Kampung Wisata Sablon Bandung Menolak Punah

Kampung Wisata Sablon Bandung Menolak Punah

Daffa Sarja - detikJabar
Senin, 20 Nov 2023 09:00 WIB
Kampung Wisata Sablon Bandung.
Kampung Wisata Sablon Bandung. (Foto: Daffa Sarja/detikJabar)
Bandung -

Bandung dan fesyen menjadi dua hal yang saling berkaitan. Banyak orang mengenal jika Kota Kembang, julukan Kota Bandung menjadi salah satu kiblat fesyen di Indonesia karena banyak UMKM yang melahirkan produk kreatif yang diakui.

Terdapat salah satu kawasan yang terkenal sebagai salah satu pusat produksi kaus dan sablon di Bandung yaitu Kampung Wisata Sablon (KWS) yang berada di Jalan Surapati, Gang Muarajeun, Cihaurgeulis, Cibeunying Kaler.

Berbada dengan tempat wisata pada umumnya yang selalu ramai dengan pengunjung, Kampung Wisata Sablon hanyalah sebuah gang pemukiman warga padat penduduk. Namun yang menjadi keunikan kawasan tersebut yaitu hampir seluruh masyarakat merupakan perajin dan pengusaha sablon.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kampung Wisata Sablon berdiri berkat inisiasi dari para pelaku usaha sablon di kawasan tersebut. Namun jika melihat dari sejarah sablon sendiri, usaha sablon sudah berkembang secara bertahap di kawasan tersebut sejak 1997. Seiring berjalannya waktu, pada 2018 muncul inisiasi untuk membuat kampung sablon.

"Berkat kehadiran Wali Kota, ketika itu adalah Ridwan Kamil. Dia mencanangkan bahwa kita lebih baik Kampung Wisata Sablon karena mengikuti program pemerintah, yaitu kampung wisata. Akhirnya dicanangkanlah Kampung Wisata Sablon hingga sekarang," ucap Denni Juniardhy Ketua Komunitas KWS kepada detikJabar, belum lama ini.

ADVERTISEMENT

Namun saat pandemi COVID-19 melanda, Kampung Wisata Sablon (KWS) ikut terdampak, kala itu orderan sangatlah sepi. Sebagian penggiat usaha di kampung tersebut beralih menjadi driver ojek online.

"Jadi ketika terjadinya COVID, kita kan kena imbasnya. Orderan nggak ada, pekerjaan terkena dampak akhirnya banyak para pelaku sablon itu larinya ke ojek online, tapi mereka sih masih ada alat-alatnya, cuma karena orderan sepi akhirnya tugas dari KWS ini lebih ke membangkitkan kembali semangat," ungkap Denni.

"Kalau cara dari kita pengurus, kita mengadakan bazar atau acara, jadi per setiap bulan yang notabennya para pelaku usaha ini minimal niatnya sudah mulai kembali, dan pengenalan dari Kampung Wisata Sablon ini juga sudah mulai berjalan kembali. Makanya kita mengadakan event-event setiap bulannya, ada event pertunjukan seperti pentas seni budaya yang mengangkat wisatanya. Selain itu, ada pula bazar2 dari para pelaku usaha yang isinya dari kulineran ada dan fashion pun ada," lanjut Denni.

Tantangan Bagi Kampung Wisata Sablon

Kampung Wisata Sablon Bandung.Kampung Wisata Sablon Bandung. Foto: Daffa Sarja/detikJabar

Salah satu tantangan yang dihadapi oleh para penggiat usaha sablon di KWS ini adalah mengoptimalkan produksi dan penjualan yang masih menggunakan sistem konvensional. Maka dari itu, Denni berharap para pelaku usaha bisa menciptakan produk mandiri dan dapat dijual secara langsung.

"Sebenernya kalau tantangan di kita, bagaimana caranya membangun ekonomi kerakyatan yang notabennya UMKM. Harapan dari para pelaku usaha ini lebih luas lagi lapangan usahanya. Karena kan basic kita itu produksi, kalau produksi kan menunggu order," ucap Denni.

"Jadi bagaimana caranya si para pelaku usaha ini mempunyai produk yang bisa dijual secara langsung. Caranya kita bisa dengan online membuat marketplace, secara offline dengan ikut bazar dan event baik di kita sendiri atau di luar," lanjutnya.

Berkolaborasi dengan Pemerintah

Dalam memperkenalkan KWS pun dilakukan dengan berbagai cara. Mulai dari branding dengan menggunakan media sosial, kemudian melakukan kolaborasi dengan Dinas serta Instansi Pendidikan. Kolaborasi yang dilakukan berupa kunjungan-kunjungan edukasi terkait sablon itu sendiri.

"Kita mencoba berkolaborasi dengan para dinas, seperti melakukan kunjungan-kunjungan edukasi, karena kita lebih ke mengedukasi. Selain dari berkolaborasi dengan para dinas, kita juga berkolaborasi dengan instansi pendidikan. Contoh kemarin banyak yang melakukan tugas KKN, kunjungan dari anak-anak komunitas, kunjungan dari anak-anak TK, anak-anak SD, membuat satu edukasi mereka berkunjung ke tempat kita," jelas Denni.

Tak hanya itu, Denni sebagai Ketua komunitas KWS pun menyampaikan harapan ke depannya, dia berharap pemerintah lebih memperhatikan Kampung Wisata Sablon. "Kalau harapan saya sih, mudah-mudahan bisa berkolaborasi lebih ke depannya. Karena kita notabennya menempatkan order-order dari para instansi, intinya lebih di perhatikan para UMKM kita, kesejahteraan UMKM kita yang setelah pandemi kemarin dapat lebih bangkit kembali, lebih maju kembali," pungkas Denni.

(iqk/iqk)


Hide Ads