Sebanyak 30 orang penumpang Kereta Cepat Whoosh mengalami keterlambatan saat melakukan perjalanan Bandung-Jakarta. Hal tersebut terjadi akibat karena Kereta Api Feeder alami permasalahan di bagian pembakaran.
Tim detikJabar telah merangkum fakta-faktanya. Berikut tujuh fakta penumpang Kereta Cepat Whoosh Terlambat akibat KA Feeder alami gangguan:
30 Orang Ditinggal Whoosh
Riki Suhandoyo (25), warga Kota Bandung menjadi satu di antara 30 penumpang yang dirugikan akibat KA Feeder dari Stasiun Bandung yang terlambat tiba di Stasiun Kereta Cepat Whoosh, Padalarang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya betul saya hari ini jadi salah satu penumpang yang ditinggal kereta cepat karena terlambat datang di Stasiun Padalarang. Akhirnya harus menunggu jadwal pemberangkatan selanjutnya," kata Riki saat dihubungi detikJabar.
Ditinggal Karena KA Feeder Telat
Riki menjelaskan seharusnya ia dan penumpang lainnya tiba di Stasiun Kereta Cepat Whoosh Padalarang pada pukul 06.56. Namun ia terlambat datang karena KA Feeder tiba lebih dari jadwal yang telah ditentukan.
"Harusnya tiba di (Stasiun Whoosh) Padalarang itu jam 06.56, tapi telat sedangkan kereta cepat sudah mau berangkat. Kalau berangkat dari Stasiun Bandung sebetulnya tepat waktu, cuma saya juga nggak tahu penyebab keterlambatan kita tiba di Padalarang itu apa," jelasnya Riki.
Menunggu 2 Jam di Stasiun Padalarang
Riki seharusnya tiba di Jakarta sekitar pukul 08.00 WIB, namun baru berangkat dari Stasiun Kereta Cepat Whoosh Padalarang pada pukul 09.02 WIB.
"Jadi kita menunggu itu sekitar 2 jam lebih. Kita dikondisikan di ruang tunggu, baru berangkat dengan kereta selanjutnya itu jam 09.02 WIB," jelas Riki.
Keterlambatan pemberangkatan ke Jakarta itu sangat merugikan dirinya sebagai pegawai swasta. Niat hati ingin tiba dengan cepat, namun perjalanannya kali ini tak ubahnya perjalanan yang ditempuhnya saat menggunakan travel maupun kendaraan kantor.
"Saya kerja sebagai audit distributor di Jakarta, harusnya hari ini ada meeting dan kebetulan bahannya di saya semua. Jadi rekan saya yang di Jakarta harus siapin bahannya lagi. Kalau seperti ini rugi juga, karena niatnya kan mau cepat malah terlambat dan berdampak ke pekerjaan," teang Riki.
KCIC Angkat Bicara
Manager Corporate Communication KCIC Emir Monti angkat bicara terkait kejadian ini. Menurutnya, pihak KCIC memohon maaf atas ketidaknyamanan yang dirasakan penumpang Kereta Cepat Whoosh.
"Kami memohon maaf pada penumpang yang mengalami keterlambatan karena adanya kendala operasional kereta feeder dari Stasiun Bandung," kata Emir melalui keterangan tertulis seperti diterima detikJabar.
Kereta Cepat Whoosh Berangkat Tepat Waktu
Menurutnya Kereta Cepat Whoosh mengutamakan ketepatan waktu dalam operasionalnya dengan tingkat ketepatan waktu keberangkatan yang mendekati 100 persen. Sehingga Kereta Cepat Whoosh tidak dapat menunggu penumpang di luar jadwal keberangkatannya.
"Sebagai bentuk kompensasi atas kejadian tersebut, sebanyak 30 penumpang yang mengalami keterlambatan diperkenankan mengikuti perjalanan Kereta Cepat Whoosh selanjutnya tanpa harus membeli tiket baru," tutur Emir.
Antisipasi kejadian ini, Emir menyebut pihaknya akan intens berkomunikasi dengan pihak PT KAI.
KA Feeder Alami Gangguan Pembakaran
Manager Humas Daop 2 Bandung Mahendro Trang Bawono mengatakan, keterlambatan perjalanan diakibatkan ada gangguan di bagian pembakaran KA Feeder tersebut.
"Kereta Feeder dengan Nomor KA 7441 keberangkatan dari Stadiun Bandung Pukul 06.22 WIB dalam perjalanan alami gangguan pada sistem pembakarannya," kata Manager Humas Daop 2 Bandung Mahendro Trang Bawono dikonfirmasi detikJabar via sambungan telepon.
KA Feeder Langsung Diperbaiki
Mahendro menyebutkan, KA Feeder yang alami gangguan pembakaran itu sudah dibawa ke Depo Lokomotif Bandung untuk dilakukan perbaikan.
"Kami punya 5 Feeder dengan pola operasi 14 perjalanan setiap harinya, sebenarnya sudah diantisipasi. Cuman memang gangguan itu, kaya musibah ya, kedepan kami akan lakukan evaluasi dan KA Feeder sedang diperbaiki di Depo Lokomotif Bandung," jelasnya.
Mahendro memastikan, jika kereta feeder itu alami gangguan pembakaran dan bukan gangguan lalu lintas KA.
"Gangguan sistem pembakaran, memang murni pada operasional mesin, pada sistem pembakaran," pungkasnya.
(wip/sud)