Makanan satu ini cocok sekali dijadikan cemilan saat bersantai, apalagi kemasannya unik dan menarik. Siapapun ya mencoba makanan satu ini pasti bakal acung kan jempol dan katakan 'enak.'
Ya, makanan ini bernama Nukuma Soes. Beda dengan soes pada umumnya, soes satu ini bertekstur kering dan tidak basah. Tak salah, pencinta kue kering menjadikan cemilan satu ini, sebagai cemilan favorit saat bersantai.
Nukuma Soes merupakan salah satu produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang diproduksi oleh seorang ibu rumah tangga (IRT) bernama Ani Widiastuti (44) sejak tahun 2016.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bukan di pabrik yang luas, produksi makanan satu ini dilakukan di rumah milik Ani yang ada di kawasan Rancamanyar, Baleendah, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
detikJabar berkesempatan mengunjungi home industri Nukuma Soes dan bertemu langsung dengan sang owner Ani Widiastuti. Ani mengatakan, jika usaha yang dia jalani saat ini awalnya merupakan hobi. Dari situlah, Ani memanfaatkan peluang bisnis.
"Tahun 2016 untuk soesnya, kalau usaha kue sejak tahun 2011. Dulu hobi, senang bikin kue, coba-coba resep, keseringan bikin kue, over dan akhirnya iseng nawarin ke tetangga, pada minta dan akhirnya pada mau," kata Ani kepada detikJabar, Kamis, 4 April 2024.
Ani juga mengisahkan perjalanan bisnisnya kepada detikJabar. Dia mengaku, tak pernah terpikir menjadi pengusaha kue, karena membuat kue hanyalah hobi yang dimana hasilnya dikonsumsi untuk keluarga. Meskipun kue yang dibuatnya disukai banyak orang, awalnya Ani hanya membuka pemesanan by order saja.
"Awalnya by order, beragam kue diterima, bahkan snack box juga. Tetangga ada yang bantuin kalau ada project besar, katanya bu tiap hari dong kan lumayan buat (penghasilan) dia, semenjak itu saya mikir, buat apa ya, bikin bolu pernah, tapi kendalanya produk enggak habis bingung mau dikemanain," ungkapnya.
"Saya ujicoba beberapa produk pas ketemu kue soes dan orang rumah juga senang kue soes dan sering bikin juga. Akhirnya pertama bikin isiannya cokelat, terus bikin yang keju, responnya bagus, terus saya bikin rasa tiramisu. Sejak itu saya semangat bikin," tambahnya.
Berawal dari Dapur Hingga Gunakan Ruang Seisi Rumah
![]() |
Nukuma Soes, siapapun yang melihat tampilannya pasti akan tergoda. Apalagi setelah merasakan kenikmatan makanan satu ini. Selain itu, rasanya banyak hingga memiliki enam varian rasa, ada choco lava, tiramisu delight, brownies breeze, chesse lovers, greentea dan mokaf fruity Mix.
Siapa sangka, makanan satu ini hanya diproduksi di rumahnya. Bahkan, hampir seluruh isi rumah dijadikan sebagai tempat produksi, dari mulai dapur digunakan untuk tempat oven pembakaran, kamar untuk penyimpanan bahan baku dan bahan jadi, hingga ruangan tengah yang ada di rumahnya dijadikan sebagai tempat packing dan mini store.
"Awalnya di Padalarang Bandung Barat di rumah sendiri, terus rumah pindah kes ini dan bertumbuhnya di sini. Mulai dari dapur rumah, pindah ke garasi, pindah ke tengah rumah gak cukup ngontrak dan sekarang punya rumah produksi sendiri," jelasnya.
Ani menuturkan, dalam satu bulan kapasitas produksi bisa membuat 10-12 ribu pcs. Namun untuk angkanya tergantung pemesanan, seperti akhir-akhir ini hanya 6-7 ribu pcs per bulannya.
Tak hanya menaikkan produk miliknya. Ani juga membuka jasa maklun untuk produk kue soes kering yang diproduksinya. "Selain itu, pasca pandemi saya juga mengerjakan maklon, 80 persen maklon sejak 2019," tuturnya.
Produk UMKM Mejeng di Mall Elit
![]() |
Produk UMKM Nukuma Soes kini dipasarkan di pasar nasional. Proses pemasarannya dilakukan secara online melalui media sosial dan marketplace. Ani mengatakan, saat ini usahanya kembali bangkit pasca pandemi COVID-19.
Ani mengaku beruntung bisa menghadang badai COVID-19. Menurutnya usahanya kembali bangkit meskipun harus melakukan jasa maklun bagi UMKM yang membutuhkan jasanya.
"Alhamdulillah bersyukur masih bisa eksis disamping banyak teman yang tumbang, senang bisa bermanfaat bagi banyak orang, inginnya naik lagi ya," terang Ani.
Ani tak pernah menyangka, jika kue rumahan yang dibuatnya bisa mejeng di beberapa pameran hingga di mall elite yang ada di Jakarta.
"IKEA Mall Taman Angrek. Event pameran pemerintah, kementerian, hingga marketplace. Saya ikuti dan bersyukur banget," ujar Ani.
Ani menyebut, pencapaiannya saat ini belum seberapa karena dia ingin usahanya semakin besar dan dikenal banyak orang. Bahkan, ibu dengan satu suami dan tiga anak ini berharap bisa membuat offline store yang lebih besar.
"Ingin selalu bertumbuh target ingin punya offline store. Karena selain kue kering saya ingin buat yang basahan," harap Ani.
Manfaat QRIS dan Keuntungan Jadi UMKM Binaan BRI
![]() |
Ani mengatakan, di zaman kemajuan teknologi informasi, usahanya sangat terbantu dengan hadirnya transaksi digital salah satunya melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) hingga Electronic Data Capture (EDC).
Sebagai UMKM binaan Bank BRI, Ani mengatakan jika QRIS membantu saat dia mengikuti pameran-pameran dan juga memberikan kemudahan bagi pelanggan yang hendak bertransaksi.
"Transaksi digital memberi kemudahan, terutama saat pameran di Jakarta banyak yang cashless semua. Kalau di sini aman kalau offline, kalau pameran harus pakai QRIS," ujarnya.
Ani menilai meski di Bandung masih banyak yang melakukan transaksi offline, dia berkeyakinan jika transaksi digital itu bakal berkembang pesat dan tidak hanya seperti di Jakarta saja.
"Sekarang orang lebih penting HP daripada uang tunai, karena sekarang uangnya juga ada di HP," ucapnya.
Selain itu, Ani juga kerap merasakan fasilitas yang diberikan oleh Rumah BUMN BRI. Hingga dia mendapatakan banyak pelatihan.
"Saya sangat mengaspresiasi, BRI all out buat UMKM, BRI pelatihannya bagus-bagus dan konsisten. Pelatihan banyak, pelatihan bahasa, digital marketing, UMKM naik kelas, banyak banget pokonya," ujar Ani.
Keuntungan UMKM-Pembeli Gunakan Merchant BRI
Regional CEO BRI Bandung Sadmiadi mengatakan, manfaat UMKM menggunakan merchant BRI yakni lebih kekinian karena dapat menerima pembayaran secara cashless melalui EDC atau QRIS, baik untuk nasabah BRI maupun bank lain.
"Memberikan rasa aman dalam memperoleh pembayaran karena dapat menghindari pembayaran uang palsu dan lebih mudah dalam mengelola keuangan karena pembayaran secara cashless," ujarnya.
Menurut Sadmiadi juga, transaksi menggunakan merchant BRI lebih simple karena tidak perlu menyiapkan uang kembalian dan tidak perlu repot ke Bank utk menabung ke Bank karena pembayaran langsung masuk rekening.
"Manfaat untuk konsumen, lebih banyak memberikan pilihan pembayaran, lebih simple karena tidak perlu membayar dengan uang cash, pembayaran menggunakan kartu atau scan barcode QRIS," ujarnya.
"Selain itu, transaksi pembelian menjadi kekinian dan konsumen khususnya konsumen nasabah BRI dapat menikmati program promo dari merchant kerjasama BRI," tambahnya.
Saat ini di Jawa Baray pemegang kartu BRI mencapai 7,4 juta. Menurut Sadmiadi transaksi dengan menggunakan merchant akan lebih efisien jika kartu BRI ditransaksikan pada EDC BRI.
"Untuk pelaku usaha yang sudah memanfaatkan fasilitas merchant BRI lebih dari 400 ribu di Jawa Barat," pungkasnya.
(wip/yum)