Gerakan 'OTT' Ala Petugas Damkar di Kuningan

Kisah Sang Penakluk Api

Gerakan 'OTT' Ala Petugas Damkar di Kuningan

Fathnur Rohman - detikJabar
Selasa, 11 Jul 2023 08:00 WIB
Petugas Damkar Kuningan saat mengevakuasi sarang tawon
Petugas Damkar Kuningan saat mengevakuasi sarang tawon (Foto: Fathnur Rohman/detikJabar)
Kuningan -

Pemadam kebakaran saat ini tak hanya berurusan dengan si jago merah. Urusan penyelamatan pun kini menjadi tugas pokok mereka. Hal tersebut berlaku juga untuk personel seragam biru di Kabupaten Kuningan.

Hampir setiap hari ada saja laporan masyarakat yang meminta petugas damkar guna menangani masalah. Jumlahnya bisa mencapai ratusan aduan. Namun biasanya laporan itu didominasi oleh permintaan untuk mengusir tawon.

Keberadaan sarang tawon apalagi jenis tawon vespa memang sebarannya cukup banyak di Kabupaten Kuningan, terutama di kawasan padat penduduk. Tak jarang hewan penyengat itu menyerang warga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala UPT Damkar Satpol PP Kabupaten Kuningan, Mh Khadafi Mufti menyebut hingga awal bulan Juli 2023 saja tercatat sudah ada 700 laporan untuk evakuasi sarang tawon. Dari ratusan insiden tersebut, 90 orang di antaranya menjadi korban sengatan tawon.

Salah satunya pernah terjadi di sebuah TK yang berada di Kecamatan Luragung. Ketika berlangsungnya proses belajar, para siswa yang menimba ilmu di sana tiba-tiba diserang tawon. Salah satu korban sampai harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis.

ADVERTISEMENT

"Evakuasi sarang tawon dari kurun waktu Januari sampai Juli ini kurang lebih 700 kasus dengan korban tersengat sampai 90 orang. Laporan salah satunya datang dari TK di wilayah Kecamatan Luragung. Ada proses KBM, tawon ini tiba-tiba menyerang siswa sampai dilarikan ke rumah sakit. Kita lakukan evakuasi," kata Khadafi kepada detikJabar, Minggu (9/7/2023).

Berdasarkan data yang disampaikan tadi, Khadafi menilai urusan evakuasi sarang tawon ini cukup gawat bila tidak ditangani segera. Terlebih lagi sudah ada puluhan korban yang terkena sengatan.

Oleh sebab itu, petugas damkar selalu disiagakan setiap saat untuk membantu warga mengevakuasi sarang tawon. 'Operasi Tangkap Tawon' atau OTT, begitulah Khadafi menamai proses penyelamatan ini.

Secara harfiah, istilah yang dipakai Khadafi untuk menamai program evakuasi tersebut terdengar tidak asing. Pasalnya istilah ini juga dipakai oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam menangkap pelaku tindak pidana korupsi yang sudah merugikan negara.

"Karena kita lingkupnya ASN khususnya dalam UU Nomor 35/2014 tentang ASN. Kami dituntut harus berinovasi. Memunculkan judul-judul yang menarik publik. OTT ini kalau yang lain Operasi Tangkap Tangan. Kita diplesetkan jadi Operasi Tangkap Tawon," ungkap Khadafi.

Terlepas dari hal tersebut, untuk urusan evakuasi sarang tawon pihaknya sudah membekali petugas damkar dengan peralatan lengkap. Khususnya alat pelindung diri (APD). Bagi Khadafi, menjamin keselamatan personilnya saat bertugas sudah menjadi kewajibannya.

Kehadiran alat rescue yang mumpuni dinilai sudah sangat membantu proses kerja teman-teman di Damkar Kuningan. Hal ini diungkapkan salah satu anggota regu 2 Damkar Kuningan, Wawan Setiawan.

Dalam sehari, Wawan bersama rekannya sering mengevakuasi sarang tawon. Tugas ini memang berat, namun karena alatnya tersedia maka prosesnya jadi lebih mudah.

"Kalau tawon itu hampir banyak kita. Setiap malam hampir dua sampai tiga penanganan sarang tawon. Karena kita sudah dibekali dengan alat safety dan cara pemusnahannya, jadi tidak ada kesulitan," ujar Wawan.

Sering Dijahili Warga

Sementara itu, salah satu anggota regu 3 Damkar Kuningan, Gugum Gumelar mengatakan, hampir setiap saat telepon yang ada di mess petugas selalu berbunyi. Ini menjadi suasana lumrah yang sering terjadi di Markas Damkar Kuningan.

Aduan warga soal pemusnahan sarang tawon pun kerap kali masuk. Namun sesekali, para petugas juga menerima laporan fiktif dari orang yang tidak bertanggungjawab.

Gumelar menuturkan, orang yang jahil ini biasanya terus menghubungi kantornya. Tapi saat diangkat, panggilan itu justru dimatikan. "Dari tahun 2017 sampai sekarang, itu nomor yang tidak dikenal ataupun iseng tetap ada. Kadang-kadang cuman telepon, pas diangkat ditutup lagi," ungkapnya.

Tindakan iseng semacam ini, bagi Gumelar sangat merepotkan. Sebab dapat menimbulkan stres di kalangan anggota. Misalnya, ketika mereka tengah bersiaga untuk menindaklanjuti laporan yang terdengar genting tapi setelah dicek ternyata hanya tindakan jahil saja.

Gumelar berharap agar masyarakat setidaknya dapat memahami para petugas damkar. Caranya mudah, yakni tidak menjahili petugas dengan menelpon tanpa punya maksud apa-apa.

"Diangkat lagi bilang ada kebakaran, tapi sambil ketawa-ketawa. Kalau mentalnya tidak terasah mungkin sudah stres kita," ujarnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video Keluhan Warga soal Kabel Semrawut di Kuningan"
[Gambas:Video 20detik]
(dir/dir)


Hide Ads