiapkan untuk Pendamping RK

Partai Golkar telah menyiapkan sejumlah nama untuk dijadikan pendamping bagi Ridwan Kamil di Pilgub Jabar. Meski belum diputuskan, namun Ridwan Kamil berpeluang besar maju kembali di Jabar untuk periode kedua.

Ketua DPP Partai Golkar Bidang Pemenangan Pemilu Wilayah Jawa 1 MQ Iswara mengatakan, Golkar sudah menjalin komunikasi secara intens dengan beberapa partai lain terkait Pilgub Jabar. Dari komunikasi itu, muncul nama-nama yang berpotensi mendampingi RK.

"Kita berkomunikasi dengan hampir semua partai dan beberapa partai itu secara eksplisit menyodorkan nama, jika RK menjadi calon gubernur dari Golkar mereka menawarkan atau mengusulkan wakilnya," kata Iswara, Selasa (23/7/2024).

Iswara mengungkap, ada lima nama yang sedang dipertimbangkan untuk disandingkan dengan Ridwan Kamil. Kelima nama itu ialah Ono Surono, Uu Ruzhanul Ulum, Bima Arya, Desy Ratnasari hingga Haru Suandharu.

Menurutnya, lima nama itu akan disimulasikan dalam survei internal yang dilakukan Golkar dalam waktu dekat. Nantinya, pasangan yang memiliki elektabilitas paling tinggi berpotensi untuk diusung.

"Semua kita simulasikan nama-namanya, sebagai salah satu parameter, nanti kita lihat pasangan mana yang elektabilitasnya paling tinggi, siapa saja koalisi partainya dan tentunya juga yang punya chemistry dengan Kang Emil," ungkapnya.

"Tentunya ini menjadi bahan pertimbangan kita," imbuh Iswara.

Lebih lanjut, Iswara menuturkan, Partai Golkar telah mengeluarkan 10 Surat Keputusan (SK) untuk pasangan Cagub dan Cawagub di Pilkada serentak 2024. Namun dari 10 itu, belum ada keputusan untuk Cagub di Jawa Barat.

"Kemarin kita baru saja mengeluarkan 10 SK dari DPP Partai Golkar untuk 10 pasangan cagub dan cawagub, kemudian untuk kabupaten kota kita mengeluarkan 21 SK, 6 surat instruksi dan 1 surat tugas. Surat tugas itu untuk Kapolda Jateng Pak Ahmad Lutfi," tuturnya.

"Jadi dari 10 itu, memang Jawa Barat belum masuk. Jadi sampai hari ini artinya di Jawa Barat masih Pak Ridwan Kamil sebagai Bakal Calon Gubernur yang akan diusung," sambungnya.

Meski belum diputuskan, namun peluang RK kembali maju di Pilgub Jabar sangat besar. Iswara juga menjelaskan alasan Golkar masih belum menentukan siapa yang diusung di Pilgub Jabar nanti.

Menurutnya, Golkar masih harus menunggu hasil survei terkait Pilgub Jabar. Jika hasil survei itu keluar, baru pihaknya melaporkan hasilnya kepada Ketua Umum Airlangga Hartarto untuk memutuskan siapa yang akan diusung di Pilgub Jabar.

"Jadi insyaallah tahapan ini sedang berlangsung, begitu survei keluar tentunya kami akan laporkan kepada ketua umum dan tim pilkada pusat untuk segera diputuskan, siapa yang nanti akan diputuskan di Jawa Barat untuk menjadi calon gubernur," tutup Iswara.

5 Jemaah Haji asal Jabar Masih Dirawat di Tanah Suci

Proses pemulangan jemaah haji asal Jawa Barat telah rampung. Sebanyak 93 kloter jemaah sudah tiba di Indonesia sejak beberapa hari lalu. Namun, masih ada 5 jemaah lagi yang tertinggal di Arab Saudi karena sakit.

Kabid Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Jabar Boy Hari Novian mengatakan, 5 jemaah yang sakit itu masih menjalani proses perawatan di rumah sakit.

"Masih ada yang tertinggal di Arab Saudi karena sakit, dirawat di rumah sakit jadi belum bisa dipulangkan karena kesehatan tidak memungkinkan (untuk dipulangkan), itu ada lima (jemaah)," kata Boy saat dihubungi, Selasa (23/7/2024).

"Satu di Madinah, empat di Mekkah (jemaah yang sakit)," imbuhnya.

Boy menerangkan, pihak Kementerian Agama masih terus mendampingi kelima jemaah yang sakit tersebut. Menurutnya, petugas selalu mengecek kondisi jemaah yang sakit itu secara rutin setiap hari. Kelimanya kata Boy akan dipulangkan setelah kondisi kesehatannya membaik.

"Akan dipulangkan setelah sembuh dan dianggap layak terbang. Itu semua masih tanggungan maskapai, masih ditanggung oleh Saudi Airline jadi semua kepulangan mereka siapkan," jelasnya.

Boy menuturkan, dari 93 kloter sudah tiba di tanah air, jumlah jemaah haji yang tiba mencapai 40.473 jemaah baik dari embarkasi Bekasi (JKS) maupun embarkasi Kertajati (KJT).

Lebih lanjut, Boy menyebut ada 69 jemaah haji (41 di JKS dan 28 di KJT) yang meninggal di tanah suci dalam pelaksanaan ibadah haji tahun 2024 ini. Menurutnya, jumlah itu menurun 60 persen dibanding tahun 2023 lalu.

"Untuk tahun ini 69 (yang meninggal), itu turun 60 persen dari tahun lalu," ucap Boy.

Menurutnya, jemaah haji yang meninggal mayoritas memiliki penyakit bawaan alias komorbid. Boy mengatakan, kepada keluarga jemaah haji yang meninggal dunia, Kemenag sudah menyerahkan asuransi beserta seluruh barang bawaannya.

"(Diberikan) asuransi pembiayaan biaya haji tahun, terus juga kita tetap bagikan air zam-zam, peralatan koper-kopernya segala macam kita serahkan ke pihak keluarga," tutup Boy.

Pengedar Upal Ditangkap Saat Ngopi di Pangandaran

WH (65) dan SJ (47), dua warga asal Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, ditangkap saat akan mengedarkan uang palsu (upal). Mereka diringkus saat asyik ngopi di pesisir Pantai Timur Pangandaran pada Minggu (21/7/2024) pukul 09.00 WIB.

Kapolres Pangandaran AKBP Mujianto mengatakan Satreskrim Polres Pangandaran telah mengamankan kedua pelaku pengedar upal. Mereka mengedarkan uang dengan cara cash on delivery (COD) di warung kopi.

"Kedua pelaku itu berinisial WH dan SJ yang sama-sama warga Kalipucang. Mereka diamankan saat ketahuan akan transaksi upal ke salah satu orang," ucap Mujianto, Selasa (23/7/2024).

Menurutnya, kasus tersebut terungkap karena ada laporan masyarakat yang melihat ada transaksi mencurigakan. "Awal terungkapnya berdasarkan laporan beberapa kali dari warga di warung tersebut menjadi lokasi transaksi uang palsu, " katanya.

Ia mengatakan upal itu akan dijualbelikan di wilayah Kabupaten Pangandaran. Adapun nominal uang yang diamankan sejumlah Rp 30 juta dengan pecahan Rp 100 ribu berjumlah 303 lembar.

"Pelaku mendapatkan uang dari saudara TN yang masih dalam pencarian. Uang palsu senilai Rp 30 juta itu dibeli dengan harga Rp 10 juta," ucapnya.

Mujianto mengimbau kepada masyarakat agar terus hati-hati dan dapat membedakan uang asli dan palsu dengan cara diraba, diterawang, atau paling mudah dibandingkan dengan uang asli.

Saat diwawancara detikJabar, WH mengaku terpaksa melakukan hal tersebut karena kebutuhan ekonomi. Namun ia berkilah awalnya tak tahu jika yang dilakukan bersama temannya adalah mengedarkan uang palsu.

"Awalnya saya nggak tahu kalau itu uang palsu," ucapnya.

Sementara itu, para pelaku terancam pasal 36 ayat (2) dan 3 UU No. 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang dengan ancaman pidana minimal 10 tahun penjara dan maksimal 15 tahun penjara. (ral/sud)



Hide Ads