Spot Wisata Baru di Bandung, Bisa Kulineran Pinggir Sungai

Spot Wisata Baru di Bandung, Bisa Kulineran Pinggir Sungai

Nur Khansa Ranawati - detikJabar
Rabu, 23 Apr 2025 12:30 WIB
Pasiwal Cika-cika Bandung
Pasiwal Cika-cika Bandung (Foto: Nur Khansa Ranawati/detikJabar)
Bandung -

Pemerintah Kota Bandung meresmikan tempat wisata anyar yang terletak di kawasan Tanggulan Cikalapa, Dago Pojok. Di sana, pengunjung bisa menikmati pemandangan sungai dan pepohonan hijau sambil menikmati kuliner tradisional Bandung hingga memperoleh edukasi tentang lingkungan.

Kawasan wisata yang dinamai Pasar Sisi Walungan Cikapundung Cikalapa (Pasiwal Cika-cika) tersebut terletak di RT 04, RW 03 Kelurahan Dago. Untuk mencapai lokasi, pengunjung harus melewati turunan yang cukup curam dan berbatu, serta cukup licin terutama di musim hujan. Oleh karenanya, Anda yang ingin berkunjung disarankan mengenakan pakaian dan sepatu yang sesuai.

Meski demikian, ketika sampai, pemandangan sungai yang asri dapat mengobati lelah. Terlebih bila Anda memasuki kawasan tersebut dari turunan komplek Capitol Dago Valley, di mana Anda akan melewati pemandangan hamparan sawah yang masih hijau.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat memasuki area Pasiwal Cika-cika, terdapat sembilan saung-saung bambu beratap jerami yang dapat Anda temui. Di sanalah nantinya para UMKM akan berdagang aneka sajian kuliner untuk pengunjung.

Kepala Dinas Sumber Daya AIr dan Bina Magra (DSDABM) Kota Bandung Didi Ruswandi mengatakan, wisata kuliner tersebut akan dibuka setiap Sabtu dan Minggu. Konsep yang dikedepankan adalah wisata hijau ramah lingkungan.

ADVERTISEMENT

"Di Pasar Sisi Walungan ini ada sembilan saung. Nanti setiap Sabtu dan Minggu akan ada yang berjualan kuliner tradisional dengan pendekatan kemasan nol sampah plastik," ungkap Didi, Selasa (22/4/2025).

Pasiwal Cika-cika BandungPasiwal Cika-cika Bandung Foto: Nur Khansa Ranawati/detikJabar

Adapun para pedagangnya merupakan warga sekitar Dago Pojok. Sehingga, diharapkan ekonomi masyarakat sekitar dapat terbantu.

"Kita upayakan pemberdayaan untuk warga sekitar. Ini dinamakan ekonomi restoratif. Ada ekonomi mikro sekaligus sebagai pergerakan lingkungan," terangnya.

Dari Arung Jeram hingga Pengolahan Sampah

Tempat wisata ini sebenarnya sudah cukup lama beroperasi. Camat Coblong, Krinda Hamidipradja mengatakan, spot aliran Sungai Cikapundung di Kampung Cikalapa ini kerap digunakan pegiat alam untuk bermain rafting atau arung jeram. Namun sayangnya, olahraga tersebut saat ini belum bisa dilakukan di sana.

"Awalnya adalah tempat kukuyaan atau arung jeram, dari Curug Dago sampai ke BBWS. Karena sekarang airnya lagi dangkal, jadi arung jeramnya enggak jalan," ungkap Krinda saat ditemui di lokasi.

Meski demikian, ia mengatakan, karena lingkungannya yang asri dan cuacanya yang sejuk, tempat ini terus dikembangkan menjadi kawasan wisata. Bahkan, para pesepada pun disebut kerap gowes mengunjungi area ini.

"Di sini memang jalur wisata, nyambung dengan BBWS dan Curug Dago. Kita juga bisa juga hiking jalan kaki di area ini, kurang lebih 2 km (untuk sampai ke Curug Dago), tapi memang perlu waktu 3 jam karena jalanannya seperti ini," terang Krinda.

Pasiwal Cika-cika BandungPasiwal Cika-cika Bandung Foto: Nur Khansa Ranawati/detikJabar

Selama ini, Krinda mengatakan, terdapat komunitas yang menghidupkan kawasan Cika-cika sebagai kawasan konservasi. Komunitas yang juga bernama Cika-cika tersebut terdiri dari pegiat lingkungan dan warga setempat.

"Komunitas Cika-Cika itu adalah orang-orang yang peduli lingkungan, bekerja sama dengan warga Kecamatan Coblong dan Kecamatan Cidadap," ungkapnya.

Salah satu yang telah dilakukan komunitas tersebut, Krinda mengatakan adalah program pengolahan sampah menjadi kompos menggunakan budidaya maggot. Kompos yang telah diolah pun bahkan dikemas langsung di tempat ini.

"Karena banyak yang berkunjung ke sini, jadi mulai ada sampah-sampah, termasuk di sini. Nah sampah itu kita kumpulkan untuk makan maggot, lalu jadi kompos. Ada alat pemanas sampai pengepakan komposnya sudah modern," paparnya.

Kunjungan Dibatasi

Untuk menjaga kawasan wisata ini tetap lestari, Wali Kota Bandung Muhammad Farhan mengatakan pihaknya akan membatasi kunjungan warga. Ia meminta pengelola untuk membuat formulir pendaftaran untuk orang yang mau berkunjung.

"Batasi orang yang masuk dengan pendaftaran di awal, jadi tidak bisa tiba-tiba. Bisa pakai form yang link-nya ditaruh di Instagram misalnya," ungkap Farhan.

Hal tersebut dilakukan untuk memastikan kawasan yang juga berfungsi sebagai area penyangga bendungan ini tidak rusak.

"Penting (untuk kunjungan dibatasi) karena kita tidak mau sebuah daerah yang menjadi buffer bendungan terakhir di Kota Bandung ini jadi rusak begitu orang-orang berdatangan," jelasnya.




(dir/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads