Pilu Ledakan Pipa PDAM Porak-porandakan Pemukiman di Bandung

Round-Up Sepekan

Pilu Ledakan Pipa PDAM Porak-porandakan Pemukiman di Bandung

Tim detikJabar - detikJabar
Minggu, 09 Jun 2024 17:30 WIB
Pipa PDAM di Kota Bandung pecah.
Pipa PDAM pecah di Kota Bandung (Foto: Anindyadevi Aurellia/detikJabar).
Bandung -

Duka menyelimuti warga di Jalan Cibangkong Lor, RT 01 RW 5, Batununggal, Maleer, Kota Bandung. Pipa yang melintang di bawah bangunan tempat tinggal mereka, pecah dan meluluhlantakkan pemukiman padat penduduk itu pada Rabu (5/6/2024) sore.

Kepala Bidang Penanggulangan Bencana pada Diskar PB Kota Bandung Dian Rudiyanto menjelaskan, pada Rabu (5/6/2024) pukul 15.30 WIB, terjadi ledakan dari pipa milik PDAM yang kemudian membuat air keluar deras. Kucuran air yang deras itu membuat sejumlah rumah warga kebanjiran dan sebanyak dua rumah ambles dengan tanah.

"Terjadi ledakan pukul 15.30 WIB, kemudian pembersihan rumah dibantu warga. Ada rumah Pak Bambang dan tetangganya yang roboh, kemudian warga langsung menghubungi ke emergency call dan kita proses," ucap Dian saat ditemui di lokasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam semalam, dua rumah warga rusak parah dan ambles dengan tanah. Rumah itu ialah milik keluarga Rida Marlina Situmorang (47), dan keluarga Bambang Suhermanto (62).

Rida menceritakan, sore itu sekitar pukul 15.45 WIB, mendengar suara pecahan dari pipa. Suara itu kemudian diikuti dengan semburan air yang meruntuhkan rumahnya.

ADVERTISEMENT

Rida kaget bukan main, dalam sekejap air deras membanjiri rumahnya dan warga yang lain, hingga akhirnya rumahnya ikut ambles dengan tanah.

"Saya tiba-tiba kaget, baru keluar dari rumah atap saya 'bruk!' hancur. Saya lihat itu pipa PDAM nya pecah, pas depan rumah saya. Saya juga takut, pingin kabur, tiba-tiba keluar kayak air pancuran ke atas, kejadiannya sekitar jam setengah empat," ceritanya sambil berlinang air mata.

Setelahnya, air keluar deras dari pipa hingga menggenangi 93 rumah warga lainnya. Sementara rumah Rida dan tetangga sebelahnya, Bambang, hancur tak bersisa.

Sementara itu Bambang Suhermanto (62), tetangga Sri mengatakan, sekitar habis Ashar mendengar, suara pecahan pipa yang kemudian diikuti dengan kucuran air yang tinggi dan deras. Hanya butuh waktu kurang lebih 20 menit, rumahnya perlahan ambles bersama dengan tanah.

"Sebenarnya pipa PDAM melintang di depan rumah, pecahnya di sebelah saya persis. Saya dengar ada suara pecah, langsung keluar saya. Langsung rumah ambruk semua, ada muncrat air setinggi mungkin satu meter, deras," ucap Bambang.

"20 menitan 30 menit, mulai ambles rumah saya. Rel ini nggak aktif, ini juga ambles tanahnya," sambung dia sambil menunjukkan rel di depan rumahnya.

Derasnya air dari pipa PDAM yang jebol kemudian sampai merubuhkan kirmir sungai. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.

Pada malam itu juga, Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin meninjau lokasi kejadian dengan didampingi Dirut Perumda Tirtawening, Sonny Salimi. Setelah melakukan peninjauan, ia memastikan bahwa PDAM bakal cepat membereskan pipa yang pecah tersebut.

"Ada pipa PDAM yang jebol, jalurnya itu dari Cikalong, Pangalengan ke Badak Singa, PDAM. Ini PDAM langsung respon dengan cepat, peninjauan malam ini juga. Pengerjaannya itu tiga hari, tapi pertama kan harus dibersihkan dulu, kalau pekerjaan secara penyambungan pipanya, tiga hari," ucap Bey setelah peninjauan.

Sementara itu Sonny mengatakan, musibah itu juga memengaruhi aliran air ke Kota Bandung. Sonny menjelaskan jika mulanya aliran air sebanyak 1.400 liter/detik, kini kuantitas aliran air untuk sebagian rumah di Kota Bandung akan berkurang.

Diperkirakan, bakal ada 90.000 warga Kota Bandung yang terdampak soal hambatan aliran air PDAM. Sehingga dipastikan aliran air akan dalam kondisi menyala kecil, tak seperti biasanya.

"Yang terdampak ya sekitar 90 ribu, tapi tidak berhenti total karena kami masih berproduksi. Cuma nanti kuantitas yang disampaikan menjadi sedikit berkurang lah kira-kira begitu. Karena kami masih bisa mengoptimalkan sistem dari Dago Bengkok. Mudah-mudahan tidak terlalu signifikan lah ya," ucap Sonny, Kamis (6/6/2024).

"Gambarannya yang terdampak itu yang dari Pajajaran ke bawah, Dago ke atas itu aman," lanjutnya.

Setelah proses evakuasi dan pembersihan area terdampak terus berlangsung, pada Jumat (7/6/2024) pagi akhirnya perbaikan sudah mulai bisa dilakukan. Sonny mengatakan, pihaknya menemukan ada retakan memanjang pada pipa yang sudah berumur tersebut.

"Jadi pecahnya kemarin itu tidak pecah dalam bentuk bulat, tetapi dalam retakan memanjang. Satu batang pipa hari ini harus diganti," ucapnya saat ditemui di lokasi, Jumat (7/6/2024) pagi.

Soal penyebab pipa pecah, Sonny belum bisa menjelaskan penyebab akuratnya. Ada banyak masalah kompleks yang diduga jadi penyebab. Sejauh ini menurut Sonny, dugaan sementara yakni akibat adanya retakan pipa karena pergeseran tanah.

"Kenapa sih pipa ini bisa pecah? Ini juga kita sulit ya, tetapi ini mah hipotesa saya aja, yang perlu dibuktikan ya, kalau dari beberapa kejadian pipa pecah yang kita miliki itu biasanya diawali dengan ada kondisi gempa," ucapnya.

"Kemarin kan Bandung beberapa kali ada gempa. Ketika ada kondisi gempa-gempa itu biasanya saya sudah berhitung, ini pasti (ada bocor) mudah-mudahan tidak, tapi ternyata ada. Ketika ada gempa, pipa yang sudah tertanam lama atau sudah terjadi perubahan di tanah, posisinya agak bergerak," lanjut Sonny.

Selain itu, beberapa faktor penyebab lain menambah beban dari pipa semakin berat. Salah satunya adalah akses penggunaan air tanah yang semakin masif, ditambah dengan adanya bangunan di atas timbunan pipa.

"Kan penggunaan juga menurunkan muka tanah, artinya juga posisi pipa mungkin juga sudah menjadi tidak lagi seperti semula. Kemudian ada tekanan air, ini juga menjadi rentan untuk bisa pecah," ujar Sonny.

"Yang menjadi fokus juga kita semua sekarang hari ini, seperti yang kita lihat bahwa ternyata pipa kita hari ini tertanam di atas bangunan-bangunan. Nah ini juga kan yang membuat kita juga perlu ada solusi ke depan. Karena kalau kami saja ingin mensolusikan, pasti tidak mungkin. Karena urusan kami hanya tentang pipa air," imbuhnya.

Sekadar diketahui, pemukiman padat penduduk tersebut berdiri di atas lahan PT KAI yang disewa oleh PDAM Tirtawening. Area rel yang sudah jadi lahan kosong atau rel mati, kemudian jadi pemukiman yang turut dibangun juga TPU Muslim Maleer.

"Biasa sepanjang jalan kereta api, ini memang ada pipa kita. Jadi kita itu memang bayar, kita memang sewa sama PT KAI untuk memasang pipa di bantaran atau 6 meter dari jalur kereta," tutur Sonny.

"(Sudah komunikasi dengan PT KAI?) Belum sih, ya. Mungkin juga urusan itu nanti kita akan koordinasi ya, mungkin PT KAI juga misinya sudah paham dan tahu ya terkait dengan aset-aset yang mereka miliki dan mereka itu posisi hari ini itu seperti apa. Itu kewenangan beliau-beliau di sana," imbuhnya.

Sampai saat ini, proses pembersihan area terdampak dan perbaikan pipa air masih terus dilakukan oleh PDAM Tirtawening. Setelah sebelumnya proses evakuasi sempat terkendala sempitnya akses masuk.

(aau/mso)


Hide Ads