Nelayan Pangandaran kembali merasakan masa sulit. Musim paceklik membuat tangkapan ikan para nelayan berkurang sejak satu minggu terakhir ini.
Wakil Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Pangandaran M Yusuf menyebutkan, hasil tangkapan ikan nelayan memasuki masa paceklik.
"Tangkapan ikan berkurang tidak seperti satu atau dua bulan yang lalu," kata Yusuf di Pelabuhan Pendaratan Ikan Cikidang, Rabu (21/2/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, kondisi ini terjadi karena peralihan musim. "Biasanya diiringi musim paceklik ikan," kata dia.
Dia menyebut, satu bulan lalu nelayan sudah melewati masa musim panen ikan. Saat kemarau panjang, nelayan sudah dipastikan panen.
"Hampir setiap kemarau nelayan pasti pesta atau panen raya," ungkap Yusuf.
Meski tangkapan ikan tidak terlalu maksimal, kata dia, para nelayan tetap pergi melaut. "Usaha tetap ada, tapi (penghasilan) tak seperti panen kemarin. Nelayan inginnya kemarau lagi," ucap Yusuf senyum tipis.
Yusuf mengungkapkan, jika musim paceklik terjadi selama 4 bulan. Tentu, kata dia, nelayan harus memutar otak untuk tetap bertahan selama masa paceklik.
"Biasanya saat paceklik, banyak nelayan yang beralih mata pencaharian sebagai petani dan pelaku wisata pantai," katanya.
"Nelayan ada juga yang merupakan petani. Bila panen (ikan) jadi nelayan. Jika paceklik ikan beralih ke petani," kata Yusuf.
Dalam kesempatan yang sama, nelayan di Pelabuhan Cikidang Aan Juhana (31) mengaku, hasil tangkapan ikannya saat ini menurun.
"Hal ini disebabkan kondisi angin dan air yang keruh saat kondisi pasang," kata dia.
Ia juga mengatakan, di awal tahun 2024 ikan masih banyak. "Bahkan bisa menangkap ikan dan harga jualnya tinggi," kata Aan.
Sementara itu, Kepala Bidang Perikanan Ikan Tangkap Dinas Kelautan Perikanan dan Ketahanan Pangan (DKPKP) Pangandaran Ridwan Mulyadi mengatakan, penurunan hasil tangkapan ikan disebabkan karena faktor cuaca. "Musim angin barat," katanya.
Berdasarkan data dari Dinas Kelautan Pangandaran, sampai 16 Februari 2024, produksi perikanan tangkap tercatat sebanyak 265 ton.
Sementara pada tahun 2023, PAD dari ikan tangkap melebihi target. Pemda menargetkan Rp 1 miliar, sementara yang dihasilkan mencapai Rp 1,95 miliar.
(mso/mso)