Begini Cara Rasulullah Bercanda, Elegan Tanpa Dusta

Begini Cara Rasulullah Bercanda, Elegan Tanpa Dusta

Tim detikHikmah - detikJabar
Senin, 09 Okt 2023 06:00 WIB
Nabi Muhammad SAW
Kaligrafi nama Muhammad SAW (Foto: Getty Images/iStockphoto/Gogosvm)
Bandung -

Rasulullah SAW merupakan sosok suri teladan yang kesehariannya menjadi tuntunan bagi umat Muslim. Kendati begitu, bukan berarti Rasulullah SAW kaku dalam kesehariannya, pasalnya beliau diketahui pernah melontarkan gurauan.

Mengutip detikHikmah dari berbagai sumber, Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr dalam Syarah Syama'il Nabi Muhammad menghimpun riwayat biografi yang menjelaskan bagaimana Rasulullah SAW bertingkah laku dalam kehidupan sehari-hari.

"Beliau adalah makhluk Allah yang paling fasih sampai-sampai perkataan beliau mampu memikat hati dan menawan jiwa manusia. Bahkan hal itu diakui sendiri oleh musuh-musuh beliau," tulis Syaikh Abdurrazaq.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, Rasulullah SAW dikenal sebagai sosok yang hanya berbicara seperlunya namun tetap menunjukkan wibawa saat tertawa. Jika tertawa, Rasulullah SAW hanya menampakkan senyum.

Namun, beliau pernah tertawa hingga terlihat gigi-gigi gerahamnya. Ini pun hanya ketika ada hal-hal yang memang layak ditertawakan.

ADVERTISEMENT

Tawa Rasulullah SAW terdiri atas tiga jenis, tertawa karena ada hal yang layak ditertawakan, tertawa karena gembira seperti melihat sesuatu yang menyenangkan hatinya, dan tertawa karena amarah. Abdullah bin Harits bin Jaza RA meriwayatkan,

مَا رَأَيْتُ أَحَدًا أَكْثَرَ تَبَسُّمًا مِنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.

Artinya: "Saya tidak pernah melihat seseorang lebih sering tersenyum daripada Rasulullah SAW." (HR Tirmidzi dan Ahmad)

Cara Rasulullah SAW Bercanda

Sejumlah riwayat hadits hingga ayat Al-Qur'an pernah menceritakan bagaimana Rasulullah SAW bergurau dengan sahabat maupun orang-orang di sekitarnya. Dikutip dari Imam At Tirmidzi dalam Syamail Muhammad SAW, salah satunya dari riwayat Anas bin Malik RA.

Saat itu, dikisahkan ada seorang laki-laki yang meminta tunggangan kepada Rasulullah SAW. Namun, Rasulullah SAW malah merujuknya untuk menunggangi seekor anak unta. Beliau berkata,

"Engkau bisa menunggang seekor anak unta."

Lelaki itu bertanya, "Wahai Rasulullah SAW, apa yang bisa saya lakukan dengan seekor anak unta?"

Rasulullah SAW lalu menjawab, "Bukankah setiap unta dewasa juga dilahirkan oleh unta yang pernah kecil?" (HR Tirmidzi, Abu Dawud, dan Ahmad)

Riwayat lainnya menceritakan suatu hari saat seorang lelaki Badui atau kampung bernama Zahir memberikan hadiah dari kampungnya pada Rasulullah SAW. Rasulullah SAW sendiri memang sangat senang dengan Zahir, beliau bahkan berkata,

"Zahir adalah orang Badui yang merupakan bagian dari kita dan kita adalah orang kota yang akan selalu menyayanginya."

Suatu ketika, Rasulullah SAW mendatangi Zahir yang kala itu sedang menjual barang dagangannya. Tiba-tiba, Rasulullah SAW mendekapnya dari belakang hingga Zahir yang tak bisa melihatnya itu bertanya, "Siapa ini? Lepaskan aku,"

Namun, setelah Zahir mengetahui bahwa yang mendekapnya adalah Rasulullah SAW, ia justru merasa senang dan berusaha agar punggungnya tetap menyentuh dada Rasulullah SAW. Di saat itu pula, Rasulullah SAW justru berkata, "Siapakah yang hendak membeli budak ini."

Zahir kemudian berkata bahwa dengan begitu Rasulullah SAW menganggapnya orang rendahan. Namun, Rasulullah SAW lantas menjawabnya, "Akan tetapi di sisi Allah, kamu sangatlah mahal." (HR Tirmidzi, Abu Ya'la, dan Bagawi)

Momen Rasulullah SAW melontarkan gurauannya juga terlihat dari salah satu riwayat dari Hasan Al Bashri. Saat itu, ada seorang nenek-nenek berkata pada Rasulullah SAW, "Wahai Rasulullah, doakanlah kepada Allah semoga Dia memasukkan aku ke dalam surga."

Maka Rasulullah SAW menjawab, "Hai Ummu Fulan, sesungguhnya surga itu tidak akan dimasuki oleh nenek-nenek,"

Maka nenek-nenek itu pun bergegas seraya menangis. Melihat hal itu, Rasulullah SAW kembali melanjutkan perkataannya dan turut membacakan surah Al Waqiah ayat 35-38 kepadanya.

"Beritahukanlah kepadanya bahwa dia tidak dapat memasukinya dalam keadaan nenek nenek. Sesungguhnya Allah SWT telah berfirman, Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan ciptaan yang baru, maka Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan (QS Al Waqiah ayat 35-38).'" (HR Tirmidzi dan Thabrani)

Rasulullah SAW mencontohkan untuk bergurau dalam rangka mengakrabkan diri dan menyenangkan hati. Namun, beliau tetap melarang bergurau bila isi gurauan tersebut adalah perkataan dusta atau bohong.

Abu Hurairah RA meriwayatkan saat sahabat berkata pada Rasulullah SAW bahwa beliau mencandai mereka. Rasulullah SAW pun menjawab, "Aku tidak pernah mengatakan sesuatu yang tidak benar." (HR Tirmidzi, Bukhari, dan Ahmad)


Artikel ini telah tayang di detikHikmah dengan judul Rasulullah SAW Juga Pernah Bercanda, Seperti Ini Gurauannya

(yum/yum)


Hide Ads