Seorang oknum guru di salah satu SD di kawasan Cipanas, Cianjur mencabuli belasan siswanya. Kasus ini bikin Bupati Cianjur Herman Suherman geram.
"Saya mengecam tindakan tersebut. Guru itu harusnya digugu (dituruti) dan ditiru. Tapi apa yang mau dicontoh dan dituruti kalau perbuatannya sudah menyimpang," kata dia, Minggu (4/3/2024).
Herman mengatakan pihaknya saat ini tengah gencar melakukan pembinaan para siswa agar terhindar dari perilaku seks menyimpang, narkoba dan kenakalan remaja. Salah satunya dengan melaksanakan program guru anjang ka siswa atau guru mendatangi siswa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita sedang jalankan program itu agar guru dan orangtua sinergi mendidik anak. Karena di sekolah itu kan hanya beberapa jam, selebihnya pendidikan di rumah yang lebih dominan," kata dia.
Namun, lanjut dia, di sisi lain ternyata ada oknum guru yang malah melakukan tindakan yang tidak patut untuk ditiru. "Jadi bukannya ikut menjaga anak di sekolah, malah menjadikan anak sebagai korban dari perbuatannya," kata dia.
Oleh karena itu, Herman menginstruksikan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Cianjur untuk melakukan pembinaan terhadap guru-guru, baik di tingkat SD ataupun SMP.
"Sudah saya minta Disdikbud agar ada evaluasi dan membina lagi para tenaga pengajar. Agar kejadian tersebut tidak terulang lagi," ungkapnya.
Senada, Ketua PGRI Kabupaten Cianjur Sukirman mengatakan pihaknya selalu manggaungkan dan menekankan kepada para pendidik untuk melakukan pengawasan dan menjauhi prilaku menyimpang.
"Sebagaimana tertuang di Undang-Undang Guru dan Dosen, tugas utama guru yaitu, mendidik, mengajar, melatih, membimbing, membina, mengarahkan, mengevaluasi, menilai, bisa melaksanakan tugas dengan baik dan benar. Hal itu yang selalu kami sampaikan pada para guru-guru di Cianjur," kata dia.
Dia mengaku sangat kecewa dengan perbuatan oknum guru yang telah melecehkan hingga mensodomi belasan siswa SD.
"Kecewa dan tindakan itu sangat memalukan. Kami tentu mengecam dengan adanya prilaku menyimpang, yang dilakukan oleh oknum guru honorer. Kami mendorong untuk efek jera menyerahkan ke proses hukum yang berlaku," tuturnya.
Sukirman berencana untuk memberikan layanan pendampingan dan bimbingan mental bagi para korban oknum guru tersebut.
"Kami melakukan bimbingan mental, beban psikis yang dialami siswa. Karena dengan adanya kekerasan seksual dapat mengakibatkan penderitaan psikis atau fisik termasuk yang mengganggu kesehatan siswa. Kami akan koordinasi dengan Pemkab agar segera ada bimbingan pemulihan mental bagi para korban," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, HR (27), seorang guru SD di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat diduga mencabuli belasan murid laki-lakinya. Bahkan beberapa diantaranya disodomi saat kegiatan pemantapan untuk menghadapi perlombaan.
(dir/dir)