Kepak Sayap Astiga Lebarkan Penjualan Kulit Garut ke Eropa

Kepak Sayap Astiga Lebarkan Penjualan Kulit Garut ke Eropa

Wisma Putra - detikJabar
Kamis, 04 Apr 2024 10:30 WIB
Produk kulit Astiga Leather dari Kabupaten Garut, Jawa Barat merambah pasar Asia Hingga Eropa.
Produk kulit Astiga Leather dari Kabupaten Garut, Jawa Barat merambah pasar Asia Hingga Eropa. (Foto: Wisma Putra/detikJabar)
Bandung -

Swiss Van Java menjadi sebutan salah satu kabupaten di Jawa Barat. Letaknya ada di wilayah Priangan Timur, selain karib disebut Swiss Van Java, kabupaten satu ini juga kerap disebut Kota Dodol.

Kabupaten ini berada di perbatasan Bandung dan Tasikmalaya, memiliki banyak pantai dan dikelilingi pegunungan, tak hanya itu, kabupaten ini juga dikenal dengan beragam kuliner, seni dan budayanya. Juga dikenal dengan produk fesyen yang terbuat dari kulit dan sudah mendunia.

Adalah Kabupaten Garut. Bagi Anda yang berkunjung ke Kabupaten Garut, tak lengkap rasanya jika tidak berbelanja produk kulit di kawasan Sukaregang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beragam produk fesyen berbahan baku kulit bisa Anda dapat di Sukaregang. Dari mulai jaket kulit, sepatu, tas, dompet, beragam aksesoris dan produk craft lainnya.

Kawasan Sukaregang sebagai pusat kulit di Kabupaten Garut sudah dikenal sejak zaman Belanda yakni di tahun 1930 atau sebelum kemerdekaan Republik Indonesia (RI). Perkembangan industri kulit di Sukaregang mengalami perkembangan pesat yakni di Tahun 1960-1980 an.

ADVERTISEMENT

Pertumbuhan industri kulit terus berkembang hingga saat. Dalam dua tahun terakhir saja, Pemkab Garut membawa kerajinan kulit terbang ke Italia mengikuti Festival Lineapelle The International Leather Fair dua kali dan sebuah acara fesyen di Amerika Serikat. Siapa sangka, produk kulit dari Garut yang mendunia itu berasal dari para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

detikJabar berkesempatan mengunjungi, salah satu UMKM produk kulit di kawasan Sukaregang, yakni Asli Ti Garut atau Astiga Leather yang berada di Jalan Ahmadyani, Kecamatan Garut Kota dan berbincang dengan Owner Astiga Leather Lutfhi Muhammad.

Pria yang kini berumur 30 tahun itu mengatakan, usaha produk kulit yang dijalaninya saat ini merupakan bisnis turun temurun dari almarhum ayahnya H Yusuf Sofyan yang meninggal pada tahun 2013 lalu.

Lutfhi mengisahkan, jauh sebelum berjualan di kawasan Sukaregang, bisnis produk kulit yang dia jalani saat ini dibangun oleh sang ayah dari nol. Bahkan, sebelum memiliki toko sang ayah pernah berjualan produk kulitnya dengan mengunjungi teman dan kerabatnya secara langsung.

"Astiga didirikan pada tahun 1998 oleh almarhum ayah saya H Yusuf Sofyan. Sebelum usaha ini didirikan bapak jadi TKI di Jepang tahun 1996-1997 kerja di pabrik furnitur, satu tahun di Jepang pindah ke pabrik di Bekasi, di sebuah pabrik aksesoris pakaian, pas kerja di pabrik Bekasi, pada tahun 1998 terjadi krisis moneter yang mengakibatkan PHK massal, sehingga bapak kembali pulang ke daerah asal, ke Sukaregang Garut," kata Lutfhi kepada detikJabar, Rabu, 3 April 2024.

Menurut Lutfhi dari cerita sang ayah, dulu kawasan Sukaregang belum seramai seperti saat ini, memiliki banyak toko yang menjajakan produk kulit bagi pendatang atau wisatawan yang datang ke Kabupaten Garut.

"Pas pulang kampung tahun 1998, dulu Sukaregang belum seramai seperti sekarang, banyak toko-toko. Bapak mencoba mulai usahanya, istilah sekarang mah jadi reseller dari beberapa toko yang sudah ada, jualannya ke teman-temannya, ke rekanannya di Bandung, Jakarta dan lainnya. Cari konsumen secara langsung ke kantor-kantor, bawa contoh, pesan dan dibikinin," ungkapnya.

Orderan produk kulit yang diterima sang ayah pada saat itu terus meningkat, hingga ayahnya pun melihat prospek bisnis cukup bagus di bidang tersebut dan pada akhirnya, H Yusuf Sofyan buka usaha produk kulit dengan dibantu dua orang karyawan.

Berawal Dari Rumah Hingga Membeli Ruko

Produk kulit Astiga Leather dari Kabupaten Garut, Jawa Barat merambah pasar Asia Hingga Eropa.Produk kulit Astiga Leather dari Kabupaten Garut, Jawa Barat merambah pasar Asia Hingga Eropa. Foto: Wisma Putra/detikJabar

Usaha produk kulit, dimulai H Yusuf Sofyan di rumahnya yang berada di Jalan Merdeka, Garut. Rumah lantai dua, di mana salah satu lantainya disulap menjadi tempat produksi.

"Dulu tempat produksi di rumah, lantai atas rumah dan lantai bawah dipakai buat produksi sekaligus mamah punya salon. Itu rentang tahun 1999 an," ujarnya.

Menurutnya, karena perkembangan kulit di Sukaregang semakin berkembang, ayahnya pun memindahkan usahanya ke kawasan Sukaregang dan mengontrak sebuah toko dengan harapan usahanya semakin meroket.

"Karena pusat perkulitan ada di Sukaregang, bapak putuskan untuk ngontrak di daerah sini di tahun 2001, pindah-pindah awalnya dari ujung Perempatan SMP 3 hingga kita punya sendiri di tahun 2008-2009 an. Dibeli oleh bapak," tuturnya.

"Kawasan ini dulu belum ramai, belum seramai seperti saat ini dan belum ada pertokoan," tambahnya.

Ruko dengan nomor 320 dan bergaya desain furnitur industrial itu dijadikan sebagai tempat untuk berjualan produk sekaligus dijadikan tempat produksi kulit oleh Lutfhi.

Lantai 1 di bagian utama dijadikan tempat untuk menjajakan produk kulit yang dibuatnya, masih di lantai 1 bagian belakang dijadikan kantor beserta tempat penyimpanan kulit siap produksi dan di lantai dua digunakan sebagai tempat produksi atau menjahit.

Astiga Leather, menurut Lutfhi menjadi salah satu toko yang bertahan hingga 26 tahun lamanya. Meski banyak toko yang umurnya lebih tua, Lutfhi menilai ada toko yang jalan di tempat karena tidak berinovasi hingga toko tutup karena tidak ada generasi penerus.

"Iya (toko kulit yang bertahan lama), termasuk bapak mungkin, yang bertahan juga banyak dan UMKM yang bermunculan juga banyak," paparnya.

Dijual ke Asia Hingga Eropa

Produk kulit Astiga Leather dari Kabupaten Garut, Jawa Barat merambah pasar Asia Hingga Eropa.Produk kulit Astiga Leather dari Kabupaten Garut, Jawa Barat merambah pasar Asia Hingga Eropa. Foto: Wisma Putra/detikJabar

Sebelum berganti nama menjadi Astiga Leather, UMKM produk kulit ini bernama Merdeka Leather karena ada di Jalan Merdeka. Produk Astiga tak hanya disukai pembeli dalam negeri, melainkan pembeli dari luar negeri.

"Pemasaran se Jabodetabek. Kalau ke luar negeri ke Malaysia, Singapura dan Brunei juga. Eropa juga ada, tapi orang Eropa itu malah lebih ke alas kaki sama tas. Kalau jaket kulit permintaan dari Malaysia lumayan tuh," ujarnya.

Lutfhi menyebut, ratusan jaket kulit dan produk kulit lainnya diproduksi di tempatnya. Menurut Lutfhi saat ini dia memiliki sekitar 30 karyawan yang tersebar di beberapa bagian seperti di bagian produksi, office dan lainnya. Meski dia juga berjualan melalui online, namun untuk pembelian lebih banyak offline.

"Kapasitas produksi karena yang diunggulkan jaket kulit dan yang besar di jaket kulit per bulan produksi 250 pcs. Secara garis besar pemasukan lebih banyak di offline," ujarnya.

Disinggung terkait kelebihan produk kulit yang dijualnya, kelebihan sendiri menurut Lutfhi salah satunya dari segi pelayanan. Selain itu, produk kulitnya diproduksi sendiri dan dapat dilihat langsung oleh konsumen. Konsumen juga bisa pilih bahan secara langsung, dengan berbagai desain dan model, mau model seperti hingga warna lebih banyak pilihan.

"Jadi enggak semua yang datang langsung beli. Mereka lihat-lihat dulu, konsul dulu, kalau ada yang cocok mereka pesan," ujarnya.

Dapat KUR Hingga Rp 3 Miliar

Produk kulit Astiga Leather dari Kabupaten Garut, Jawa Barat merambah pasar Asia Hingga Eropa.Produk kulit Astiga Leather dari Kabupaten Garut, Jawa Barat merambah pasar Asia Hingga Eropa. Foto: Wisma Putra/detikJabar

Luar biasa! Itulah dua kata yang patut dikatakan bagi usaha produk kulit yang saat ini dijalani Lutfhi. Pasalnya, Lutfhi mendapatkan bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari Bank BRI dengan angka yang cukup fantastis.

Menurut Lutfhi, sebelum menjadi binaan Rumah BUMN BRI, di sudah bekerjasama dengan Bank BRI salah satunya dari segi permodalan.

"Sebetulnya sebelum ada rumah BUMN sejak ada bapak dan di tahun 2014 dilanjut sama saya sudah bekerjasama dengan Bank BRI. Dulu KUR di bawah Rp 500 juta, sekarang sudah nyampe Rp 3 miliar tapi itu sudah selesai tahun kemarin. Dari kecil sampai gede, sekitar 10 tahun," ungkapnya.

Menurut Lutfhi, modal KUR yang dia dapat betul-betul digunakan untuk membangun usahanya hingga sebesar seperti saat ini dan dia mengaku, modal itu sangat membantunya.

"Terbantu, kita ambil pinjaman itu jelas, bukan ada kesempatan dipakai yang lain dan kita jelas peruntukan uangnya dari mulai memperbesar stok barang, memperluas pasar, alhamdullilah saya udah mah dibantu pinjaman BRI juga dibantu marketnya. Mereka berikan jalan, kadang kita juga terima pesanan langsung dari BRI," terang Lutfhi.

Istri Presiden RI Hingga Pejabat BRI Gunakan Produk Astiga Leather

Produk kulit Astiga Leather dari Kabupaten Garut, Jawa Barat merambah pasar Asia Hingga Eropa.Produk kulit Astiga Leather dari Kabupaten Garut, Jawa Barat merambah pasar Asia Hingga Eropa. Foto: Wisma Putra/detikJabar

Lutfhi mengakui jika kualitas produk kulit yang dibuatnya diperuntukkan bagi pembeli menengah ke atas. Selain itu juga, harganya juga cukup lumayan.

Untuk kulit sendiri, Lutfhi gunakan kualitas terbaik dengan persentase 80 persen kulit domba dan 20 persen sapi.

Untuk harga jaket kulit di tempatnya dibanderol dari Rp 1,8-3 juta. Ada yang harganya mencapai Rp 8 juta, namun untuk edisi khusus. Selain itu, untuk aksesoris harga mulai Rp 100 ribu sampai Rp 1,8 juta dari mulai gantungan kunci sampai tas.

Meski harganya cukup lumayan, soal kualitas Lutfhi berikan kualitas terbaik bagi pelanggannya. Tak heran produknya dibeli oleh kalangan pejabat hingga publik figur.

"Terakhir itu istrinya Gusdur, Ibu Shinta Wahid," ujarnya.

"Alhamdullilah juga, produk kita sejak 2019 kita selalu diikutkan dalam Acara BRILianPeneur dan produk kita sudah teruji dan produk kita sudah sampai di jajaran direksi termasuk Dirut Bank BRI Pak Sunarso sudah pakai produk kita," terangnya.

Tak hanya itu, sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju juga pernah gunakan produk kulit yang diproduksinya. Di antaranya Menparekraft RI Sandiaga Uno, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi hingga Menteri Koperasi dan UKM Teten Madzuki. "Artis juga banyak Deni Sumargo hingga Dewa 19," pungkasnya.

BRI Dorong UMKM Go Global

Produk kulit Astiga Leather dari Kabupaten Garut, Jawa Barat merambah pasar Asia Hingga Eropa.BRI Tower Bandung Jalan Asia Afrika. Foto: Wisma Putra/detikJabar

Regional CEO BRI Bandung Sadmiadi mengapresiasi Owner Astiga Leather Lutfhi Muhammad yang mampu jadikan UMKM naik kelas. Apalagi, produknya juga dijual ke luar negeri.

"BRI berperan aktif membina UMKM melalui Rumah BUMN untuk pengembangan UMKM go modern, go digital, go online dan go global," katanya kepada detikJabar.

BRI juga melakukan pemberdayaan kepada UMKM dan masyarakat melalui CSR yang telah disalurkan sebesar Rp33,4 miliar dari 2020 hingga 2023.

"Kami juga membina klaster usaha yaitu community approach dengan memberikan pembinaan literasi bisnis dan digital kepada kelompok usaha yang terbentuk berdasarkan kesamaan usaha dalam satu wilayah. Saat ini BRI Regional Office Bandung sudah memiliki 867 klaster usaha binaan," tuturnya.

Pihaknya juga memiliki LinkUMKM yang merupakan platform pemberdayaan digital yang bertujuan untuk meningkatkan kapabilitas UMKM Indonesia melalui program terintegrasi yang dapat diakses melalui website dan aplikasi.

"Terdapat scoring assessment untuk penilaian UMKM naik kelas dimana terdapat 200.591 UMKM naik kelas di BRI Regional Office Bandung," pungkasnya.

(wip/yum)


Hide Ads