Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengemukakan penurunan kasus tengkes (stunting) harus dituntaskan dengan inovasi dan kolaborasi semua pihak. Hal itu bertujuan sebagai upaya mewujudkan mimpi Indonesia menjadi negara adidaya di 2045 oleh karena perlu ditunjang dengan penduduk berkualitas.
Hal itu disampaikan Ridwan Kamil saat bersilaturahmi dengan 2.000 Petugas Lini Lapangan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Se-Jawa Barat di GOR Saparua, Kota Bandung, Jumat (11/8). Dalam acara tersebut, Ridwan Kamil turut mengukuhkan Kepala Perwakilan BKKBN Jabar Fazar Supriyadi Sentosa yang telah dilantik pada 22 Juni 2023.
Kepada Kepala Perwakilan BKKBN Jabar yang baru, ia turut berpesan agar mempertahankan prestasi dan membuat sebuah inovasi, salah satunya dalam menekan kasus stunting.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kepada Kepala BKKBN yang baru (Fazar Supriyadi Sentosa) agar mempertahankan prestasi dan membuat inovasi. Masukan dari saya, inovasi dari Pemkab Sumedang dalam penanganan stunting bisa diterapkan di seluruh wilayah Jabar," kata Ridwan Kamil dalam keterangan tertulis, Sabtu (12/8/2023).
Ia mengatakan percepatan penurunan kasus stunting menjadi atensi khusus di masa kepemimpinan untuk menjamin kualitas dan keberlangsungan daya saing generasi muda di masa depan.
Pria yang akrab disapa Kang Emil ini menerapkan Jabar Zero New Stunting yang merupakan program Pentahelix melibatkan semua unsur, mulai dari pemerintah, swasta, sampai masyarakat. Menurutnya, hasil dari program tersebut akan terlihat pada 2045, saat Indonesia meraih bonus demografi.
"Melalui program Jabar Zero New Stunting secara bertahap dari 2018, Pemdaprov Jabar menurunkan angka prevalensi stunting secara signifikan dari 31,5 persen hingga 2022 menjadi 20,2 persen," tuturnya.
Ia mengatakan prevalensi tersebut berada di bawah angka nasional sebesar 21,6 persen. Ditargetkan jumlah balita tengkes pada 2024 tersisa 14 persen sesuai dengan target nasional.
"Jabar juga tercatat sebagai provinsi dengan pencapaian penurunan angka stunting tertinggi di Pulau Jawa," ujarnya.
Lebih lanjut Kang Emil menuturkan peran BKKBN sangat mulia karena tujuannya beriringan dengan mimpi Indonesia menjadi negara adidaya di 2045 dengan generasi yang sehat dan cerdas.
"Untuk membawa Indonesia menjadi negara adidaya, di dalam kerja-kerja bapak ibu BKKBN terdapat syarat menjadi negara maju, yakni penduduknya harus berkualitas," tuturnya.
Oleh karena itu, ia berharap BKKBN bisa mencetak generasi penerus di Jabar yang sehat, memiliki akhlak yang baik, cerdas, dan ahli ibadah. "Jika itu semua terealisasi, maka cita-cita Indonesia menjadi negara adidaya di 2045 bakal terwujud," pungkasnya.
(ncm/ega)