Makam Palsu di Kompleks Penyebar Islam Ponorogo Dibongkar

Makam Palsu di Kompleks Penyebar Islam Ponorogo Dibongkar

Charolin Pebrianti - detikJatim
Rabu, 30 Apr 2025 12:00 WIB
Pembongkaran makam palsu di Ponorogo
Pembongkaran makam palsu di Ponorogo (Foto: Charolin Pebrianti/detikJatim)
Ponorogo -

Sebuah makam yang belakangan diketahui palsu di kawasan Kompleks Pemakaman Kiai Ageng Nur Salim, Dukuh Mantup, Desa Ngasinan, Kecamatan Jetis, Ponorogo, akhirnya dibongkar.

Pembongkaran dilakukan sekelompok warga dari Perjuangan Wali Songo Indonesia (PWI) Laskar Sabilillah, setelah adanya laporan dari pemilik lahan dan hasil klarifikasi sejarah yang tak bisa dibuktikan kebenarannya.

Pemilik lahan, Hariyanto mengungkapkan, awal mula keberadaan makam tersebut bermula dari mimpi seseorang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tahunya kan duduk sini, tahlil. Saya awalnya ditanyai, 'Pak Hari kamu pernah mimpi?'. Mimpinya saya bersih-bersih di sebelah timur makam, sampai tiga kali sama," ujarnya kepada wartawan, Senin (29/4/2025).

Hariyanto menuturkan, setelah kejadian itu, seseorang bernama Pak Haji Daironi memanggil gurunya, Kiai Amin, yang kemudian membawa Mbah Lurah Lamiran.

ADVERTISEMENT

"Dia katanya dihipnotis di jalan sana, dikasih tanda, lalu dibangun makam," jelasnya.

Nama tokoh yang diklaim dimakamkan pun disebutkan dengan keraguan.

"Saya sendiri namanya kurang yakin, Mbah Nyai Ageng Condrowarti binti Sayid Usman Al Yamani. Katanya itu istri kedua Mbah Nur Salim, penyebar agama Islam, yang juga mertuanya Mbah Muhammad Besari," terang Hariyanto.

Namun demikian, dari sisi silsilah dan riwayat sejarah, Hariyanto mengaku tak menemukan informasi apapun dari orang tua maupun leluhurnya.

"Yang saya tanya orang tua dan mbah saya, tidak ada," tegasnya.

Ia menambahkan, area makam tersebut merupakan makam keluarga, bukan makam umum. "Yang dimakamkan di sini orang Karanglo, keluarga saya, warga Desa Bajang, Kecamatan Balong. Kalau ada yang mau dimakamkan di sini harus izin," ungkap Hariyanto.

Menurutnya, pembongkaran makam palsu itu dilakukan demi ketenangan masyarakat. "Pembongkaran makam ini, kalau bagi saya biar nggak seterusnya ramai, biar tenang masyarakat. Dibongkar ya monggo," katanya.

Ketua PWI Laskar Sabilillah, Nanang Saiful Fathoni, menegaskan bahwa pihaknya menerima laporan dari Hariyanto soal keberadaan makam mencurigakan tersebut. "Karena terbukti tidak ada literasi ataupun bukti sejarah maupun cerita turun-temurun dari warga setempat, maka kami tindak lanjuti," ujar Nanang.

PWI lalu menggelar audiensi bersama pemilik tanah dan pihak kelurahan setempat untuk memastikan keabsahan makam.

"Kita bikin kesepakatan bersama bahwa ini memang makam palsu, tidak ada sejarahnya. Dan ini sudah terbukti. Maka kami sebagai mediator, pelurus sejarah, mengadakan eksekusi dan disepakati oleh bapak Hariyanto serta diketahui pak lurah setempat," jelas Nanang.

Nanang juga menyebut makam tersebut sudah dibangun sekitar dua tahun lalu dan sempat didatangi peziarah dari berbagai daerah, terutama menjelang bulan Ramadan. "Peziarah datang dari Solo, Ngawi, dan sekitarnya. Bahkan sudah dilakukan beberapa kali ritual yang tidak jelas. Ini bisa membelokkan akidah," katanya.

Sebanyak 100 orang dilibatkan dalam proses pembongkaran makam tersebut. "Kita sudah melakukan kesepakatan dan bertanda tangan di atas materai. Bahwa Pak Hariyanto menyerahkan sepenuhnya pembongkaran ini kepada PWI," tandasnya.

Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya menjaga keaslian sejarah dan tradisi keagamaan, agar tidak ada ruang bagi penyimpangan keyakinan dan praktik keagamaan yang menyesatkan masyarakat.




(irb/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads