Curug Bugbrug Surga Tersembunyi di Bandung Barat

Curug Bugbrug Surga Tersembunyi di Bandung Barat

Dini Putri - detikJabar
Minggu, 12 Nov 2023 16:31 WIB
Curug Bugbrug, Cisarua, Bandung Barat.
Curug Bugbrug, Cisarua, Bandung Barat (Foto: Dini Putri/detikJabar)
Bandung Barat -

Mansur (43) sedang duduk bersantai sembari sesekali memperhatikan pengunjung yang sedang asyik berwisata di kawasan Curug Bugbrug, Kabupaten Bandung Barat. Pemandangan yang asri membuat Curug Bugbrug begitu istimwa.

Saat didatangi, Mansur beranjak menyapa dan menawari minuman hangat lalu masuk ke dalam warung untuk menyiapkan beberapa sajian. Selang beberapa menit nampan hijau dibawanya dengan segelas kopi panas tersaji.

Mansur merupakan pengelola wisata alam Curug Bugbrug. Ia sudah mengelola dan merawat Curug Bugbrug sejak masa remaja, sekitar tahun 98-an.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Curug Bugbrug, Cisarua, Bandung Barat.Curug Bugbrug, Cisarua, Bandung Barat. Foto: Dini Putri

Kawasan sekitar Curug ini awalnya hanya berupa lahan perkebunan selada air yang tanahnya dimiliki oleh warga. Melihat banyaknya orang berdatangan ke area perkebunan selada tersebut hanya untuk menikmati keindahan Curug Bugbrug, Mansur yang saat itu masih remaja terpikirkan untuk memanfaatkan potensi tersebut.

Kawasan Cisarua, Lembang, Bandung Barat memang terkenal dengan potensi alamnya yang melimpah. Mulai dari megahnya Gunung Burangrang yang bisa dilihat dari berbagai penjuru Kota Bandung, tanahnya yang subur, hutan-hutan yang masih lebat, perkebunan karet, perkebunan teh, hingga yang paling dikenal dari wilayah Cisarua adalah wisata air terjunnya yang masih dalam satu aliran sungai.

ADVERTISEMENT

Mulai dari paling hulu ada Curug Layung, Curug Tilu Leuwi Opat, hingga Curug Pelangi. Namun, ada satu yang kiranya belum banyak dikenal seperti curug-curug lainnya, yaitu Curug Bugbrug. Lokasinya cukup tersembunyi dan berada di lembah yang memisahkan kawasan Cisarua dengan daerah Parongpong.

Sempat ditutup selama lima tahun, Curug Bugbrug mulai ditata kembali dan dioperasikan oleh Mansur dan beberapa orang pengelola lainnya pada pertengahan tahun 2020. Curug ini pertama kali ditetapkan sebagai wisata alam pada tahun 2001 yang diresmikan oleh desa setempat.

Tanaman-tanaman liar mulai dipangkas, fasilitas-fasilitas untuk pengunjung mulai dibangun seperti gazebo yang dibuat dari kayu, kursi-kursi yang ditaruh di berbagai titik Kawasan wisata Curug Bugbrug yang berupa batang-batang pohon besar, kamar mandi yang layak pakai dengan air yang bersih, musala, dan juga warung sederhana yang menyediakan makanan ringan hingga berat berupa mie instan yang bisa dinikmati pengunjung sembari memandang keindahan Curug Bubrug.

Perlahan Curug Bugbrug mulai dikenal oleh masyarakat Bandung maupun luar Bandung berkat adanya media sosial. Orang-orang berkunjung mendokumentasikan keindahan Curug Bugbrug dan membuat orang lain penasaran hingga terpengaruh untuk datang. Bahkan tak sedikit ada yang sengaja datang untuk membuat konten dan mempromosikan tempat ini agar lebih dikenal banyak orang.

Namun, sejak terjadinya kemarau beberapa bulan ke belakang, debit air sungai mengecil dengan sangat drastis bahkan nyaris kering. Warga sekitar menggunakan aliran air sungai untuk penghidupan sehari-hari.

Curug Bugbrug, Cisarua, Bandung Barat.Curug Bugbrug, Cisarua, Bandung Barat. Foto: Dini Putri

Mansur menjelaskan, jika daya tarik utama dari air terjun tentu lah aliran air yang jatuh menuruni tebing dan cipratan-cipratan air yang mengenai pengunjung terasa segar dan menyejukkan. Semakin besar debit air terjun yang jatuh maka pemandangannya akan semakin cantik. Musim kemarau berpengaruh terhadap menurunnya ketertarikan wisatawan mengunjungi Curug Bugbrug dengan aliran air yang sangat kecil.

"Soalnya yang (mau) berkunjung di cancel, lalu lihat dari medsos debit airnya begitu (kecil), ya jadi berkurang. Hampir lima puluh persen lebih, sudah dua bulan sepinya," ucap Mansur

Mansur juga mengatakan jika menyusutnya air sungai berpengaruh besar ke area pertanian warga. Namun, perlahan curah hujan kembali normal walau belum sepenuhnya. Menurutnya butuh 1-2 bulan kedepan untuk membuat debit air kembali normal, mengingat saat ini sudah mulai memasuki musim penghujan.

"Kalau sekarang ya nggak sampai 100 (pengunjung) dalam seminggu, jadi berkurang lah intinya," kata Mansur.

Cara Mengakses Curug Bugbrug

Bersarang di jantung Cisarua, Curug Bugbrug menawarkan lingkungan yang tenang dikelilingi oleh pepohonan hijau yang rimbun. Ada beberapa jalur yang bisa ditempuh untuk sampai ke curug tersebut.

Pertama, melewati Jalur Komando, lokasinya sebelum wisata Dusun Bambu. detikers akan melihat plang di sebelah kanan jalan dari arah masuk jalur Komando yang mengarahkan ke Curug Bugrug.

Di lokasi itu, sudah tersedia lahan parkir yang bertempat di pekarangan rumah warga dengan membayar senilai Rp 5.000. Dari area parkir sudar tersedia petunjuk arah untuk menuju ke Curug Bugbrug, atau, detikers juga bisa bertanya kepada warga sekitar. Nantinya, kamu harus menuruni jalan yang cukup terjal melewati perkebunan warga dan juga jembatan kecil, nantinya aka nada jalan setapak yang akan menuntun menuju Curug Bugbrug, tetap hati-hati ya detikers.

Jalur kedua, yaitu melewati Jalan Kampung Ciwangun Indah Camp (CIC). Berbeda dengan jalur pertama, kamu tidak akan menemui plang bertuliskan Curug Bugbrug, detikers perlu bertanya ke warga sekitar untuk tahu jalan menuju curug yang hampir tidak terlihat karena tertutupi semak-semak ilalang. Jika membawa kendaraan, kamu juga harus menitipkannya secara mandiri di rumah warga akrena tidak tersedia lahan parkir khusus.

Nantinya, pada jalur ini kamu akan melewati jalan setapak yang di sisi kanan dan kiri ditumbuhi ilalang, lalu melewati jembatan kayu dan melewati pintu kayu yang menandakan curug bugbrug, kamu harus menuruni anak tangga yang terbuat dari tanah yang disangga bambu, dan sudah bisa menyaksikan keindahan Curug Bugbrug dari atas, berbeda dengan jalur sebelumnya yang mengharuskan untuk melewati perkebunan warga dahulu .

Lalu, jalur ketiga dan merupakan jalur yang paling mudah adalah melewati gerbang yang terletak dekat dengan jalur masuk CIC pada Jalan Kolonel Matsuri. Pada gerbang tersebut terpasang banner yang bertuliskan "Dilarang Masuk", biasanya yang melewati jalur tersebut adalah warga sekitar yang akan berkebun atau mencari ikan di sungai.

Walau begitu, Mansur, selaku pengelola Curug Bugbrug mengatakan jika pihak pengelola sudah memberi kelonggaran untuk bisa melalui jalur tersebut, namun tidak disarankan jika membawa kendaraan pribadi karena tidak ada lahan parkir. Jalan ini dikatakan mudah karena tidak perlu menaiki dan menuruni lembah yang cukup menguras tenaga.

Untuk lebih lengkapnya, detikers bisa mengunjungi akun Instagram @curugbugbrug dan menghubungi kontak yang tersedia pada bio Instagramnya. Kamu bisa menanyakan dan koordinasi dengan pihak pengelola kiranya jalur mana yang tepat untuk detikers lewati.

Curug Bugbrug beroperasi setiap hari dengan tiket masuk Rp 10.000 per orang, jika kamu ingin camp di sini juga bisa loh, dikenakan biaya Rp 20.000 jika untuk camp. Jika ingin menggunakan tempat untuk acara yang skalanya besar dengan banyak orang juga bisa dengan menghubungi pengelola terlebih dahulu.

"Saya tau (Curug Bugbrug) dari postingan di Instagram, kaya bagus aja gitu masih asri walau ya kering sekarang karena kemarau kan," terang Rina, wisatawan yang berasal dari luar bandung, tepatnya dari Jatinangor, Kabupaten Sumedang.

Air terjun ini memiliki ketinggian sekitar 25 meter, dengan air yang jernih mengalir dari tebing berbatu yang dikelilingi oleh vegetasi tropis. Namun, karena lokasinya yang cukup tersembunyi, penting untuk mempersiapkan perjalanan. Berikut adalah beberapa tips untuk memastikan eksplorasi Curug Bugbrug berjalan lancar dan menyenangkan:

- Alas Kaki yang Sesuai: Karena perjalanan menuju Curug Bugbrug melibatkan trekking melalui hutan, pastikan untuk mengenakan sepatu yang nyaman dan sesuai.

- Jaga Kebersihan: Selalu bawa pulang sampah yang kamu bawa atau buanglah ke tempat smapai yang tersedia di area, dan bantu menjaga kebersihan lingkungan.

- Dilarang Berenang di Area yang sudah dibatasi: Ada area yang tidak boleh dimasuki pengunjung yaitu area kolam dengan air terjun yang kedalamannya mencapai 4 meter, sudah ada palng larangan juga, demi keselamatan pengunjung.

(mso/mso)


Hide Ads