Lara Jawa Barat Disergap Bencana

Round-up

Lara Jawa Barat Disergap Bencana

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Minggu, 14 Jan 2024 15:00 WIB
Warga menggunakan perahu melewati genangan banjir di Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (12/1/2024). Sedikitnya lima kecamatan di kawasan Bandung Selatan, Kabupaten Bandung terendam banjir setinggi 50 cm hingga 2 meter akibat meluapnya aliran Sungai Citarum yang terjadi pada Kamis (11/1) malam. ANTARA FOTO/Novrian Arbi/tom.
Warga menggunakan perahu melewati genangan banjir di Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Jumat (12/1/2024). (Foto: ANTARA FOTO/NOVRIAN ARBI)
Bandung - Awal tahun 2024, Jawa Barat diterpa duka. Beberapa daerahnya dikepung bencana selama sepekan terakhir. Diawali pada Senin (8/1), longsor susulan kembali terjadi di Gunung Anaga, Purwakarta.

Lumpur menutup jalan permukiman hingga rumah-rumah warga. Bahkan batu besar hingga pohon berserakkan di area pemukiman terbawa arus longsor. Sejumlah rumah rusak akibat kejadian itu.

Akibat longsor susulan itu juga, pengungsi di SDN 2 Sukamulya bertambah dari 8 RT dalam satu RW yang terdampak, yang mengungsi di titik ini berjumlah 127 KK dengan jumlah 424 jiwa.

Tewaskan Petani Sayur Bandung Barat

Kemudian pada Selasa (9/1), longsor terjadi pada tebing di Kampung Tugumukti, RT 1/RW13, Desa Tugumukti, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Longsor terjadi saat hujan deras mengguyur sejak Selasa pukul 13.00 WIB. Selang sejam kemudian, tebing setinggi 40 meter dan lebar 50 meter tiba-tiba longsor.

Longsor di Purwakarta.Longsor di Purwakarta. Foto: Dian Firmansyah

Insiden nahas ini juga menimpa Hendra, seorang petani sayur yang meninggal dunia setelah tertimbun longsor. Material longsor itu menyeret dan menimbun dua korban yakni Hendra dan rekannya, Bojes.

Namun beruntung, Bojes berhasil diselamatkan, sementara Hendra tertimbun sepenuhnya dan ditemukan 300 meter dari titik longsor.

Ribuan Jiwa Terdampak Banjir Karawang

Masih pada Selasa (9/1), banjir sempat terjadi di Karawang, meskipun sebagian besar wilayah yang terendam mulai surut. Warga yang sebelumnya mengungsi pun sudah mulai kembali ke rumah.

Hal itu diungkapkan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karawang Mahpudin. Dia menyebut saat ini hanya ada satu kecamatan yang masih terendam.

"Sekarang Alhamdulillah sudah surut, hanya tinggal 1 kecamatan," ujar Mahpudin, saat ditemui di Posko pengungsian Kantor Desa Karangligar, Kabupaten Karawang, Selasa (9/1/2024).

Untuk data total jiwa yang terdampak, dipaparkan Mahpudin, mencapai sekitar 2.000 jiwa dari enam desa yang terdampak banjir di Kabupaten Karawang.

Banjir Cikapundung

Hingga banjir kembali terjadi pada Jumat (12/1). Luapam Sungai Cikapundung menerjang Kota Bandung. Banjir ini terjadi akibat jebolnya tanggul aliran Sungai Cikapundung. Diduga, jebolnya tanggul disebabkan karena Sungai Cikapundung tidak sanggup menampung kiriman air dari wilayah Lembang.

Salah satu permukiman warga Gang Apandi, Braga, Kota Bandung pun terdampak. Banjir merendam ratusan rumah warga. Dari data BPBD Jabar ada 600 unit rumah yang terendam banjir.

"Dampak 600 unit rumah, RW 8 250 rumah, RW 4 250 rumah, RW 3 dan 7 100 rumah," kata Pranata Humas Ahli Muda BPBD Jabar Hadi dalam keterangan tertulis yang diterima detikJabar, Jumat (12/1/2024).

Warga menyingkirkan puing dan sampah yang terbawa air di permukiman padat Braga, Bandung, Jawa Barat, Kamis (11/1/2024). Sedikitnya 100 rumah warga di kawasan tersebut terendam banjir dan rusak akibat meluapnya aliran Sungai Cikapundung saat intensitas curah hujan tinggi. ANTARA FOTO/Novrian Arbi/tom.Warga menyingkirkan puing dan sampah yang terbawa air di permukiman padat Braga, Bandung, Jawa Barat, Kamis (11/1/2024). Sedikitnya 100 rumah warga di kawasan tersebut terendam banjir dan rusak akibat meluapnya aliran Sungai Cikapundung saat intensitas curah hujan tinggi. ANTARA FOTO/Novrian Arbi/tom. Foto: ANTARA FOTO/NOVRIAN ARBI

Hadi menyebut, banjir tersebut terjadi akibat luapan Sungai Cikapundung. Akibatnya, ratusan warga juga harus mengungsi. BPBD Provinsi Jawa Barat berkoordinasi dengan Diskar PB Kota Bandung dalam penanganan banjir ini.

"150 Jiwa mengungsi di teras Cikapundung dan 3 Jiwa pengungsi dalam kondisi sakit," ujarnya.

Menurut keterangan Nuraini (48) warga setempat, banjir meluap jam setengah 5 sore. Ia mengungkap, warga hanya bisa pasrah saat banjir menerjang. Warga langsung mengevakuasi diri ke rumah tetangga atau saudara yang lebih aman.

Menurut Iyep, warga setempat, saat ini memilih untuk menunggu banjir tersebut surut di posko pengungsian yang disediakan. Sebagian besar warga juga sudah mulai membersihkan rumah mereka dari terjangan banjir.

"Dulu pernah banjir kayak gini juga tahun 2009-an terakhir. Itu biasanya kita nunggu 2-3 jam sampai airnya surut. Mudah-mudahan cepet surutnya," pungkasnya.

Sementara itu, Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin menegaskan, bantuan kepada para korban banjir akan diberikan. Bey juga mengungkapkan, warga Braga untuk sementara diminta mengungsi di lokasi yang telah disediakan. Sebab, menurut prediksi BMKG, hujan dengan intensitas lebat akan kembali mengguyur pada siang hingga sore hari nanti.

"Masyarakat hati-hati, diperkirakan hari ini akan terjadi hujan lebat lagi dari siang hingga malam hari," ujarnya.

"Antisipasi hujan lebat harus hati-hati, kalau wilayah seperti ini harus mengungsi lagi dan ikuti arahan petugas," imbuhnya.

Pj Wali Kota Bandung Bambang Tirtoyuliono pun menjelaskan, tanggul tersebut terakhir kali diperbaiki pada 2004. Karena kondisi itu lah, tanggul sudah tidak mampu menampung debit air Sungai Cikapundung yang meluap.

"Tanggul 2004 diperbaiki. Jadi kalau kalau dapat laporan dari warga, tanggul itu sudah overfall, sudah melewati (ambang batas debit aliran Sungai Cikapundung)," katanya, Jumat (12/1/2024).

Bambang mengungkap, tanggul tersebut segera diperbaiki. Ia juga berharap penanganan di hulu Sungai Cikapundung, yang berada dalam kewenanganan Kabupaten Bandung Barat, bisa ditangani agar tak berdampak parah ke wilayah Kota Bandung.

"Tentunya tanggul ini mungkin harus ditinggikan, hari ini kita tinggikan dan perkuat struktur buat menahan beban," pungkasnya.

Selain permukiman warga, banjir di Kota Bandung juga menerjang sejumlah fasilitas umum. Mulai dari kantor Balai Pengujian Kendaraan Umum Dishub Kota Bandung yang berada di kawasan Gedebage, hingga 2 sekolah yaitu SDN 216 Sondariah dan SD di Rancasagatan.

Tiga fasilitas itu terendam akibat meluapnya sungai Cinambo. Ketinggian air merendam mulai dari 10-50 sentimeter.

Tak hanya di Kota Bandung, banjir juga melanda permukiman warga di wilayah Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung. Kasusnya pun serupa, dimana banjir datang setelah tanggul Sungai Cigede tanggul hingga tak kuat menampung aliran sungai.

2 Ribu Rumah Terendam

BPBD mencatat sebanyak 7.027 jiwa terdampak banjir di Kampung Lamajang Peuntas, Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot. Banjir juga menerjang 2 ribuan rumah dengan ketinggian yang ekstrem.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung Uka Suska Puji Utama mengungkapkan beberapa warga yang tidak memiliki lantai dua di rumahnya memilih mengungsi di pengungsian. "Pengungsian ada di SMPN 1 Dayeuhkolot. Ada sekitar 130 jiwa yang mengungsi," jelasnya. (aau/yum)



Hide Ads