Mahasiswa ITB Bisa Isi Ulang Air Minum di Water Refill Station

Mahasiswa ITB Bisa Isi Ulang Air Minum di Water Refill Station

Nur Azis - detikJabar
Jumat, 01 Mar 2024 22:43 WIB
Water refill station (stasiun isi ulang air minum) di kampus ITB Jatinangor.
Water refill station (stasiun isi ulang air minum) di kampus ITB Jatinangor. (Foto: Nur Azis/detikJabar)
Sumedang -

Institut Teknologi Bandung (ITB) melakukan pemasangan water refill station (stasiun isi ulang air minum) di kampus Jatinangor. Stasiun tersebut menjadi sarana tambahan bagi ITB sebagai kampus hijau.

Ada dua water refill station yang telah berdiri di kampus yang berlokasi di Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang tersebut. Tepatnya di antara gedung kuliah umum (GKU) 1 dan GKU 2 serta di GKU 3.

Direktur Kampus ITB Jatinangor, Prof. Ir. Agus Jatnika Effendi mengungkapkan water refill station menjadi salah satu sarana sebagai upaya untuk mencukupi kebutuhan air minum mahasiswa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Suhu di wilayah Jatinangor ini unik malam hari sangat dingin, siangnya sangat panas sehingga memang kebutuhan air minum supaya tidak dehidrasi itu harus terus menerus, dan ini siap minum serta gratis," ungkap Agus kepada detikJabar usai peresmian water refill station di Plaza Utama Kampus ITB, Jatinangor, Sumedang, Jumat (1/3/2024).

Agus memaparkan inovasi water refill station juga dihadirkan sebagai perwujudan kampus hijau ITB. Pasalnya, kategori teknologi yang diterapkan adalah teknologi hijau atau teknologi ramah lingkungan.

ADVERTISEMENT

"Jadi teknologi yang digunakan sangat low energy atau energinya sangat rendah sehingga teknologi green yang sesuai dengan tag line dari kampus ITB yakni green campus, jadi sangat relevan dengan visi misi kampus ITB," terangnya.

Water refill station sendiri rencananya akan terus dikembangkan di beberapa titik untuk memfasilitasi kebutuhan air minum bagi sekitar 8.000 mahasiswa saat beraktivitas di lingkungan kampus ITB.

"Kami akan kembangkan di beberapa titik karena kebutuhan air minum adalah kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi setiap orang sebanyak 2,5 liter per harinya," ungkapnya.

Pendirian water refill station di lingkungan Kampus ITB Jatinangor sendiri hasil kerjasama antara ITB dengan PT. Bank Tabungan Negara (BTN) melalui anggaran CSR atau anggaran tanggung jawab sosial perusahaan.

Sekretaris Bidang Teknologi Lembaga Pengembangan Inovasi dan Kewirausahaan (LPIK) ITB, Rofiq Iqbal menjelaskan, water refill station mampu menampung kapasitas air minum sebanyak 2,5 kubik per jam.

"Artinya kapasitasnya sangat besar sebab jika kebutuhan air minum per orang 10 liter sehari maka jika dikalikan bisa memenuhi kebutuhan banyak orang," paparnya.

Rofiq melanjutkan, kelebihan dari water refill station milik ITB yakni menerapkan teknologi yang dikenal dengan sebutan membran ultrafiltrasi. Teknologi ini berbeda dengan teknologi isi ulang air umumnya.

"Kalau air minum isi ulang kebanyakan biasanya pakai RO, nah bedanya RO dengan ultrafiltrasi ini, kalau RO membrannya atau pori-porinya sangat-sangat kecil sehingga mineral-mineral tidak dapat lewat, jadi kalau kita minum pakai RO itu mineralnya sudah tidak ada," paparnya.

"Nah sementara teknologi ultrafiltrasi ini untuk bakterinya tetap tersisihkan atau tertahan tapi mineral masih tetap bisa lewat sehingga airnya masih mengandung mineral yang dibutuhkan oleh tubuh, jadi rasa airnya pun ada terkesan rasa manis-manisnya," terangnya menambahkan.

(iqk/iqk)


Hide Ads