7 Hikmah Ziarah Kubur dengan Tata Cara dan Adabnya

7 Hikmah Ziarah Kubur dengan Tata Cara dan Adabnya

Iqbal Kukuh - detikJabar
Jumat, 08 Mar 2024 17:00 WIB
Ziarah kubur marak dilakukan saat lebaran. Biasanya ziarah dilakukan usai salat Idul Fitri, seperti terlihat di Pemakaman Wakaf Kramat Pela, Jakarta Selatan, Sabtu (22/4/2023).
Hikmah ziarah kubur (Foto: Grandyos Zafna)
Bandung - Ziarah kubur merupakan salah satu amalan sunnah dalam agama Islam yang dilakukan untuk mengunjungi kuburan dan mendoakan orang yang telah meninggal. Amalan ini memiliki banyak hikmah dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam jurnal Hadis-Hadis tentang Ziarah Kubur oleh Sulaiman Hasibuan, ziarah kubur adalah mendatangi kuburan dengan tujuan untuk mendoakan ahli kubur dan sebagai pelajaran bagi penziarah bahwa tidak lama lagi juga semua akan menyusul penghuni kuburan sehingga dapat lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa definisi ziarah kubur adalah mengunjungi makam seseorang dengan niat mendoakannya serta mengambil pelajaran dari keadaan mereka bahwa suatu saat nanti kita juga akan menghadapi kematian.

Terdapat hadits yang menyampaikan ziarah diperbolehkan asal tidak menyimpang. Berikut haditsnya dikutip dari jurnal Analisis Hadis Tentang Ziarah Kubur Bagi Wanita Dalam Kitab Sunan Ibnu Majah Dan Abu Dawud oleh Zaki Fahri, serta Nurhadi dalam jurnalnya yang berjudul Ta'arud Hadis Tentang Ziarah Kubur Dalam Perspektif Empat Mazhab.

Dalam shahih Bukhari dan shahih Muslim, disebutkan riwayat Anas, "Rasulullah SAW, melewati seorang wanita di sebuah makam yang sedang menangisi anaknya yang telah meninggal. Beliau bersabda" :

ُه َقا َل ِن َمالِ ٍك َر ِض ًَ ََّّللاُ َعنْ ِس ْب َن َ ٌت َع ْن أ ِ اب َ َنا ث َ َحَّدث َنا ُش ْعَبةُ َ َنا آَدُم َحَّدث َ َحَّدث ِقً ََّّللاَ ٍر َفَقا َل اتَّ َد َقْب ٍة َتْب ِكً ِعنْ َ ا ْم َرأ ِ َم ب َّ ٌْ ِه َو َسل َّى ََّّللاُ َعلَ ً َصل ُّ ِ ب َم َّر النَّ ِ ِر َوا ْصب ُه نَّ ِ َها إ ُه َفِقٌ َل لَ فْ ِ ْم َت ْعر ُم ِصٌَبِتً َولَ ِ َص ْب ب ْم تُ َك لَ نَّ ِ ً َفإ ِّ ٌْ َك َعن لَ ِ ي َقالَ ْت إ ِجْد ْم َت َم َفلَ َّ ٌْ ِه َو َسل َّى ََّّللاُ َعلَ ً َصل ِّ ِ ب َت ْت َبا َب النَّ َ َم َفأ َّ ٌْ ِه َو َسل َّى ََّّللاُ َعلَ ً َصل ُّ ِ ب النَّ ْم ٌ َن َفَقالَ ْت لَ ِ َدهُ َبَّواب ِعن ى ْ ولَ ْْلُ َد ال َّصْدَمِة ا َما ال َّصْب ُر ِعنْ نَّ ِ َك َفَقا َل إ فْ ِ ْعر َ أ

Artinya: "Telah menceritakan kepada kami Adam telah menceritakan kepada kami Syu'bah telah menceritakan kepada kami Tsabit dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata,: Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah berjalan melewati seorang wanita yang sedang menangis di sisi kubur. Maka Beliau berkata,: "Bertakwalah kepada Allah dan bersabarlah". Wanita itu berkata,: "Kamu tidak mengerti keadaan saya, karena kamu tidak mengalami mushibah seperti yang aku alami". Wanita itu tidak mengetahui jika yang menasehati itu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Lalu diberi tahu: "Sesungguhnya orang tadi adalah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Spontan wanita tersebut mendatangi rumah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam namun dia tidak menemukannya. Setelah bertemu dia berkata; "Maaf, tadi aku tidak mengetahui anda". Maka Beliau bersabda: "Sesungguhnya sabar itu pada kesempatan pertama (saat datang mushibah)." (HR. Bukhori).

7 Hikmah Ziarah Kubur

Ziarah kubur juga memiliki hikmah tersendiri. Berikut hikmah ziarah kubur dikutip dari materi Ziarah Kubur Dr. H. Ahmadi NH, SpKJ.

1. Mengingatkan tentang hari akhirat dan kematian sehingga dapat memberikan pelajaran dan ibrah bagi orang yang berziarah, sehingga dapat memberikan dampak yang positif dalam kehidupan.

2. Mendoakan keselamatan bagi orang-orang yang telah meninggal dunia dan memohon ampunan untuk mereka atas segala amalan di dunia.

3. Menghidupkan sunnah yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW.

4. Mendapatkan pahala dan ibadah kepada Allah dengan ziarah kubur yang dilakukannya. Ziarah kubur termasuk ibadah dan semua ibadah harus ditujukan kepada Allah SWT semata, sebagaimana firman-Nya:
ِليَ ْعبُ ُدْوا هللاَ ُم ْخِل ِصْي َن لَهُ الِِّدْي َن ُحنَفَا َءِم ُُ ْوا إَِلُ قال هللا ُعالى: ﴿ َو َمآ أ

Artinya: "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta'atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus." (QS. Al-Bayyinah:5).

﴿ :تعالى هللا قال

Artinya: "dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia (QS. Al-Isra:23).

5. Melihat kuburan yang sunyi, akan menggerakkan hati dan jiwa manusia untuk mempersiapkan diri menghadapi kematian.

6. Menyaksikan nisan-nisan dapat melembutkan hati yang paling keras sekalipun, membuat pendengaran yang paling tuli dan memberikan cahaya kepada penglihatan yang paling samar.

7. Menyebabkan orang melihat kembali cara hidupnya, mengevaluasinya, berpikir mengenai pertanggungjawabannya yang berat di hadapan Allah dan manusia serta terhadap kurangnya amal kebajikan yang telah dibuat.

Tata Cara Ziarah Kubur

Mengutip buku Adab Berziarah Kubur untuk Wanita karya Mutmainah Afra Rabbani, ziarah kubur dapat bertujuan sebagai sarana pengingat bagi manusia akan kehidupan akhirat, berikut tata caranya.

1. Membaca Salam

السَّلامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنينَ وَأتاكُمْ ما تُوعَدُونَ غَداً مُؤَجَّلُونَ وَإنَّا إنْ شاءَ اللَّهُ بِكُمْ لاحقُونَ

Bacaan Latin: Assalamu'alaìkum dara qaumìn mu'mìnîn wa atakum ma tu'adun ghadan mu'ajjalun, wa ìnna ìnsya-Allahu bìkum lahìqun"

Artinya: "Assalamualaikum, hai tempat bersemayam kaum mukmin. Telah datang kepada kalian janji Allah yang sempat ditangguhkan besok, dan kami insyaallah akan menyusul kalian."

2. Melanjutkan Istighfar

أَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ اَلَّذِي لآ إِلَهَ إِلَّا هُوَ اْلحَيُّ اْلقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

Bacaan Latin: "Astaghfirullah hal adzim alladzi la ilaha illa huwal hayyul qoyyumu wa atubu ilaihi."

Artinya: "Aku mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung, yang tiada Tuhan selain Dia Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri, dan aku bertaubat kepadaNya."

3. Membaca Surah Al-Fatihah

4. Membaca Surah Pendek Seperti Al Ikhlas, Al Falaq, dan An Naas

5. Membaca Kalimat Tahlil لَا إِلَهَ إِلَّا اللهَ

Arab-latin: "Laailaaha Illallah."

Artinya: "Tiada Tuhan selain Allah."

6. Membaca doa ziarah kubur versi panjang

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الذُّنُوبِ والْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ

الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّار, وَافْسَحْ لَهُ فِي قَبْرِهِ، ونَوِّرْ لَهُ فِيهِ

Bacaan latin: Allahummaghfìrlahu war hamhu wa 'aafìhìì wa'fu anhu, wa akrìm nuzuulahu wawassì' madholahu, waghsìlhu bìl maa'ì watssaljì walbaradì, wa naqqìhì, mìnaddzzunubì wal khathaya kamaa yunaqqatssaubul abyadhu mìnad danasì. Wabdìlhu daaran khaìran mìn daarìhì wa zaujan khaìran mìn zaujìhì. Wa adkhìlhul jannata wa aìdzhu mìn adzabìl qabrì wa mìn adzabìnnaarì wafsah lahu fì qabrìhì wa nawwìr lahu fìhì.

Artinya: "Ya Allah, berilah ampunan dan rahmat kepadanya. Berikanlah keselamatan dan berikanlah maaf kepadanya. Berikanlah kehormatan untuknya, luaskanlah tempat masuknya. Mandikanlah dia dengan air, es, dan embun. Bersihkanlah dia dari kesalahan sebagaimana Engkau bersihkan baju yang putih dari kotoran. Gantikan lah untuknya rumah yang lebih baik dari rumahnya, isteri yang lebih baik dari istrinya. Masukkan lah dia ke dalam surga, berikanlah perlindungan kepadanya dari azab kubur dan azab neraka. Lapangkan lah baginya dalam kuburnya dan terangilah dia di dalamnya."

Adab Ziarah Kubur

Ust Labib Mz menjelaskan dalam buku Perjalanan Hidup Sesudah Mati, bahwa ziarah kubur dulu pernah dilarang. Namun, hal ini hanya terjadi pada zaman umat muslim imannya mudah goyah, sehingga mudah dipengaruhi oleh adat jahiliyah yang menganggap bahwa roh bisa mengabulkan permintaan.

Adapun yang dilakukan sebagian orang seperti mengusap kuburan, menciumnya, serta berjalan mengelilinginya, adalah perbuatan bidah yang keliru, harus dijauhi dan dilarang sebab itu hanya boleh dilakukan khusus untuk Ka'bah yang memiliki keistimewaan tersendiri. Perbuatan bid'ah tanpa akan menimbulkan keburukan.

Maka, adab dalam berziarah kubur sebagai berikut:

1. Mengucapkan Salam

Adab yang pertama dilakukan dalam berziarah kubur adalah mengucapkan salam. Ucapkan:

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الدِّيَارِ مِنْ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لَاحِقُونَ أَسْأَلُ اللَّهَ لَنَا وَلَكُمْ الْعَافِيَة

Artinya: "Keselamatan kepada penghuni kubur dari kaum mukminin dan muslimin, kami InsyaAllah akan menyusul kalian semua. Aku memohon keselamatan kepada Allah untuk kami dan dan kalian semua." (HR. Muslim).

2. Tidak Memakai Sandal di Kuburan

Saat berziarah disunnahkan untuk tidak memakai alas kaki saat berjalan di atas kuburan. Sebagaimana dalam sebuah hadits:

يَا صَاحِبَ السِّبْتِيَّتَيْنِ، أَلْقِ سِبْتِيَّتَكَ! فَنَظَرَ الرَّجُلُ فَلَمَّا عَرَفَ رَسُوْلَ اللهِ، خَلَعَهُمَا فَرَمَى بِهِمَا

Artinya: "Wahai orang yang memakai sandal, celaka engkau, lepaslah sandalmu! Lalu orang itu melihat dan tatkala dia mengetahui (bahwa yang menegurnya adalah) Rasulullah SAW maka dia melepas dan melempar sandalnya," (HR. Abu Daud).

Namun, kembali lagi pada situasi dan kondisi. Jika tanah kuburan itu bertanah panas, basah, dan sebagainya, dibolehkan untuk memakai sandal.

3. Membaca Surat Pendek

Sunnah bagi peziarah lainnya adalah membaca surat pendek. Dengan membaca surat pendek, orang yang hadir akan mendapat pahala dan rahmat bagi yang dibacakan.

4. Mendoakan Mayat

Rasulullah menziarahi kuburan sahabatnya untuk mereka dan memohon ampunan untuk mereka. Dibolehkan untuk mengangkat tangan ketika mendoakan mayat.

5. Boleh Menangis Asal Tidak Berlebihan

Menangis saat melakukan ziarah kubur diperbolehkan karena Rasulullah SAW pun pernah menangis ketika melakukan ziarah kubur ibunya. Namun, hendaknya tidak berlebihan.

6. Tidak Duduk dan Berjalan di Atas Pusara Kuburan

Adab lainnya yang perlu diperhatikan dalam melakukan ziarah kubur adalah tidak duduk atau berdiri di atas kuburan. Sementara itu, diperbolehkan bila berjalan di samping atau di antara pusara-pusara kubur. Sebagaimana dalam hadits Rasulullah yang diriwayatkan oleh Muslim:

لأنْ يَجْلِسَ أحَدُكُمْ عَلَى جَمْرَةٍ، فَتُحْرِقَ ثِيَابَهُ فَتَخْلُصَ إِلَى جِلْدِهِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أنْ يَجْلِسَ عَلَى قَبْرٍ

"Sungguh jika salah seorang dari kalian duduk di atas bara api sehingga membakar bajunya dan menembus kulitnya, itu lebih baik daripada duduk di atas kubur." (HR. Muslim).

7. Menyiram Air di Atas Pusara

Kegiatan menyiram air di atas pusara kuburan saat berziarah diperbolehkan. Berdasarkan salah satu hadits yang berbunyi:

أن النبي ( صلى الله عليه وسلم ) رش على قبر ابراهيم ابنه ووضع عليه حصباء

Artinya: "Sesungguhnya Rasulullah SAW menyiram (air) di atas kubur Ibrahim, anaknya, dan meletakkan kerikil di atasnya." (HR. Abu Daud). (iqk/iqk)



Hide Ads