Sejumlah peristiwa mewarnai pemberitaan di Jawa Barat (Jabar) hari ini, Selasa (3/10/2023). Mulai dari viral duel sekelompok pelajar SMK di Cianjur hingga petaka di RSUD Sumedang yang membuat guru dan bayinya meninggal dunia.
Berikut rangkuman Jabar Hari Ini:
Duel Pelajar SMK di Cianjur
Dua kelompok pelajar SMK di Cianjur, Jawa Barat terlibat aksi duel lima lawan lima. Video aksi duel yang dilakukan di tengah lapangan itu pun tersebar dan viral di media sosial.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam video berdurasi 56 detik yang beredar, terlihat dua kelompok pelajar itu berkumpul di tengah lapang. Pada detik keenam, lima orang dari masing-masing kelompok pelajar SMK itu berdiri saling menghadap. Di tengahnya tampak dua orang yang diduga berperan sebagai wasit atau penengah.
Di detik 12, para pelajar itu pun langsung baku hantam lima lawan lima. Dimana satu kelompok menggunakan seragam lengkap dan kelompok lainnya bertelanjang dada.
Kapolsek Cilaku Kompol Nandang mengatakan, dari hasil penyelidikan, aksi duel 5 lawan 5 itu terjadi di lapangan di Desa Sukakerta, Kecamatan Cilaku. Menurut Nandang, pihaknya sudah mendatangi sekolah dari para pelaku. Rencananya para siswa dibawa ke Mapolsek Cilaku untuk dimintai keterangan.
"Setelah dapat informasi video viral itu kami langsung lakukan penyelidikan. Kami dapati sekolah dari para pelakunya. Saya sedang di sekolahnya. siswa yang terlibat aksi tersebut akan kami bawa ke Mapolsek untuk dimintai keterangan," katanya, Selasa (3/10/2023).
"Kita akan gali waktunya kapan aksi (duel) itu, dan apa motifnya," pungkasnya.
Parkir Liar yang Kembali Mengemuka di Asia Afrika Bandung
Jalan Asia Afrika memang selalu jadi primadona kota Bandung. Tapi pesonanya sering kali disalah gunakan oleh oknum yang tak bertanggung jawab. Belum lama ini viral di media sosial keluhan uang parkir dengan harga selangit.
Laporan viral ini terlihat di akun @infojawabarat, terlihat dalam foto karcis berwarna putih tersebut berada di 'ZONA PARKIR FA 90' Jl Asia Afrika no.90 depan Museum Konferensi Asia Afrika.
Kantung parkir yang viral tersebut terletak di bekas lahan Bioskop Palaguna (seberang Gedung Merdeka). Lahan ini memang diketahui menjadi lahan parkir bagi bus pariwisata dan kendaraan pribadi bagi warga yang ingin pelesiran di jalan Asia Afrika, Taman Cikapundung, hingga Braga.
Pantauan detikJabar ke lokasi Selasa (3/10/2023) siang, parkir motor masih bertarif normal yakni Rp5.000. Tarif ini diakui oleh penjaga parkir setempat merupakan harga sehari-hari. Tapi, beberapa warga kota Bandung tahu bahwa setiap hari libur seperti weekend, terutama di malam hari, sering kali harganya naik dua kali lipat.
"Iya biasanya sih itu harga mahal selain di situ juga bisa di sini (sebelah Gedung Merdeka, tepi jalan Dr Ir Sukarno). Biasanya harganya hanya malam hari dan weekend itu yang Rp10.000," kata salah satu cosplayer tokoh superhero yang enggan menyebutkan namanya. Ia sehari-hari memang mangkal di depan Gedung Merdeka.
Pengakuan itu juga diiyakan oleh Dwi (39), warga kota Bandung yang hari itu tengah bersepeda di kawasan jalan Dr Ir Sukarno. Ia mengaku pernah mengetahui berita viral tersebut dari Instagram.
Katanya, parkir yang mahal itu biasa terjadi di malam hari terutama akhir pekan. "Iya pernah lihat di Instagram, kaget banget. Kelihatannya sih yang parkiran liar bagian sana Gedung Merdeka juga segitu harganya (jalan Braga Pendek)," ucap Dwi.
Nono (25), seorang pengemudi ojek online itu juga mengetahui bahwa parkir di sekitar Gedung Merdeka memang harganya mencekik. Padahal katanya, parkiran tersebut sebetulnya adalah parkiran liar. Beruntung ia belum pernah mengalaminya karena memang menghindari parkir di area tersebut.
"Ya menurut saya itu terlalu mahal, nggak sesuai dengan harga standarnya. Apalagi helm beda lagi, suruh nitipin harganya Rp5.000. Iya itu katanya juga tidak bertanggung jawab jika ada kehilangan, tapi ya saya belum pernah dengar sih ada kehilangan. Ya semoga bisa ditindak lanjuti, sekalian aja parkirnya dikelola sama Dishub aja supaya jelas," keluhnya.
Kepala Bidang Pengendalian Operasional, Dishub Kota Bandung Asep Kuswara mengatakan, pihaknya bakal menindak lanjuti laporan viral itu. Menurutnya, kantung parkir tersebut sebetulnya ilegal dan tak berizin.
"Kami baru siapkan suratnya, sore ini akan didatangi. Kami akan lihat kantung parkir tersebut atas perintah siapa, atas dasar apa, kamu punya ijin nggak Rp10 ribu teh dari mana? Kok motor biasanya 2-3 jam Rp5 ribu, ini Rp10 ribu," kata Asep dihubungi detikJabar Selasa (3/10/2023).
Ia menyebut, parkiran di lahan eks Palaguna itu bukan kewenangan Dishub atau tak berizin. Selain itu, kerap kali parkir liar yang membandel terletak di sekitar jalan Dalem Kaum, depan Alun-alun Kota Bandung, dan sekitar jalan Braga Kecil dan Dr Ir Sukarno.
Pihaknya pun sudah sering menindak lanjuti, tapi oknum yang tidak bertanggung jawab itu masih sering kali menggunakan lahan yang sudah tertera rambu dilarang parkir tersebut.
"Gedung Asia Afrika depannya itu kan juga nggak boleh parkir. Depan Alun-alun Bandung juga. Jukir liar itu mah tidak bertanggung jawab, karcisnya juga bukan resmi dari kami. Terus kalau yang sekitar situ kan sudah tahu itu nggak boleh parkir situ, kenapa masih mau parkir situ?," ucap Asep.
Ia pun berharap agar masyarakat menolak tempat parkir liar, terlebih yang terdapat rambu-rambu tanda dilarang parkir. Sebab selain mengganggu kelancaran lalu lintas juga tidak menjamin keamanan kendaraan bermotor.
Soal adanya komentar warganet yang curiga akan adanya preman setempat atau ormas yang mengatur, ia belum bisa menentukan. Tapi, mengaku akan segera menindak lanjuti.
"Waduh itu siapa, belum bisa dibuktikan. Nanti malam saya baru akan kesana. Nanti saya tindak lanjuti, lihat semuanya dan koordinasi dengan siapa pun yang bertugas. Pas nya disebelah mana nanti akan di cek tapi betul dari laporan Ex Palaguna," kata dia.
"Kalau untuk kehilangan ya memang bukan tanggung jawabjukir (kalauparkirannya legal), tapi kandiawasin kalau yang legal. Parkir kan adamarkanya, jelastarifnya kan gitu," tambahnya.