Dilihat dari laman magma.indonesia, Kamis (7/12/2023), tingkat aktivitas Gunung Tangkuban Parahu pada Rabu (6/12/2023) kemarin, ada di level I atau normal.
Dalam laporan itu, juga dijelaskan hasil pengamatan visual Gunung Tangkuban Parahu dimana asap berwarna putih dengan intensitas tipis terlihat di kawah gunung.
Sedangkan dalam pengamatan kegempaan, Gunung Tangkuban Parahu mengalami 12 kali gempa Hembusan dengan amplitudo 1.5-6 mm, 8 kali gempa Low Frequency dengan amplitudo 1.5-7 mm, dan 1 kali gempa Tektonik Jauh dengan amplitudo 1.5 mm.
PVMBG juga mengimbau, masyarakat untuk tidak turun ke dasar kawah Gunung Tangkuban Parahu serta tidak menginap dan berlama-lama berada di dalam kawasan kawah aktif yang ada di dalam kompleks Gunung Tangkuban Parahu seperti kawah Ratu dan kawah Ranca Upas.
"Segera menjauhi/meninggalkan area sekitar kawah jika teramati peningkatan intensitas/ketebalan asap kawah dan/atau jika tercium bau gas yang menyengat untuk menghindari potensi bahaya paparan gas beracun maupun erupsi freatik," tulis imbauan PVMBG.
"Mewaspadai terjadinya letusan freatik yang dapat terjadi secara tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala peningkatan vulkanik yang jelas," lanjut imbauan tersebut.
PVMBG juga memastikan, segala perkembangan mengenai aktivitas Gunung Tangkuban Parahu akan disampaikan oleh instansi terkait yakni Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).
"Masyarakat diminta tidak mudah terpancing dengan isu tentang letusan Gunung Tangkuban Parahu," tutup imbauan PVMBG. (bba/mso)