Pilu Keluarga Korban Tragedi Ledakan Amunisi di Garut

Pilu Keluarga Korban Tragedi Ledakan Amunisi di Garut

Hakim Ghani - detikJabar
Rabu, 14 Mei 2025 14:00 WIB
Tangis wanti di depan jasad suami yang tewas dalam insiden ledakan amunisi
Tangis wanti di depan jasad suami yang tewas dalam insiden ledakan amunisi. (Foto: Hakim Ghani)
Garut -

Tragedi peledakan amunisi kedaluwarsa atau tak layak pakai menyisakan pilu yang mengoyak hati. Sebanyak 13 nyawa melayang dalam tragedi itu. Dan, menyimpan perasaan duka yang dalam bagi keluarga korban.

Sekadar diketahui, 13 orang korban ledakan yang terjadi di Desa Sagara, Cibalong, Garut ini terdiri dari 4 orang personel TNI dari kesatuan Gudang Pusat Munisi (Gupusmu) III Pusat Peralatan TNI AD, serta 9 warga sipil.

Mereka adalah Kolonel Cpl Antonius Hermawan, Mayor Cpl Anda Rohanda, Kopda Eri Dwi Priambodo, dan Pratu Afrio Setiawan. Serta Dadang Iis, Endang, Anwar Munawar, Iyus Rizal, Iyus Ibing, Tono, Agus, Rustiawan dan Ipan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keempat personel TNI AD, Antonius dimakamkan di Sleman, Yogyakarta. Kemudian Mayor Andi di Cileunyi Bandung, Kopda Eri di Temanggung Jawa Tengah, serta Pratu Afrio di Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara.

Sedangkan para korban warga sipil, mayoritas merupakan warga dari Kecamatan Pameungpeuk dan Kecamatan Cibalong, yang tidak jauh dari lokasi. Mereka seluruhnya sudah dimakamkan oleh pihak keluarga, pada Selasa, (13/5) petang kemarin.

ADVERTISEMENT

Kepergian para korban, menjadi duka yang mendalam bagi keluarga masing-masing, Uus Sutiana (35), sepupu Dadang Iis mengaku sangat terpukul dengan kepergian sang paman.

"Sangat tidak menyangka, karena beberapa waktu sebelumnya saya intens berkomunikasi dengan beliau. Beliau ini orangnya baik, dan berjiwa sosial tinggi," ucap Uus kepada detikJabar.

Di pinggiran Kecamatan Pameungpeuk, Wanti tidak henti-hentinya menangis kala mengetahui suaminya, Anwar Munawar meninggal dunia dalam insiden tersebut.

Sejak Senin siang, selepas kejadian, Wanti setia menanti sang suami di RSUD Pameungpeuk. Jasad lelaki pujaan hatinya itu, kemudian baru bisa dimakamkan sehari kemudian, setelah proses identifikasi rampung.

Saat proses jenazah disalatkan di masjid kampung halaman, Wanti terlihat diapit oleh kerabatnya. Tidak henti ibu tiga anak ini menangis, meratapi kepergian sang suami.

"Orangnya baik, usianya jauh dengan saya. Masih sangat muda. Makanya ini banyak sekali yang mengantar ke pemakaman," ucap Abah Asep, salah seorang petua Kampung Tegalgede, Desa Jatimulya, Pameungpeuk, tempat Anwar dimakamkan.

(sud/sud)


Hide Ads