Tanggal 22 Oktober diperingati sebagai Hari Santri Nasional. Hari Santri tahun 2023 ini bertemakan Jihad Santri Jayakan Negeri.
Pada momen ini, detikJabar akan mengajak pembaca untuk berziarah ke salah satu makam di Kabupaten Sumedang bernama Makam Pasarean Gede. Di sana terdapat makam seorang tokoh penting dalam penyebaran agama Islam dengan gelarnya yakni Pangeran Santri.
Makamnya berada di pusat kota Sumedang, tepatnya di Kelurahan Kotakulon, Kecamatan Sumedang Selatan. Di lingkungan makam tersebut terdapat juga makam tokoh-tokoh penting atau para sesepuh Sumedang lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satunya yakni Pangeran Kornel yang sosoknya diabadikan dalam sebuah patung di kawasan Cadas Pangeran, Jalan Raya Bandung-Cirebon.
Pangeran Santri sendiri diketahui adalah Pangeran Kusumah Dinata I. Makamnya bersebelahan dengan istrinya yakni Ratu Dewi Inten Dewata yang dkenal sebagai Ratu Pucuk Umun atau salah satu pemimpin Kerajaan Sumedang Larang kala itu.
Ratu Pucuk Umun dan Pangeran Santri sendiri memimpin Kerajaan Sumedang Larang pada pertengahan abad 16. Pangeran Santri menjadi salah satu sosok yang menyebarkan agama Islam hingga ke seluruh penjuru Kerajaan Sunda kala itu termasuk Kerajaan Sumedang Larang di dalamnya.
Juru Kunci Makam Pasarean Gede, Nana Sujana mengungkapkan, Pangeran Santri merupakan cucu dari Sunan Gunung Djati dari garis Ibu. Sementara dari garis ayahnya yang bernama Pangeran Pamelekaran, adalah cucu dari Syekh Maulana Abdurahman atau Pangeran Panjunan dan cicit dari Syekh Datuk Kahfi dari Cirebon.
"Datang ke Sumedang, Pangeran Santri awalnya bernama Raden Soleh saat Sumedang Larang belum mengenal Islam," ungkap Nana kepada detikJabar di lokasi, Minggu (22/10/2023).
"Kala itu Pangeran Santri diperintah untuk menghadap ke Karaton Sumedang Larang oleh Ratu Pucuk Umun yang saat itu Kerajaan Sumedang Larang berada di Kutamaya (sekarang masuk wilayah Padasuka, Kecamatan Sumedang Utara)," terangnya.
Nana mengatakan, kala itu Pangeran Santri memperkenalkan tentang ajaran agama Islam kepada Ratu Pucuk Umun. Sementara Kerajaan Sumedang Larang sendiri saat itu tengah menganut Sunda Wiwitan. Hingga akhirnya Ratu Pucuk Umun pun memeluk agama Islam lalu kemudian menikah dengan Pangeran Santri.
![]() |
"Dari sanalah awal mula gelar Pangeran Santri disandang oleh Raden Soleh, karena menjadi orang yang pertama mengenalkan Islam di Kerajaam Sumedang Larang," paparnya.
Menurut Nana, dengan kedudukannya sebagai pemimpin Sumedang Larang bareng Istrinya itulah menjadikan agama Islam mudah tersebar di tatar Sunda.
"Jadi Pangeran Santri ini leluasa menyebarkan agama Islam di tatar Sunda lantaran telah diakui oleh istrinya yang kala itu menjadi pemimpin Sumedang Larang, jadi tidak ada halangan saat menyebarkan Islam sampai ke wilayah pelosok-pelosok Jawa Barat saat ini," paparnya.
Dari pernikahannya bersama Ratu Pucuk Umun, Pangeran Santri dikarunia enam orang putra putri di antaranya Pangeran Angkawijaya atau Prabu Geusan Ulun, Kiyai Rangga Haji, Kiyai Demang Watang di Walakung, Santowaan Wirakusumah, Santowaan Cikeruh dan Santowaan Awiluar.
"Setelah Pangeran Santri dan Ratu Pucuk Umun, kekuasaan Kerajaan Sumedang Larang dilanjutkan oleh putra tertuanya yakni Prabu Geusan Ulun," ucapnya.