Jabar Hari Ini: Prabowo-Gibran dan Komeng 'Kuasai' Jabar

Jabar Hari Ini: Prabowo-Gibran dan Komeng 'Kuasai' Jabar

Tim detikJabar - detikJabar
Senin, 18 Mar 2024 22:00 WIB
Prabowo Subianto. (Tim Media Prabowo)
Prabowo Subianto. (Foto: Tim Media Prabowo)
Bandung - Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat hari ini, Senin (18/3/2024) dari mulai perolehan suara Prabowo-Gibran menang di Jabar hingga minimarket di Tasikmalaya dirampok.

Berikut rangkuman Jabar hari ini:

Prabowo-Gibran hingga Komeng Raih Suara Tertinggi di Jabar

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Barat menggelar rapat pleno rekapitulasi hasil perhitungan perolehan suara tingkat nasional untuk calon presiden dan wakil presiden dan DPD RI.

Untuk Capres-Cawapres pasangan nomor urut 2 Prabowo-Gibran mendapat suara tertinggi di Jabar dan untuk DPD RI, Alfiansyah alias Komeng menjadi kandidat yang mendapatkan suara tertinggi.

Untuk hasilnya, pasangan Prabowo-Gibran unggul dengan memperoleh 16,8 juta suara, diikuti pasangan Anies-Muhaimin 9 juta suara dan Ganjar-Mahfud 2,8 juta suara.

"Pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar jumlah akhir 9.099.674. Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka jumlah akhir 16.805.854. Ganjar Pranowo-Mahfud Md 2.820.995," kata Ketua Divisi Data dan Informasi KPU Jabar Ahmad Nur Hidayat hari ini.

Dalam pemilihan presiden dan wakil presiden di Jabar, KPU juga mencatat total suara sah yakni sebanyak 28.726.523 dan suara tidak sah sebanyak 711.518.

Untuk DPD RI, dari 50 calon anggota DPD RI dari Jabar, nama pelawak Komeng mendapat perolehan suara tertinggi dengan angka 5.399.699 dari 27 kabupaten/kota.

"Suara Alfiansyah Komeng sebanyak 5.399.699," kata Ahmad saat membacakan hasil rekapitulasi.

Selanjutnya, perolehan suara komeng diikuti Aanya Rina Casmayanti yang memperoleh 1.976.561 suara, Jihan Fahira 1.823.907 suara dan Agita Nurfianti dengan 1.168.837 suara.

Keempatnya kemudian memastikan diri untuk melenggang ke Senayan karena anggota DPD RI yang mewakili setiap provinsi adalah sebanyak 4 orang. "Demikian berita acara dan sertifikat (D Hasil) ini dibuat, sah," kata Ahmad saat mengetok palu.

2 Anak di Tasikmalaya Jadi Korban Bullying

Dua anak di Kecamatan Mangunreja terekam video jadi korban perundungan oleh sejumlah anak yang usainya lebih tua. Kasus ini viral di media sosial (medsos) dan sudah ditangani.

Dalam kejadian ini, korban dipegang sambil ditutup matanya dengan menggunakan tangan. Seorang pelaku lain memasukkan kaki keselangkangan sambil digerakkan berulang kali hingga mengenai organ vital korban. Beberapa bocah yang jadi korban terlihat meringis kesakitan.

"Betul memang ada video perundungan terhadap anak yang dilakukan temannya. Itu korban selangkanganya dimasukin kaki digerakkan sampai mengenai organ vital korban," kata Ketua KPAI Kabupaten Tasikmalaya-Indramayu hari ini.

Doa mengungkapkan, ulah anak-anak di bawah umur tersebut kemudian tersebar melalui pesan berantai. Pasalnya, pada saat kejadian ada yang mengambil video dan menyebarluaskannya.

"Nah muncullah dugaan kalau pada saat bermain itu terjadi bully, kemudian ada yang memvideo dan disebar. Sehingga salah satu korban mengalami susah pipis selama tiga hari. Perkaranya sekarang sudah berproses di kepolisian," ungakap Ato Rinanto.

Dia memastikan, bahwa pelaku dan korban perundungan lebih dari satu orang. Semua anak-anak di bawah umur. Seperti tampak pada video yang tersebar, bahkan ada salah satu korban sampai menangis.

"Mengingat pelaku dan korban masih anak-anak, kami turun tangan pulihkan psikologisnya. Kalau penanganan hukumnya masih berjalan di kepolisian," kata Ato.

Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya AKP Ridwan Budiarta mengatakan, pihaknya tengah mengusut kasus tersebut. Usai memeriksa saksi, korban dan pelaku, prosesnya dilakukan melalui tahapan diversi.

"Para pihak memang telah mengajukan untuk diversi. Kami sudah melakukan prosesnya, tinggal menunggu keputusan dari pengadilan," kata Ridwan.

Motif dalam kejadian ini didasarkan karena anak-anak sedang bercanda. Berdasarkan keterangan para pihak, mereka memang saat itu sedang bermain, karena mereka sudah saling kenal. Bahkan di antaranya ada yang masih keluarga.

"Katanya sih itu bercanda. Namun untuk saat ini ada pihak yang mengkategorikan itu sebagai bullying. Namun dari pengakuan para pihak yang merupakan anak di bawah umur, mereka bercanda," tambah Ridwan.

Bayi Ini Tak Dibawa Ayah-Ibunya Usai Dilahirkan di Tempat Cukur

Bayi perempuan lahir di tepi jalan yang ada di Jalan Gunung Batu, RT 3/10, Kelurahan Pasirkaliki, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi. Kejadian itu, menggegerkan warga sekitar.

Dari informasi yang diterima, kejadian itu terjadi, Sabtu (16/3) sekitar pukul 14.30 WIB. Warga yang saat itu ada di lokasi kejadian, sontak memberikan bantuan sebisa mungkin agar proses persalinan berjalan lancar.

Ibu muda berinisial FS, sebetulnya saat itu sedang dalam perjalanan menuju ke bidan untuk memeriksakan kandungannya bersama sang suami. Namun di tengah jalan motor yang mereka tumpangi mendadak mogok karena kehabisan bensin.

"Jadi awalnya saya itu lagi jaga toko (kue kering), tiba-tiba ada orang bilang istrinya mau melahirkan. Terus saya suruh ke bidan karena kebetulan dekat, tapi dia bilang sudah nggak kuat. Akhirnya saya suruh masuk ke tempat cukur yang kebetulan lagi tutup di sebelah toko saya," kata Eka (49), penjual kue kering di lokasi kejadian saat ditemui hari ini.

Perempuan itu kemudian masuk ke dalam tempat pangkas rambut ditemani suaminya. Hanya dalam waktu singkat, Eka kemudian mendengar suara tangisan bayi dari dalam tempat tersebut.

"Jadi bidan sedang dijemput sama linmas di sini, dia sudah melahirkan. Soalnya saya dengar ada suara bayi menangis. Akhirnya warga yang sudah berkerumun di sini, banyak yang masih kain untuk alas dan selimut bayi. Jadi dia ini melahirkan sendiri, cuma ditemani suaminya," kata Eka.

Eka menuturkan setelah itu bidan yang dijemput akhirnya datang. Ia membantu mengurus ibu melahirkan serta mengecek kondisi bayi yang dilahirkannya.

"Jadi yang potong ari-ari sama menjahit si ibu melahirkan itu bidan. Anaknya langsung dicek juga dibawa ke bidan, alhamdulillah sehat kondisinya," kata Eka.

Sehari setelah proses lahiran yang menyedot perhatian warga itu, tak ada masalah. Namun sesuatu yang janggal akhirnya muncul di hari Minggu (17/3) pagi. Suami istri itu disebutkan enggan membawa sang buah hati pulang bersama mereka.

Hal itu disebutkan Ranta, Ketua RW 10 yang saat kejadian melahirkan itu turut ada di lokasi. Sebagai pengurus kewilayahan, ia wajib memberikan bantuan sebisa mungkin.

"Jadi kita bantu dengan menyiapkan ambulans kelurahan. Nah sehari setelah lahiran, saya dapat kabar dari pekerja sosial (peksos) kelurahan kalau ibu bapaknya itu enggak mau membawa anaknya," kata Ranta.

Berdasarkan keterangan suami istri itu pada peksos, mereka beralasan tidak mau membawa anak yang baru dilahirkan itu karena mereka sibuk bekerja sehingga tak ada yang bisa merawat.

"Alasannya katanya mereka bekerja, jadi tidak ada yang merawat anaknya. Jadi sampai hari ini, mereka tidak ada muncul mau membawa anaknya. Tapi kalau masalah administrasi ke bidan, katanya sudah diselesaikan," kata Ranta.

Terpisah, Lurah Pasirkaliki Andri Nurwantoro mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Dinas Sosial terkait bayi yang diterlantarkan kedua orangtuanya setelah dilahirkan.

"Kita fokus dulu merawat bayinya, alhamdulillah kondisinya sehat. Memang orangtua tidak mau membawa bayinya, makanya kita koordinasi dengan Dinas Sosial Kota Cimahi memastikan siapa nanti yang akan bertanggungjawab merawat bayi ini," ujar Andri.

Pembacok Penagih Uang di Cianjur Penipu Modus Pengganda Uang

Kematian penagih utang di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat terungkap. Surya (50), pelaku pembacokan tersebut ternyata menjalankan praktik penggandaan uang. Bahkan pelaku menjanjikan dapat menggandakan uang hingga 200 persen dari jumlah uang yang diberikan.

Kapolres Cianjur AKBP Aszhari Kurniawan mengungkap, sebelum aksi pembunuhan, terungkap jika korban mendatangi rumah pelaku untuk menagih uang hasil penggandaan uang.

"Pelaku ini menjalankan praktik penggandaan uang. Jadi peristiwa pembunuhan itu berawal dari korban yang menagih uang, baik modal ataupun hasil dari penggandaan uang yang dijanjikan pelaku," kata Aszhari hari ini.

Dia mengungkapkan, karena korban terus terus menagih, akhirnya pelaku nekat membunuh korban dengan menggunakan linggis.

"Pelaku melakukan tindakan kekerasan yang menyebabkan meninggal dunia tersebut menggunakan linggis yang dihantamkan ke kepala korban," ucapnya.

Kasatreskrim Polres Cianjur AKP Tono Listianto menambahkan, praktik penipuan dengan modus penggandaan uang itu juga diperkuat dengan ditemukannya sesajen hingga dupa di rumah pelaku.

"Dari hasil pemeriksaan juga pelaku mengakui memang menjalankan penipuan berkedok penggandaan uang. Menjanjikan dapat menggandakan uang hingga 200 persen. Sehingga dari uang yang diberikan korban sebesar Rp 8 juta itu bisa menjadi lebih dari Rp 20 juta," ujarnya.

Kepada korban, pelaku janjikan uang hasil penggandaan itu akan dikirim melalui bank Swiss. "Jadi modusnya, bisa menggandakan uang. Pusatnya di Swiss. Nanti ditransfer lewat bank Swiss," tuturnya.

Di tempat yang sama, Surya (50) pelaku pembunuhan berdalih jika awalnya dia hendak meminjam uang, namun pada akhirnya menjanjikan dapat menggandakan uang.

"Awalnya mau pinjam Rp 3,5 juta. Tidak dijanjikan akan jadi berapa-berapanya," ucap pelaku.

Perampokan di Tasikmalaya, 2 Karyawan Minimarket Disekap

2 orang karyawan minimarket di pinggiran jalan utama Tasik-Manonjaya Dini Shafitri (21) dan Anis Fitria (24) disekap seorang perampok, kejadian ini terjadi hari ini.

Dalam kejadian ini, pelaku membawa sepucuk pistol dan sebilah pisau. Pelaku menguras uang tunai Rp 67 juta dari brankas dan kabur dari lokasi kwjadian. Aparat Polres Tasikmalaya masih melakukan penyelidikan atas aksi perampokan tersebut.

Salah satu korban, Dini mengatakan dia dan temannya mulai membuka toko sekitar jam 06.30 WIB. Pagi itu tak ada pegawai pria yang bertugas. "Pegawai yang cowok masuknya nanti siang," kata Dini.

Usai membuka toko, Dini mengaku sempat melayani dua pelanggan yang datang. "Nah yang ketiga itu si pelaku," ucap Dini.

Dalam kejadian ini, pelaku mengenakan jaket hitam, masker dan helm. Posturnya gempal alias tidak terlalu tinggi dan gemuk. Begitu masuk toko, pelaku terlihat seperti mencari sesuatu untuk dibeli. Tapi akhirnya dia masuk ke ruangan belakang.

"Dia sempat mutar-mutar dulu, mungkin lihat situasi. Terus ke belakang, saya sempat heran karena dia ke toilet tak izin dulu seperti costumer biasanya," ungkapnya.

Tak lama berselang, pria itu datang dari ruangan belakang sambil membawa senjata. Tangan kanannya menghunus pisau sementara tangan kirinya membawa pistol.

"Dia langsung menodong dengan pisau, kami takut apalagi di tangan kirinya pistol. Dia mendekat lalu menyuruh kami ke ruangan belakang. Dari depan kami berdua "dikaleng" (dirangkul pundak), jadi pisau itu dekat ke leher," kata Anis.

Sampai di ruangan belakang atau kantor toko itu, pelaku lalu menyuruh Anis mengikat tangan Dini dengan tali dan menutup matanya dengan lakban. Setelah itu Anis disuruh membuka kunci brankas. "Setelah itu baru tangan saya diikat oleh pelaku dan mata saya juga ditutup," kata Anis.

Diduga pelaku langsung mengambil semua uang yang ada di brankas lalu kabur. "Kita tahunya pelaku pergi karena mendengar suara pintu, yang pertama bisa lepas dari ikatan saya, kan saya diikat oleh Anis jadi tidak terlalu ketat," jelas Dini.

Anis yang juga berhasil melepaskan ikatan, langsung berusaha mengejar. "Saya lihat ke depan dia sudah mau kabur, saya berani mengejar karena pelaku terlihat sudah tak pegang senjata. Dia hanya pakai ransel," kata Anis.

Saat pelaku memutar sepeda motornya, Anis sempat menarik tasnya sambil berteriak. Tapi dia kalah tenaga, pelaku langsung tancap gas ke arah Kota Tasik. "Pas saya tarik sambil teriak, sempat ada pengendara yang berhenti mau nolong, tapi pelaku keburu kabur," ungkap Anis.

Baik Dini mau pun Anis menyebut pelaku berbicara dengan Bahasa Indonesia tanpa logat yang mudah dikenali. Pelaku kabur ke arah Kota Tasikmalaya. Uang yang digondol Rp 67 juta merupakan uang omzet penjualan yang belum sempat ditarik, karena periode penarikan uang dilakukan dua hari sekali. Ikhwal pistol yang dibawa pelaku kedua pegawai ini tak bisa memastikan keasliannya karena pelaku tak sampai melepaskan tembakan.

Perwira pengawas piket Polres Tasikmalaya Kota Iptu Soni Alamsyah membenarkan kejadian tersebut. Soni mengatakan usai menerima laporan pihaknya langsung mendatangi TKP.

"Berdasarkan keterangan dua karyawan, ini merupakan aksi pencurian dengan kekerasan. Kerugian sekitar Rp 67 juta," tutur Soni.

Soni menyebut hasil penyelidikan sementara, pelaku seorang diri, langsung menyekap dua karyawan perempuan dan menggasak isi brankas. "Penyelidikan lebih lanjut ditangani Satreskrim, semoga bisa terungkap," kata Soni.

Tim Inafis Satreskrim Tasikmalaya Kota sudah melakukan olah TKP, seperti mengambil sidik jari, memeriksa ponsel pegawai, mengambil rekaman CCTV dan pemeriksaan lainnya. (orb/orb)



Hide Ads