Pemudik Lebaran 2024 yang akan melewati jalur selatan Jawa Barat, khususnya wilayah Tasikmalaya diimbau waspada dan mempersiapkan kondisi fisik serta kelaikan kendaraan.
Ada beberapa catatan yang berkaitan dengan kondisi jalan, potensi kemacetan serta titik-titik yang dianggap rawan kecelakaan dan rawan bencana alam.
Secara umum, jalur utama atau jalur arteri mudik di wilayah Tasikmalaya dimulai dari wilayah Kecamatan Kadipaten atau perbatasan Garut-Tasik, selepas wilayah Malangbong jika dari arah Bandung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sesaat setelah memasuki wilayah Tasikmalaya, pemudik akan melalui kawasan Gentong. Di kawasan ini pemudik disambut oleh kondisi jalan yang menuntut konsentrasi dan keterampilan. Betapa tidak, kawasan perbukitan ini memiliki kontur jalan berupa turunan curam dengan beberapa tikungan tajam di beberapa titik.
"Memang kawasan Gentong masih menjadi salah satu fokus kami dalam melakukan pengamanan arus mudik dan arus balik. Ada beberapa titik yang harus diwaspadai oleh pemudik," kata Kasi Humas Polres Tasikmalaya Kota, Ipda Jajang Kurniawan, Jumat (29/3/2024).
Dia menambahkan, pihaknya saat ini tengah melakukan pemetaan pengamanan arus mudik dan balik Lebaran. Menurut Jajang, operasi pengamanan Ketupat akan dimulai pada 4 April 2024 mendatang.
Dari hasil pemetaan sementara, di jalur mudik Tasikmalaya ada setidaknya 12 titik yang dianggap rawan kemacetan dan menjadi fokus perhatian polisi.
"Ada 12 spot yang dianggap rawan kemacetan. Penyebabnya mulai dari penyempitan jalan atau bottle neck, pertigaan yang ramai sampai adanya kegiatan masyarakat," kata Jajang, Jumat (29/3/2024).
Jajang memaparkan 12 lokasi rawan macet itu adalah turunan/tanjakan Strowberi Gentong, turunan/tanjakan Puspa Gentong, Letter U Gentong, tanjakan/turunan Gentong Atas dan Gentong Bawah, SPBU Budiman Gentong, Simpang Tiga Pamoyanan, SPBU Cipanas Ciawi, Simpang Tiga Sukamantri, perlintasan KA Ciawi, Simpang Empat Panyusuhan. Masjid Itje Jamanis (rest area Masjid Baitul Amanah) dan Fly over Rajapolah.
"Potensi kemacetan di tanjakan bisa dipicu oleh kendaraan gagal nanjak atau mogok. Kemacetan di SPBU, rest area dan pertigaan bisa disebabkan keluar masuk kendaraan," kata Jajang.
Dia menambahkan tetap antre serta mematuhi arahan rambu dan petugas adalah salah satu langkah yang dilakukan oleh pemudik untuk menghindari potensi kemacetan di 12 titik tersebut. Menurut Jajang perilaku pengendara sangat berpengaruh terhadap potensi kemacetan. "Kalau pemudik dan pengendara lokal bisa antre, taat aturan, saling menghargai saya kita potensi kemacetan itu tidak akan terjadi," kata Jajang.
Selain titik rawan kemacetan, polisi juga memetakan satu titik rawan bencana alam yaitu potensi tanah longsor di sekitar Desa Cibahayu Kecamatan Kadipaten.
"Cibahayu itu masih termasuk Gentong, disana rawan tanah longsor. Jika hujan pengendara harus waspada," kata Jajang.
(mso/mso)