Elevasi air Waduk Jatigede, Kabupaten Sumedang mulai mengalami kenaikan setelah sebelumnya terus mengalami penyusutan akibat kemarau disertai El Nino. Kenaikan volume air terjadi seiring dengan hujan yang mulai mengguyur sejumlah wilayah di Jawa Barat.
Berdasarkan data dari Unit Pengelola Bendungan (UPB) Jatigede, volume air Waduk Jatigede dari semula 381.001.617,65 meter kubik per tanggal 31 Oktober 2023 menjadi 384.923.217,65 meter kubik per tanggal 7 November 2023 atau volume airnya naik 3.921.600 meter kubik.
Kepala Unit Pengelola Bendungan (UPB) Jatigede Yuyu Wahyudin mengungkapkan, elevasi air mulai naik seiring dengan hujan yang mulai turun khususnya di hulu Sungai Cimanuk yang menjadi sumber pasokan air bagi Waduk Jatigede.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kebetulan dari hulunya Sungai Cimanuk di wilayah Garut sudah mulai sering hujan dan debit air yang masuk sudah lumayan besar," ungkap Yuyu saat dikonfirmasi detikJabar, Selasa (7/11/2023).
Yuyu menyebut, meski belum signifikan namun elevasi air Waduk Jatigede telah mengalami kenaikan dari yang terakhir dilihat di angka 239,7 mdpl (meter di atas permukaan laut) menjadi 240,3 atau 240,4 mdpl.
"Kebetulan pengeluaran air dari 1 November sampai 30 November tidak terlalu besar masih di angka 10 meter kubik per detik, karena belum masuk musim tanam jadi masih dapat memampung air," terangnya.
Sementara dalam menghadapi musim tanam satu pada Desember 2023, kata Yuyu, debit air yang dialirkan Waduk Jatigede akan disesuaikan dengan kondisi curah hujan. Namun biasanya, air yang dialirkan ada dikisaran 50 sampai 60 meter kubik per detik.
"Kita lihat dari kondisi hujan, kalau di area bendung rentang tercukupi maka kita tidak merilis (mengeluarkan) debit air yang besar, artinya kita menampung air sebagai persiapan di musim tanam dua dan musim tanam tiga," terangnya.
Yuyu berharap intensitas hujan sudah mulai tinggi pada pertengahan November 2023. Agar, pasokan air untuk wilayah hilir tidak hanya dari Waduk Jatigede.
"Kebutuhan di hilir mudah-mudahan dengan turunnya hujan, artinya suplai air ke bendung rentang tidak hanya dari Waduk Jatigede tapi dari anak-anak sungai dan air hujan yang turun di sekitar lahan pemanfaat," paparnya.
Sekadar diketahui, Waduk Jatigede mengairi lahan seluas 87 ribu hektar. Dari luas lahan tersebut, 66 ribu hektar untuk mengaliri wilayah Indramayu. Sementara sisanya wilayah Cirebon.
(mso/mso)