Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat terus berupaya mengurangi dan mengantisipasi sampah yang ada di wilayah Sungai Citarum. Termasuk dengan adanya usulan memasang jaring di tiap desa yang teraliri Sungai Citarum.
Pj Gubernur Jabar, Bey Machmudin mengatakan permasalahan sampah harus bisa selesai dari rumah masing-masing. Sehingga tidak ada sampah yang dibuang sembarangan.
"Tadi ada usulan kalau anggaran cukup, kita perdesa (pasang) jaring saja, kita blok dengan jaring. Jadi ketahuan siapa nih yang buang sampah," ujar Bey, selepas kegiatan peringatan Hari Lingkungan Hidup, di Sektor 8 Citarum Harum, Desa Nanjung, Margaasih, Kamis (20/6/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pemasangan jaring itu akan dilakukan di dari hulu ke hilir Sungai Citarum. Sehingga, sampah yang menumpuk bisa ketahuan datang dari mana.
"Jadi misalnya per desa, di desa A diblok, di B diblok. Karena sekarang setiap mereka, jadi ada sektor 6 itu dia di blok di ujungnya dan keluhan masyarakat mengarahnya itu yang di atas sampahnya," katanya.
Bey menyebutkan permasalahan sampah jangan sampai seperti yang viral di Sumedang beberapa waktu lalu. Makanya dirinya meminta masyarakat harus disiplin.
"Kalau enggak tuh kaya dimana sampahnya kita angkat balikin ke rumahnya masing-masing biar ada sanksi sosialnya, tapi ya engga lah gak mungkin. Yang penting tahu di desa, itu ternyata tahu dan jangan buang sampah," jelasnya.
Bey menginginkan masyarakat bisa mengubah prilaku dalam membuang sampah. Menurutnya kecanggihan alat pun tak akan mampu membereskan sampah.
"Jadi seberapa canggih alat pengelola sampah tapi masyarakat tidak mengubah pola pikir, perilaku membuang sampah itu akan percuma. Karena pasti keinginan membuang sampah sembaranag itu selalu ada kalau tidak mulai dari diri kita sendiri," bebernya.
Pihaknya mengungkapkan permasalahan sampah yang terjadi di Jembatan BBS. Hal tersebut diketahui setelah melakukan diskusi dengan berbagai dan sektor Satgas Citarum Harum.
"Tadi juga kami bertemu dengan Dansektor bahwa sampah-sampah yang muncul di Jembatan BBS itu adalah sampah yang lama, bukan sampah baru," tegasnya.
"Jadi artinya pola pikir yang salah itu sudah lama terjadi dan kita harus mulai dari sekarang. Jadi kita jadikan momentum hari lingkungan hidup ini sebagai perubahan perilaku kita semua," pungkasnya.
(yum/yum)