Pj Gubernur Jawa Barat Bey Mahmudin mendatangi permukiman warga yang menjadi korban longsor pada Rabu (24/1) lalu. Bey mengatakan kejadian tersebut merupakan sebuah pengalaman untuk Jawa Barat.
Hal itu diungkap Bey, saat meninjau lokasi longsor di Kampung Cibatu Hilir, Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi. Ia terlihat didampingi Wabup Sukabumi Iyos Somantri, Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)Hendra Gunawan dan Kepala BPBD Jabar Dani Ramdan.
"Pertama memang terjadi longsor dan penanganan fungsi sudah sangat baik. Pak Hendra dan tim akan meneliti kondisi tanahnya. Ada 13 rumah yang betul-betul tertimbun, 6 rumah dalam zona merah dan 60 rumah terancam. Solusinya seperti apa dan memikirkan ke depan bagaimana," kata Bey, Senin (29/1/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Bey, pihak PVMBG harus benar-benar mendapat informasi kemudian tim mengasessmen kondisi tanah di lokasi bencana tersebut. Kemudian pihak pemerintah daerah dan propinsi serta BPBD akan mencari solusi bagaimana rumah tinggal warga.
"Apakah saudara-saudara kita di sini direlokasi atau menunggu hasil geologi apakah masih bisa ditinggali. Intinya kami ingin semuanya aman tidak lagi terulang. Ini juga pengalaman untuk kami semua di Jawa Barat, hati-hati dengan pemilihan tanah, jangan sampai di kondisi-kondisi tertentu didirikan rumah dan sebagainya," ujarnya.
Bey juga memastikan akan mencarikan solusi untuk masyarakat setelah pihaknya berkoordinasi dengan geologi dan BMKG. Bey juga mewanti-wanti terkait keinginan warga yang berharap bisa mengambil barang yang tertimbun akibat longsoran.
"Sepertinya susah itu membahayakan, ternyata pak kades juga pernah ikut dalam kader desa tangguh bencana, sangat apresiasi ini sangat luar biasa. Saat terjadi bencana dengan sigap bisa menyelamatkan seluruh warganya. Waktu kejadian banyak yang ingin mengambil barang tapi dia, meminta tidak usah, lebih dahulu selamatkan jiwa," tutur Bey.
"Dan kami juga melihat penanganan pengungsi sangat baik walaupun ada yang kena darah tinggi dan sebagainya, tetap di perhatikan. Kemudian anak-anak (penyintas) harus sekolah, kalaupun tidak ada seragam tetap sekolah. Dan insya Allah Disdik Kabupaten Sukabumi akan memberikan seragam," sambung Bey.
Pengungsi Berharap Mendapat Tempat Baru
Sementara itu, suara dari para penghuni tenda pengungsian semakin menguat. Mereka ingin segera meninggalkan tenda-tenda pengungsian dan mendapat tempat baru. Hal ini menurut Bey menunggu dari asessmen yang dilakukan.
"Kita tidak ingin lama hanya kita memikirkan ke depan tidak hanya sementara, semua harus di asessmen dulu, kemudian bicara anggaran. Kita juga tidak ingin lama, kami ingin mereka nyaman dan berhak mendapat tempat aman dan nyaman," jelas Bey.
Bey juga tidak akan memberikan bantuan untuk para korban yang menderita kerugian akibat kerusakan rumah mereka. Menurut Bey, khawatirnya ketika diberikan uang malah tidak cukup untuk kembali membangun rumah.
"Ini kan tanah, jadi tidak seperti biasanya ada bantuan untuk kerusakan sedang, ringan dan berat. Takutnya kami berikan uang mala tidak cukup, intinya kami akan mencari solusi terbaik untuk masyarakat," pungkasnya.
(sya/sud)