Sejumlah pemberitaan mewarnai detikJabar hari ini, Senin (6/5/2024). Soal kondisi kejiwaan pemutilasi istri di Ciamis, duel jadi konten pelajar di Sukabumi hingga reklame roboh di Cirebon.
Berikut ringkasan berita yang dirangkum dalam Jabar Hari Ini
1. Kondisi Kejiwaan Pemutilasi Istri di Ciamis
Tarsum (41) langsung diamankan polisi usai membunuh dan memutilasi istrinya Yanti (40). Aksi keji itu terjadi di Desa Cisontrol, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis, Jumat (3/5/2024).
Tarsum kini ditahan di ruang tahanan isolasi Polres Ciamis, terpisah dari tahanan lain. Awalnya kondisi Tarsum labil dan sulit untuk dimintai keterangan oleh polisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sewaktu dilakukan pemeriksaan terhadap tersangka, begitu menjurus ke pembunuhan dan mutilasi dia langsung berhenti dan tidak mau berkata-kata bahkan reaktif," ujar Kasat Reskrim Polres Ciamis AKP Joko Prihatin, Senin (6/5/2024).
Kasat menyebut kondisi Tarsum kini mulai stabil dan agak bisa diajak bicara. Kondisi Tarsum itu berbeda pada saat dibawa ke Mapolres Ciamis yang masih reaktif.
"Pelaku sendiri Sabtu sampai sekarang mulai stabil mulai agak bisa diajak bicara," kata Joko.
Polisi rencananya akan memeriksakan kondisi kejiwaan Tarsum hari ini Senin (6/5/2024). Rencananya dokter kejiwaan dari RSUD Ciamis akan didatangkan ke Polres Ciamis.
"Kita usahakan dokter datang ke Mapolres Ciamis," ucapnya.
Diketahui sebelumnya, Tarsum (41) membunuh dan memutilasi istrinya, Yanti (40). Perbuatan keji itu dilakukan Tarsum di kampungnya, Desa Cisontrol, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis. Kegilaan Tarsum itu rupanya dilatarbelakangi masalah ekonomi.
Peristiwa mengerikan itu terjadi pada Jumat (3/5/2024) pagi sekitar pukul 07.30 WIB. Saat itu, warga desa digegerkan dengan kabar pembunuhan yang dilakukan Tarsum kepada istrinya. Tarsum juga memutilasi bahkan menawarkan daging istrinya kepada warga.
2. Kejanggalan Warga Soal Pelaku dan Jejak Berdarah Pembunuh Ceceu
Warga mengaku heran dengan Adi yang disebut polisi dengan inisial A ditetapkan sebagai tersangka oleh Satreskrim Polres Sukabumi. Pelaku pembunuhan terhadap Ceceu alias Sutarjo (54) itu terlihat tenang saat menjalani pemeriksaan polisi.
Diketahui, pembunuhan itu terjadi di salah satu perumahan di Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi pada Sabtu (4/5) lalu. Pemuda berusia 20 tahun itu diketahui ditangkap polisi di dalam bus saat hendak melarikan diri ke Bogor tiga jam setelah melakukan aksinya.
"Tidak sedikitpun menunjukkan rasa penyesalan atau apa, dia tenang saja saat diperiksa polisi. Kemudian tidak terlihat bekas luka apapun di tubuhnya, katanya kan duel tapi tidak terlihat bekas lebam atau apa," kata P warga perumahan yang juga saksi kepolisian kepada detikJabar, Senin (6/5/2024).
P melihat langsung kondisi fisik Adi saat dimintai keterangan oleh polisi, ia mengaku gemas saat pelaku menyebut aksinya itu sebagai bentuk pembelaan diri karena akan diperlakukan tidak senonoh oleh korban.
"Tidak sedikitpun saya mendengar adanya keributan atau suara-suara lain kecuali suara teriakan Ceceu, teriakan kesakitan. Itu yang membuat saya menghampiri pagar depan dan teriak-teriak memanggil almarhum dari arah depan, sampai suara teriakan Ceceu berhenti dan pelaku keluar dari dalam rumah," tutur P.
Sementara itu rumah Tempat Kejadian Perkara (TKP) pembunuhan Ceceu alias Sutarjo (54) di salah satu perumaha Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi masih terpasang garis polisi hingga hari ini, Senin (6/5/2024).
Tidak hanya warga, pemilik rumah masih belum bisa mengakses masuk ke dalam area tersebut. Padahal, bercak hingga genangan darah korban masih terlihat menggenang dan bertebaran di sekitar lokasi. Warga berharap, polisi bisa membuka akses tersebut jika memang proses pemeriksaan dan pelaku sudah tertangkap.
Pantauan detikJabar secara kasat mata dari balik pagar besi rumah tersebut, jejak darah masih terlihat di teras rumah. Apalagi ketika malam, dari sela pintu terlihat bekas genangan darah masih ada di lokasi yang sama saat ketika jasad korban ditemukan.
Selain itu, jejak dari telapak tangan dan telapak kaki saat pelaku melarikan diri dari lantai atas tempat jemuran masih terlihat di blower AC di dinding luar rumah.
"Saya berharap bisa segera dibersihkan, biar bisa disempurnakan. Karena jejak darah sampai bekas genangannya masih ada di balik pintu depan. Tepat dimana posisi almarhum berada saat ditemukan warga yang masuk ke lokasi," kata P, tetangga rumah korban kepada detikJabar.
Rumah P bisa dibilang menempel dengan TKP tersebut. Meskipun begitu ia mengatakan tidak ada rasa takut atau perasaan lain selepas kejadian tersebut.
"Saya paling dekat, tapi kalau malam biasa saja. Enggak ada kekhawatiran, kalau shock, trauma mungkin iya ya karena saat itu saya yang pertamakali mendengar teriakan korban," tuturnya.
3. Dua Nama Bacawalkot PKS
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) telah mengumumkan dua nama kader potensialnya untuk maju sebagai bakal calon wali kota (bacawalkot) Bandung. Dua nama tersebut ialah Siti Muntamah dan Asep Mulyadi.
"Kami akan mengajukan ke DPP, ada dua nama bacawalkot yang sudah melalui proses persetujuan DPW. Keduanya Insyaallah kader terbaik kami, ialah Siti Muntamah dan Asep Mulyadi," kata Ketua DPD PKS Kota Bandung, Ahmad Rahmat Purnama saat ditemui detikJabar, Senin (6/5/2024).
Sekedar informasi, Siti Muntamah atau biasa dikenal dengan sapaan Umi Oded, ialah istri mendiang Oded M Danial, mantan Wali Kota Bandung periode 2018-2021. Saat ini Siti menjabat sebagai anggota DPRD Jabar periode 2019-2024 dan kembali terpilih dalam Pemilu tahun ini.
Sementara Asep Mulyadi ialah anggota DPRD Kota Bandung periode 2019-2024 dan juga kembali terpilih dalam Pemilu tahun ini. Menurut Ahmad, baik Asep maupun Siti merupakan kandidat yang terbaik dan dianggap siap untuk menjadi orang nomor satu di Ibu Kota Jabar.
"Itu sudah keputusan dari DPW dan mereka sebagai anggota DPRD, sudah menjadi pejabat publik dan kiprahnya ketahuan di masyarakat. Dari sisi integritas, insyaallah kita anggap mumpuni. Tinggal bagaimana diterimanya di masyarakat dan persiapan sebagai cawalkot," ucap Ahmad.
"Artinya kita sudah menginformasikan kepada mereka, untuk segera bersosialisasi dan komunikasi dengan berbagai pihak termasuk masyarakat. Kami juga butuh masukan dari masyarakat terkait dua orang kandidat ini. Keduanya sudah bersedia, kalau nanti sudah ditetapkan akan mundur (dari DPRD)," lanjutnya.
Ahmad juga menyebut, bahwa PKS sejauh ini hanya mengambil nama jagoan dari internal partai untuk Bandung 1. Meskipun begitu, Ahmad mengaku komunikasi politik dengan berbagai pihak dan partai telah dilakukan.
"Nanti selanjutnya akan diputuskan oleh DPP melalui SK, hanya ada satu nama untuk didaftarkan ke KPU. Waktunya belum tahu kapan. Dan saat ini kita terus bangun komunikasi politik dengan berbagai pihak dan kita akan cari siapa wakilnya," ujar Ahmad.
4. Duel Maut Pelajar di Sukabumi Dibuat Konten
Peristiwa duel antarpelajar SMP yang terjadi di Kabupaten Sukabumi ternyata dibuat konten. Siapa sangka, konten tersebut seharga dengan taruhan nyawa. Satu pelajar SMP wilayah Cikembar tewas akibat luka sabetan senjata tajam di bagian kepala.
Berdasarkan video yang diterima detikJabar, Senin (6/5/2024) memperlihatkan dalam durasi 35 detik memperlihatkan adegan sadis duel tersebut. Mulanya terlihat tiga orang pelajar memakai jaket biru, jaket kuning dan kaos hitam.
Pelajar di tengah yang memakai jaket kuning terlihat membawa senjata tajam jenis celurit. Dia diapit oleh kedua temannya sambil berjalan menghampiri kelompok korban.
Di sisi berlawanan, korban memakai jaket hitam membawa senjata tajam jenis golok. Kedua lakon ini sama-sama memakai helm. Pada detik ke 24, korban terlihat berlari namun dikejar oleh pelaku hingga akhirnya terluka.
Kejadian ini terjadi di Kampung Babakan, Desa Parakanlima, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi pada Sabtu (4/5). Korban berinisial MPY (13) mengalami luka di kepala hingga akhirnya kehabisan darah dan meninggal dunia.
Kasi Humas Polres Sukabumi Iptu Aah Saepul Rohman mengatakan, pihaknya akan mendalami terkait motif pelaku melakukan duel untuk konten. Sejauh ini, kata dia, sudah ada delapan orang terduga pelaku yang diamankan di Unit PPA Sat Reskrim Polres Sukabumi.
"Kita dalami dulu ya terkait video ini, yang jelas dalam perkara kasus duel pelajar SMP yang terjadi di Cikembar kita telah mengamankan 8 orang pelaku, termasuk pelaku utama," kata Aah kepada detikJabar.
Kasat Reskrim Polres Sukabumi AKP Ali Jupri menambahkan, kronologi duel maut itu bermula dari aksi saling menantang melalui Instagram. Kemudian, tantangan itu disampaikan oleh alumni SMP kepada pelaku.
"Ada yang SMA (alumni SMP pelaku) dia yang ngajakin adik-adiknya berantem. Alumni itu bilang 'ieu tantangan cokot moal,' (ini ada tantangan mau diambil nggak) ya sudah jadi, ambil. Terjadilah itu (duel)," kata Ali.
Dia mengatakan, baik pelajar SMP maupun pihak alumni yang mengajak melakukan duel akan turut dijerat dalam perkara tersebut. Adapun pelaku utama yaitu pelajar SMP berinisial MF (14).
"Jangan dibiarkan, biar kapok. Alumninya ada beberapa orang, ada yang nonton, ada yang ngajak, Itu kan diantar berantemnya juga," kata dia.
"(Motif) dalam proses pendalaman penyidik. Pelaku sudah diamankan, sekarang dalam proses pemeriksaan penyidik unit PPA," tutupnya.
5. Papan Reklame Timpa Dua Orang di Cirebon
Dua orang warga yang tengah berboncengan motor terpaksa masuk rumah sakit setelah reklame setinggi sekitar 8 meter yang berada tepat di depan Taman PKK Sumber Kabupaten Cirebon roboh pada Senin (6/5/2024).
Yoga (36) salah seorang saksi yang yang melihat langsung kejadian tersebut mengungkapkan, sebelum kejadian robohnya reklame itu memang kondisi angin cukup kencang.
"Sebelum roboh memang kondisi angin cukup kencang dan tiba-tiba reklame itu roboh," ungkapnya.
Reklame yang sebelumnya terpasang di perempatan jalan Dewi Sartika itupun roboh dan menimpa dua orang yang sedang melintas tepat berada di bawah baliho.
"Jadi sebelum roboh itu reklame udah goyang-goyang sama angin, eh enggak lama roboh. Pas roboh itu kebetulan ibu sama anaknya melintas dan memang sempet ketimpa," ucapnya.
Ia juga mengatakan, robohnya reklame itu terjadi sekitar pukul 11.37 WIB dan saat kejadian kondisi lalu lintas di lokasi kejadian terbilang cukup padat kendaraan.
"Tadi juga pas roboh kondisi kendaraan juga lumayan lagi rame," paparnya.
Sementara itu, Kabid Penegakan Perundang-undangan Daerah (Gakperunda), Sus Sabarto mengatakan mendengar adanya peristiwa robohnya reklame di Taman PKK, pihaknya langsung mengerahkan anggota untuk melakukan pengamanan di lokasi.
"Kami hanya melakukan pengamanan dengan memasang garis Polpp line untuk menjaga agar tidak ada korban lagi, karena lokasinya pas ditikungan jalan," katanya.
(sya/yum)