Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat hari ini, Senin (24/6/2024) dari mulai 70 paku bersarang di perut pria Indramayu hingga penangkapan babi hutan di Kabupaten Sukabumi.
Berikut rangkuman nya:
70 Butir Paku Berkarat Bersarang di Lambung Pria Indramayu
Sedikitnya ada 70 butir paku ukuran variasi bersarang di lambung seorang warga di Kabupaten Indramayu. Beberapa butir di antaranya sudah berkarat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah dilakukan operasi selama kurang lebih 2 jam pada Sabtu (22/6) kemarin, beberapa paku yang ada di lambung pasien di antaranya sudah berkarat. Rata-rata, ukuran paku mencapai 4 hingga 7 sentimeter.
"Kondisinya pada saat itu memang sudah berkarat dan kondisinya sudah berkumpul menjadi satu di dalam lambung," kata Direktur RSUD Indramayu, dokter Deden Bonni Koswara hari ini.
Deden menduga, pasien yang juga termasuk orang dalam gangguan jiwa itu tidak memakan paku secara bersamaan. Melainkan selama kurun waktu satu tahun belakangan pasien diduga sudah mengkonsumsi benda tajam tersebut.
"Kalau kami lihat sih itu sudah berlangsung lama ya dalam artian dia tidak makan sekaligus ya bertahap," katanya.
"Antara sekitar empat sampai lima ya ukuran segini. Paling banyak lima sampai tujuh sentimeter lah," tambahnya.
Deden mengungkapkan, puluhan butir paku itu diketahui bersarang di dalam lambung pasien. Bahkan kecil kemungkinan kata Deden, paku tersebut keluar bersamaan dengan kotoran pasien.
"Karena paku ukurannya besar ya tidak dimungkinkan ya (keluar dari anus)," ucapnya.
Tak hanya paku, selama operasi sejumlah benda tajam lainnya seperti jarum pentul juga ditemukan dalam tubuh pasien. Bahkan, jarum itu sudah berada di dalam usus bagian bawah.
"Tapi kalau jarum pentul ada juga ditemukan di usus bagian bawah. Kalau dilihat dari imagine-nya ada sekitar dua ya di bawahnya," lanjutnya.
Bersyukur, operasi tersebut berjalan lancar dan puluhan butir paku berhasil diangkat. "Operasi dilakukan hari Sabtu ya sekarang dirawat di ruang Manalagi 1 dan kondisinya baik," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan seorang warga di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat harus menjalani operasi usai diketahui menelan paku secara sengaja. Sebanyak 70 buah paku dan beberapa jarum yang bersarang di tubuh orang dengan gangguan jiwa itu berhasil di angkat.
Direktur RSUD Indramayu, dokter Deden Bonni Koswara mengatakan, awalnya laki-laki berinisial SH (22) warga Kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu itu dibawa keluarganya untuk dilakukan pemeriksaan kejiwaan. Namun, dalam perawatannya, tim medis dari RSUD Indramayu menemukan adanya gejala lain yang dialami pasien.
"Ini adalah pasien orang dengan gangguan jiwa pertama kali dirawat di ruangan Malgova yaitu khusus ODGJ. Kemudian pada saat dokter spesialis kejiwaan kami dokter Tini melakukan anamnesia didapatkan bahwa pasien ini juga pasien ini juga terdapat keluhan. Ada mual, sering sakit perut," ujarnya.
Sidang Ditunda Akibat Polda Jabar Tak Datang di Praperadilan Pegi!
Sidang praperadilan yang dilayangkan Pegi Setiawan yang akan digelar di Pengadilan Negeri (PN) Bandung hari ini ditunda. Sidang ditunda akibat pihak termohon dari Polda Jawa Barat tak datang ke persidangan.
Tim kuasa hukum Pegi merasa kecewa berat. Niat mereka menguji penetapan tersangka atas kasus Vina Cirebon belum membuahkan hasil karena pihak Polda Jabar tak hadir dalam sidang tersebut.
"Karena jauh-jauh hari, bahkan kami melihat di pemberitaan, sudah disampaikan pihak termohon (Polda Jabar) itu sudah akan menyiapkan para tim yang akan menghadapi praperadilan. Tapi sampai hari sidang, ternyata pihak termohon tidak juga hadir ataupun diwakili kuasanya," kata pengacara Pegi, Insank Nasruddin di PN Bandung, Jalan LRRE Marthadinata, Kota Bandung, Senin (24/6).
Dia menduga jika Polda Jabar ingin mengulur sidang praperadilan agar nantinya gugur dengan sendirinya di persidangan. Menurutnya, Polda Jabar ingin mempercepat tahapan penyerahan berkas perkara Pegi Setiawan supaya praperadilan tersebut gugur.
"Dengan ditunda gini ada apa, kami duga memang mau dipakai cara-cara klasik. Jadi sudah masuk permohonan kami, sengaja ini mau dipercepat supaya P21. Apakah seperti ini, ini sama saja memaksakan situasi. Padahal kami hadir untuk menguji, menguji bukan keinginan kami tapi keinginan hukum," ungkapnya.
"Kami menilai ini ada kesengajaan supaya praperadilan ini gugur dan maju ke sidang pokok perkara. Jangan buat publik janggal, ini kan bisa menghilangkan hak tersangka. Saya warning, kalau sampai perkara praperadilan ini gugur dan P21, kita patut duga semakin janggal perkara ini," terangnya.
Juru Bicara PN Bandung Dal Yusra menernagkan, pihaknya sudah melayangkan pemanggilan ke Polda Jabar untuk sidang praperadilan tersebut. Namun, pihak penyidik tak hadir tanpa memberikan penjelasan.
"Panggilannya sudah diterima oleh pihak termohon. Itu alasan tidak hadir saya tidak tahu. Makanya ditunda satu minggu," terang pria yang karib disapa Idal itu.
Sidang praperadilan Pegi Setiawan akan dilanjut kembali pada 1 Juli 2024. Jika sidang selanjutnya Polda Jabar tak hadir, praperadilan akan tetap dilanjutkan meski tidak dihadiri penyidik kepolisian.
Tengkorak Manusia Ditemukan di Perkebunan Sukabumi
Tengkorak manusia ditemukan di area kebun kosong di salah satu perumahan di Kampung Cioray, Desa Bojongharja, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi. Kejadian tersebut mengegerakan warga sekitar.
Sekdes Bojongharja Hidayat mengatakan, tengkorak itu ditemukan oleh warga yang tengah membersihkan area tersebut, Minggu (23/6) sekitar pukul 15.00 WIB. Namun karena ketakutan, warga tersebut baru mengabarkan temuan itu pada pagi tadi.
"Ditemukannya kemarin sore, tapi oleh warga ini baru dikabarkan pagi tadi itu pun ramai di grup desa. Saya langsung mengecek ke lokasi ternyata benar itu tengkorak manusia," kata Taufik kepada detikJabar.
Taufik mengungkapkan, warga yang menemukan tengkorak itu sempat ketakutan sebelum akhirnya memberi kabar ke ketua RT dan RW setempat.
"Dia masih trauma, saat saya tanya juga belum menjelaskan bagaimana kronologi saat menemukan tengkorak. Dia hanya bilang sedang ngarit, posisi tengkorak itu sekarang sudah dibawa oleh polisi ke rumah sakit," ungkap Taufik.
Tengkorak itu ditemukan tepatnya di RW 2 belakang pabrik sepatu. Area tanah masuk ke kawasan perumahan. Taufik menceritakan pihaknya langsung melapor ke polisi begitu mengetahui kabar itu. Diduga tengkorak itu berjenis kelamin perempuan.
"Lokasi tanah masuk ke area perumahan, saya langsung konfirmasi laporan ke polsek. Sambil meluncur ke TKP saya lihat lokasinya memang agak ke dalam, kalau dilihat di pakaian, sepertinya jenis kelamin perempuan," jelasnya.
Taufik langsung mencoba mencari informasi terkait status atau identitas tengkorak. Warga mengaku tidak mengenali dan tidak ada laporan kehilangan keluarga.
"Nggak ada saya nanya ke warga di sekitar situ enggak ada yang kehilangan. Usianya dewasa, kalau dari pakaiannya itu pakaian training," pungkas Taufik.
Detik-detik Penangkapan Babi Hutan di Sukabumi
Warga Kampung/Desa Sundawenang, Kecamatan Parungkuda, Kabupaten Sukabumi diteror babi hutan bertaring. Babi berukuran besar itu akhirnya berhasil ditangkap hidup-hidup oleh warga.
Tiga pemburu dan belasan ekor anjing mengepung pelarian si babi hutan. Sebuah jaring membuat hewan liar itu tidak berkutik.
"Babi itu diburu oleh tiga orang pemburu dan 12 ekor anjing. Ditangkap di dalam kebun bambu, ketika anjing turun dia lari ke jalan raya dan terperangkap jaring kawat," kata Hendi warga setempat kepada detikJabar hari ini.
Menurut Hendi, para pemburu kemudian mengikat babi hutan itu dengan kayu panjang. Ke empat kakinya diikat. "Kondisinya masih hidup, dibawa ke Cibadak," imbuh Hendi.
Salah seorang pemburu mengaku dimintai tolong oleh warga untuk menangkap babi tersebut. Ia kemudian bersama teman-temannya langsung mendatangi lokasi.
"Tadi itu sekitar 1 jam ya kita kejar dibantu warga juga mengepung hewan itu. Sampai akhirnya bisa tertangkap," ungkap Abi Saepul (50), salah seorang pemburu.
Menurut Abi, babi tersebut diduga bisa turun ke permukiman karena kelaparan dan mencari makan.
"Kemungkinan turun dari kawasan perbukitan lalu ke permukiman. Ini meresahkan karena merusak kebun warga, berbahaya juga," ujarnya.
Kemunculan babi hutan itu terjadi secara tiba-tiba karena tejatuh dan menjebol plafon kios warga yang berjualan di pinggir jalan raya. Sontak kejadian itu membuat warga panik, hingga hari ini babi tersebut masih berkeliaran di sekitar lokasi kejadian.
"Jadi babi itu tiba-tiba jatuh dari atas, untungnya saat kejadian tidak terlalu banyak warga. Jadi dia jatuh menjebol plafon dan terjatuh di atas bangku kayu sampai patah," kata Hendi warga.
Macan Tutul Gunung Sawal Teror Warga Ciamis
Macan Tutul diduga turun dari Gunung Sawal, kejadian itu membuat warga Desa Cikupa, Kecamatan Lumbung dan Desa Talagasari, Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis resah.
Kemunculan macan tutul ke permukiman warga terjadi selama 5 hari lalu. Menurut informasi, macan tutul tersebut diduga memangsa 5 kucing peliharaan warga.
Kasi Ekbang Desa Cikupa Dodi membenarkan adanya macan tutul yang turun ke permukiman warga. Sedikitnya 5 kucing milik warga telah dimangsa.
"Malam Sabtu dan Minggu warga kehilangan 5 kucing diduga dimangsa macan itu," ujar Dodi hari ini.
Kemunculan macan tutul ke permukiman dilihat oleh warga saat pulang menyadap pohon aren. Warga pun langsung lari karena Ketakutan, beruntung macan itu tidak mengejar.
Adanya teror macan tutul itu, warga kini melakukan penjagaan dengan ronda malam. Supaya macan tersebut tidak masuk ke permukiman dan kembali ke hutan.
Pihak desa pun telah melaporkan kemunculan satwa buas yang dilindungi itu ke Bidang KSDA wilayah Ciamis. Tujuannya supaya ada upaya-upaya yang dilakukan supaya macan tidak masuk ke permukiman warga.
"Sudah dilaporkan, dua hari kemarin sudah melakukan penghalauan. Semoga tidak kembali turun," jelasnya.
Terpisah Staf Bidang KSDA wilayah Ciamis Asep Wawan membenarkan adanya teror macan tutul tersebut. Pada hari Sabtu (22/6) lalu. Bidang KSDA Ciamis mendapat laporan dari masyarakat.
Pada hari itu juga, petugas lapangan dari Resort Gunung Sawal BKSDA Ciamis langsung melakukan penghalauan. Petugas dibantu masyarakat dan aparat setempat patroli berkeliling di beberapa titik. Bahkan penghalauan dilakukan dengan menggunakan lodong atau meriam bambu. Suara dari meriam bambu itu bisa membuat macan menjauh dan kembali ke habitatnya.
"Hari Sabtu mendapat laporan dari petugas lapangan. Sekarang masih siaga di sana melakukan penghalauan sampai malam. Penghalauan juga mengunakan lodong," ucapnya.
Asep menyebut, setelah adanya penghalauan tersebut belum ada lagi laporan macan tutul tersebut masuk ke permukiman. Meski demikian. "Hari ini juga petugas masih di sana melakukan patroli," pungkasnya.
Kepala Resort Gunung Sawal BKSDA Ciamis Rendi Herdian mengatakan menurut laporan warga, macan itu muncul di Dusun Cikupa Desa Cikupa Kecamatan Lumbung, Ciamis.
"Info dari warga memangsa binatang peliharaan kucing. BKSDA coba melakukan penghalauan semalam. Memberikan karbit pada warga dan perondaan. Semoga tidak turun lagi. Hari ini juga sudah patroli di Sukamaju," pungkasnya.