Momen Menegangkan Warga-Pelajar Bergelantungan di Jembatan Miring Sukabumi

Momen Menegangkan Warga-Pelajar Bergelantungan di Jembatan Miring Sukabumi

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Selasa, 23 Jul 2024 15:30 WIB
Warga harus meniti jembatan miring di Sukabumi..
Warga harus meniti jembatan miring di Sukabumi (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar).
Sukabumi -

Warga dua kecamatan di Kabupaten Sukabumi terpaksa bergelantungan melintasi jembatan yang nyaris putus akibat banjir bandang yang terjadi pada 29 Juni 2024 silam. Kondisi jembatan itu kini dalam keadaan miring.

Pantauan detikJabar di lokasi, salah satu sling baja penahan besi jembatan dalam keadaan putus menyisakan pijakan besi yang menggantung. Meskipun begitu, warga hingga pelajar terpaksa bergelantungan saat melintasi jembatan tersebut.

Sekadar diketahui, jembatan itu membentang sepanjang 35 meter melintasi aliran Sungai Cikaso. Menghubungkan Desa Neglasari, Kecamatan Lengkong menuju Desa Bantar Panjang, Kecamatan Jampang Tengah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mau menyebrang lewat jembatan terpaksa, setiap hari lewat sini bergelantungan. Kalau bawa anak terpaksa lewat air nyeberang kalau enggk bawa anak lewat jembatan aja," kata Aisyah (35), warga Desa Bantar Panjang ia diantar suaminya usai berkebun di Desa Neglasari, Selasa (23/7/2024).

Aisyah mengaku, kerap dihantui ketakutan saat berada di ujung jembatan untuk melintas.

ADVERTISEMENT

"Perasaan takut banget apalagi kalau airnya besar, kalau sekarang enggak karena airnya sedang surut. Perasaan deg-degan aja, pasti takut," tuturnya.

"Ada jalan lain, namun lebih jauh dan jalannya juga jelek. Saya barusan dari kebun, tiap hari ya melintas saja lewat sini karena enggak ada jalan lagi," sambung dia.

M Rafa Mubarok, pelajar kelas 1 SDN Cibadak, Desa Neglasari, Kecamatan Lengkong mengaku, sudah biasa melintasi jembatan tersebut. Meskipun begitu, ia berharap jembatan diperbaiki lagi.

"Sudah biasa melewati jembatan ini, kalau hujan terpaksa enggak lewat karena banjir. Tapi kadang masih takut kalau mau melewati jembatan ini," tuturnya.

Saat ditanya keinginannya, dengan polos ia berharap jembatan bisa diperbaiki kembali. "Mau dibagusin lagi," celetuknya.

Rafa tidak sendirian sejumlah pelajar sekolah dasar hingga Madrasah Diniyah menantang bahaya melintasi jembatan miring. Tidak hanya pijatan, tapi di bagian cengkraman juga dirasakan licin.

Kepala Dusun IV Neglasari Ruslan mengungkap, Jembatan Cikaso rusak akibat banjir pada 29 Juni silam. Pihaknya sendiri sudah berupaya mencari bantuan untuk proses perbaikan.

"Kondisi jembatan ini terjadinya di bulan Juni sudah satu bulan, berbagai upaya dari pemerintah Desa Neglasari dan Bantar Panjang sudah mengusulkan ini untuk ditindaklanjuti," kata Ruslan.

"Usulan dari desa berembug dua kades, kemudian disitu kami musyawarah untuk pagu anggaran desa 2024 kami alihkan ke situ. Namun tahapan itu sudah kami tempuh dan sedang di proses ini juga sudah masuk usulan prioritas, meskipun begitu kami juga berikhtiar dengan sowan ke beberapa relawan, jawabannya di Juli atau Agustus," sambung Ruslan menjelaskan.

Ruslan menceritakan ada lebih dari 60 Kepala Keluarga (KK) yang melintasi jembatan tersebut. Selain petani juga para pelajar dan akses lintasan umum lainnya.

"Jumlah KK yang melintas ini ada 60 KK yang sering menyebrang mayoritas petani, termasuk anak sekolah PAUD, MD, SD dari Jampang Tengah juga ada dari SMP, SMK. Usia jembatan awalnya bambu kemudian tahun 2015 dibangun jembatan gantung ini," pungkasnya.




(sya/mso)


Hide Ads