Pakar ITB Minta LRT Bukan Cuma di Kota Bandung

Pakar ITB Minta LRT Bukan Cuma di Kota Bandung

Bima Bagaskara - detikJabar
Sabtu, 30 Sep 2023 12:00 WIB
Ilustrasi LRT Jabodebek
Ilustrasi (Foto: Dok. LRT Jabodebek).
Bandung -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin untuk segera membuat kajian terkait rencana menghadirkan transportasi massal berupa Light Rail Transit (LRT) di Kota Bandung.

Hal tersebut disampaikan Jokowi kepada Bey dalam rapat terbatas pembahasan Integrasi Moda Transportasi Publik di Istana Negara, Rabu (27/9) kemarin.

Pakar Transportasi ITB R Sony Sulaksono Wibowo merespons keinginan Jokowi agar kajian LRT di Kota Bandung segera dibuat. Menurutnya LRT dihadirkan untuk mendukung keberadaan Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang bakal segera diresmikan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau urgen dari dulu ya sudah urgen ya tapi ini lebih ke politicalnya ya, sekarang sudah ada Pak Luhut diminta menangani masalah angkutan massal di Indonesia sekaligus mendukung kereta cepat, ini salah satu yang diharapkan bagaimana mensuport kereta cepat di Bandung," kata Sony saat dikonfirmasi, Jumat (29/9/2023).

Namun Sony menegaskan, harus digarisbawahi jika LRT tidak bisa dikaji berdasarkan satu lokasi, yakni Kota Bandung saja. Sebab menurutnya pergerakan transportasi di Bandung juga banyak terjadi dari berbagai daerah penyangga.

ADVERTISEMENT

Karena itu, dia meminta kajian LRT harus dilakukan menyeluruh untuk Bandung Raya (Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimahi).

"Terkait angkutan LRT Kota Bandung, perlu digarisbawahi kalau bangun LRT jangan hanya untuk Kota Bandung, karena beban pergerakan Kota Bandung itu ada juga kota sekitarnya, makanya kalau dalam mengkaji angkutan massal apapun bentuknya LRT, BRT harus lihatnya Bandung Raya," ucap Sony.

Sony mengungkapkan, kajian soal LRT sudah dilakukan oleh Badan Pengelola Cekungan Bandung dengan sejumlah pakar dari ITB. Karena itu, setelah ada permintaan dari Jokowi, Sony berharap Pj Gubernur Jabar bisa mengarahkan agar kajian dilakukan jauh lebih detail.

"Kajian itu sudah ada sebetulnya tentang LRT itu dari dulu sudah dilakukan tinggal dioptimalkan dengan data pergerakan yang ada, kemarin kan kajiannya masih setengah-setengah antara Kota Bandung dan Bandung Raya, bagaimana kita membuat kajian yang lebih terintegrasi," jelas Sony.

Tiga Langkah Utama

Lebih lanjut, Sony menuturkan, yang mesti dilakukan segera oleh pemerintah terkait kajian LRT adalah menentukan koridor. Sejauh ini menurutnya, usulan mengenai koridor LRT yakni jalur Barat Timur dan Barat Utara Selatan.

"Dalam waktu dekat ini harus segera ditetapkan koridor mana yang akan dibangun itu dulu, kemarin masukannya di bp cekungan bandung itu fokus pada dua koridor, barat timur dan barat utara selatan. Barat timur startnya mau dari mana, apakah Padalarang sampai Jatinangor misalnya," ungkap Sony.

Setelah koridor, berikutnya pemerintah harus mulai memikirkan titik stasiun LRT. Titik stasiun inilah yang nantinya akan menentukan (permintaan) pengguna LRT di Bandung Raya. Baru berikutnya mengenai teknologi yang digunakan.

"Kemudian fokus pada titik stasiun, kenapa karena ini menjadi rencana demand seperti apa, nanti demand yang akan dilayani seperti apa. Ketiga teknologinya, apakahLRT di atas, di bawah atau terowongan itu yang penting. Jadi penetapan koridor, identifikasi demand dan teknologinya," tegasnya.

Masyarakat Perlu Opsi

Masih kata Sony, LRT akan menjadi opsi bagi masyarakat untuk bepergian. Sejauh ini, masyarakat sulit beralih ke moda transportasi umum lantaran pilihan yang tersedia masih dianggap belum mewakili keinginan masyarakat yang ingin adanya transportasi umum yang aman dan nyaman.

Dengan adanya LRT nanti, dia yakin masyarakat bisa perlahan beralih tidak lagi menggunakan kendaraan pribadi yang ujungnya bisa berdampak pada berkurangnya kemacetan di Bandung Raya.

"Intinya kan kalau masyarakat harus diberikan banyak pilihan soal transportasi, LRT yang terintegrasi dengan angkot dan bus jadi kebutuhan masyarakat, sehingga masyarakat tidak dipaksa bepergian dengan motor dan mobil, dia harus punya pilihan," kata Sony.

"Ujungnya nanti masyarakat mau beralih dan kemacetan bisa berkurang," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2
(bba/mso)


Hide Ads