Praktik perdagangan daging anjing tengah menjadi sorotan setelah ratusan anjing berhasil diselamatkan dalam pengiriman ilegal dari Subang menuju Solo. Anjing tersebut diketahui hendak dikirim ke rumah jagal untuk keperluan konsumsi.
Para aktivis hewan menyebut jika Jawa Barat merupakan pemasok utama daging anjing untuk wilayah DKI Jakarta dan Jawa Tengah. Padahal sebenarnya, daging anjing bukanlah bahan pangan yang dibolehkan untuk dikonsumsi sesuai aturan Kementerian Pertanian (Kementan).
Aturan itu dimuat dalam Surat Edaran Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan Nomor 9874/SE/pk.420/F/09/2018 tanggal 25 September 2018 tentang peningkatan pengawasan terhadap peredaran/perdagangan daging anjing.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu mengapa masih ada orang yang mengkonsumsi daging anjing?
Mengutip dari detikFood, daging anjing memang memiliki nutrisi yang terbilang tinggi. Untuk setiap 100 gram daging anjing mengandung 60,8 gram air, 198 kkal energi, 24,6 gram protein, 0,9 gram karbohidrat, 1071 mg kalium, 1604 mg natrium dan 226 mg kalium.
Kandungan natrium pada daging anjing terbilang tinggi sehingga menjadi pemicu hadirnya hipertensi atau darah tinggi. Tapi tak hanya itu, daging anjing juga mengundang resiko yang lebih fatal.
Guru Besar Prodi Kedokteran Hewan Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Roostita L. Baila mengungkapkan, bahaya yang paling mengintai dari mengkonsumsi daging anjing adalah paparan virus rabies.
Selain terpapar rabies, orang yang mengkonsumsi daging anjing juga dapat tertular penyakit lain yang berasal dari parasit yang biasa hidup pada tubuh anjing.
"Bisa tertular rabies saat dressing daging tersebut (anjing), bisa tertular parasit darah yang menyerang anjing," kata Roostita saat dihubungi detikJabar, Selasa (16/1/2024).
Meski banyak bahaya yang mengintai, namun Roostita mengakui ada sebagian orang yang percaya daging anjing memiliki khasiat untuk meningkatkan stamina pria. Selain itu, mengkonsumsi daging anjing disebut dia juga didasarkan pada hal mitos bagi sebagian orang.
"Karena mereka kebanyakan didasarkan pada tujuannya untuk mitos, untuk stamina lelaki. Daging anjing merupakan daging merah sehingga biasanya dianggap memiliki kekhasan itu," ungkapnya.
Namun dia memastikan, daging anjing yang disebut punya khasiat untuk meningkatkan stamina laki-laki hanyalah mitos belaka. Roostita juga menjelaskan jika kandungan nutrisi daging anjing sebenarnya sama dengan sumber protein hewani lain seperti telur yang justru bisa didapat dengan lebih murah dan praktis.
"Karena menurut mereka kan untuk pemenuhan protein hewani, beli daging kambing atau sapi kan mahal dibanding dengan mereka motong anjing peliharaan dan dikonsumsi," ungkapnya.
"Tapi mereka tidak sadar bahwa lebih banyak bahayanya (mengkonsumsi daging anjing), karena (bisa) tertular penyakit yang ditularkan dari daging anjing tersebut," tutup Roostita.
(bba/mso)