Analisis PVMBG soal Dampak Longsor di Cibadak Sukabumi

Analisis PVMBG soal Dampak Longsor di Cibadak Sukabumi

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Senin, 29 Jan 2024 16:30 WIB
Foto udara longsor Cibadak, Sukabumi.
Foto udara longsor Cibadak, Sukabumi. (Foto: Istimewa)
Sukabumi -

Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan bersama timnya melakukan pemeriksaan di lokasi longsor yang menimbun 13 rumah warga di Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi.

Hendra datang bersama rombongan dan melihat langsung ada 13 rumah tertimbun, 6 rumah dengan kondisi bahaya dan 60 rumah berisiko. "Tadi saya sudah mengambil gambar ujung dari longsoran jadi yang terlongsor ini dari tempat kita meninjau ini atapnya itu di bawah. Jadi sekitar 7 meter di bawah rumah yang tertimbun longsor. Sedangkan kalau kita lihat sumber longsornya itu di atas, bayangkan ini yang di bawah rumah yang tertimbun, tiba-tiba di atas mungkin di sana ada urugan ya itu mungkin resiko sebetulnya," beber Hendra kepada awak media, Senin (29/1/2024).

Hendra menegaskan ada tim Geologi yang bakal melakukan assessment di lokasi longsor. Berikut memberikan keputusan tepat terkait kelanjutan kawasan permukiman yang diintai oleh longsor.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Yang terutama memberikan penanganan seperti apa yang tepat, secara ekonomis juga. Apakah dibuat pil-pil untuk menahan atau kah relokasi ini kan tidak mudah, tentunya. Karena dua-duanya perlu ditempuh dan memerlukan waktu," ujar Hendra.

Hendra juga meminta warga untuk menahan diri ketika ingin mengambil barang miliknya di dalam rumah yang tertimbun. Karena saat ini perlu diwaspadai adanya ancaman longsor susulan.

ADVERTISEMENT

"Sementara ya jangan ada orang dulu, yang utama orang dulu barang itu bisa ini. Yang ditakutkan ada longsor ini adalah susulan dari longsor ini. Jadi bukan tidak boleh mengambil barang, tapi kita keamanan masyarakat jangan sampai mengakibatkan hal yang tidak diinginkan," ungkapnya.

Hendra juga menyebut adanya rimbunan pohon bambu yang menahan longsoran. Pohon bambu itu mampu memberikan waktu 30 menit bagi warga untuk evakuasi menyelamatkan diri.

"Kejadian kemarin masih beruntung ada pohon bambu jadi memberikan waktu sampai setengah jam untuk evakuasi, sekarang enggak ada (penahan) apa-apa. Terkait (penyebab longsor) yang pastinya tim masih bekerja," imbuhnya.

"Secara geologi umum, jadi ada batuan yang menyerap air tapi di bawahnya ada lempung. Itu umum dari peta tapi kita harus memvalidasi dengan data lapangan perlu dievaluasi," sambungnya.

Lalu soal dugaan adanya pembangunan perumahan di atas perumahan yang memicu terjadi longsor, Hendra mengatakan itu baru sebatas dugaan.

"Dampaknya sudah terlihat, yang perlu dikaji keamanan ke depan seperti apa. Itu kan (perumahan) mungkin dugaannya kita harus assessment dua sampai tiga hari, kalau dari geologi di bawahnya ada formasi Rajamandala itu kan batuan lempung, ketika ada hujan air lempung inilah yang bisa ini, hanya perlu data lapangan ya," pungkasnya.

(sya/iqk)


Hide Ads