Di balik kengeriannya lantaran kerap terjadi kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan korban jiwa, Jalur Tengkorak Bangbayang Cianjur menyimpan mata air alami.
Mata air ini oleh sejumlah masyarakat diyakini dapat menyembuhkan penyaki. Mata air itu disebut-sebut tak pernah surut, meskipun musim kemarau. Namanya Mata Air Cimadu, atau yang berarti air madu.
Sesuai dengan namanya yakni Cimadu atau air madu, mata air ini memang memiliki rasa manis di pangkal lidah setelah kita meneguk airnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Uniknya air Cimadu itu memang ada rasa manis-manisnya setelah diminum. Baik diminum langsung ataupun setelah proses dimasak dulu," ungkap Kang Dindin, tokoh pemuda Kecamatan Gekbrong, Kamis (23/11/2023).
Dia menyebut mata air tersebut sudah ada sejak Kecamatan Gekbrong, terutama Bangbayang permata kali menjadi pemukiman penduduk. Bahkan air tersebut tak pernah surut, meskipun musim kemarau panjang.
Uniknya, mata air tersebut pernah surut ketika perusahaan air minum dalam kemasan datang untuk melakukan riset. Namun setelah riset berakhir dan mata air tersebut tidak dijadikan sumber air untuk diperjual-belikan, mata air Cimadu kembali melimpah.
"Jadi dari orang tua dulu, leluhur kami sudah diamanahkan agar mata air ini jangan diperjualbelikan. Digunakan oleh masyarakat sebebas-bebasnya, tapi tidak untuk dijual. Makanya aneh tapi nyata, ketika ada riset dari perusahaan tiba-tiba surut, dan melimpah lagi setelah batal dijadikan sumber air untuk dijual. Padahal dari dulu tidak pernah surut," kata dia.
Dia menyebut jika umumnya sumber air bisa didapat dengan kedalaman di atas 10 meter, tetapi mata air Cimadu sudah bisa dimanfaatkan dengan sumur yang kedalamanannya hanya satu meter.
"Iya satu meter juga sudah keluar airnya, ini juga jadi keunikan, Makanya sumur di sini tidak pernah dalam," ucap dia.
Menurutnya, masyarakat juga percaya jika Mata Air Cimadu juga bisa menyembuhkan penyakit. "Sebagian warga percaya jika air Cimadu memang bisa menyembuhkan penyakit. Makanya saya juga siapkan air cimadu yang ditampung di galon di masjid. Air tersebut tidak pernah lepas dari doa dan zikir jemaah di masjid. Makanya dengan kemurnian air dan dengan didoakan, air tersebut diharapkan bisa menjadi penyembuh," tuturnya.
"Pada hakikatnya yang menyembuhkan ialah Tuhan, tapi syariatnya melalui air tersebut," tambahnya.
(sud/sud)