123 Warga Cimahi Terjangkit DBD, 2 Meninggal Dunia

123 Warga Cimahi Terjangkit DBD, 2 Meninggal Dunia

Whisnu Pradana - detikJabar
Sabtu, 08 Jul 2023 04:30 WIB
macro of a tiger mosquito on skin. proboscis inserted ready to feed.Similar image:
Ilustrasi DBD (Foto: Getty Images/iStockphoto/flubydust).
Cimahi -

Warga Kota Cimahi sedang dibikin khawatir dengan merebaknya Kasus Demam Berdarah Dangue (DBD). Sebaran DBD pun hampir merata di semua kelurahan.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cimahi, sejak bulan Januari hingga bulan Juni 2023 terdapat 123 kasus DBD yang menyebabkan dua warga meninggal dunia.

"Dari Januari sampai Juni catatan kita itu ada 123 kasus DBD dengan 2 warga meninggal dunia. Sebarannya merata, terutama di Kelurahan Melong, Cigugur Tengah, dan Cipageran," ujar Kepala Seksi Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular pada Dinas Kesehatan Kota Cimahi Romi Abdurakhman saat ditemui, Jumat (7/7/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kendati demikian, jumlah kasus di tahun 2023 ini cenderung menurun dibanding tahun 2022 dan tahun 2021. Di tahun 2022, sejak Januari sampai Desember terdapat 675 kasus DBD dengan 14 orang meninggal dunia. Asumsinya, ada 300 kasus lebih sejak Januari sampai Juni 2022.

Sementara di tahun 2021, sejak Januari sampai Desember terdapat 712 kasus DBD dengan 22 orang meninggal dunia. Juga dengan asumsi sejak Januari sampai Juni 2021 terdapat 350 kasus DBD.

ADVERTISEMENT

"Memang kita lihat tren kasus DBD tahun ini cenderung menurun ya, karena sampai Juni hanya 123 kasus. Jauh kalau dibandingkan dengan 2021 dan 2022, jumlah yang meninggalnya juga menurun, dan kita berharap nggak bertambah lagi," kata Romi.

Ada beberapa faktor yang kemungkinan memengaruhi tren penurunan kasus DBD tahun ini, di antaranya populasi nyamuk Aedes Aegepty penyebab DBD juga menurun maupun kasus yang tidak terlaporkan.

"Memang jadi pertanyaan juga, kasusnya menurun karena apa? Apakah populasi nyamuknya menurun? Apakah karena kasus tidak terlaporkan? Atau karena virus tahun ini sama seperti yang tahun 2021? Itu yang harus diwaspadai," ucap Romi.

Kendati demikian, ia tetap meminta warga Kota Cimahi untuk mewaspadai puncak DBD yang biasanya terjadi di akhir tahun. Terlebih saat ini, kondisi cuaca cenderung anomali.

"Kondisi seperti itu justru sangat ideal buat nyamuk berkembang biak, jadi hujan dan panas. Kalau hujan terus nyamuk tidak bisa berkembang biak, kalau panas terus juga nggak bisa. Dan puncak kasus biasanya di akhir tahun, sejak Oktober sampau Desember," kata Romi.

Dua Warga KBB Meninggal gegara DBD

Kasus Demam Berdarah Dangue (DBD) juga sedang merebak di wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB). Tak pelak hal itu menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat.

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) KBB, sejak Januari hingga Juni tercatat ada 304 kasus dengan dua kasus kematian. Jumlah tersebut tak berbeda jauh dengan kasus tahun 2021, namun jauh menurun ketimbang tahun 2022.

Di tahun 2021, ada sebanyak 419 kasus sejak Januari sampai Desember dengan delapan kasus kematian. Sementara di tahun 2022, sejak Januari sampai Desember tercatat ada 1.313 kasus dengan kematian 19 kasus.

"Tahun ini, sampai Juni ada 304 kasus dengan 2 kasus kematian. Yang meninggalnya 1 orang dewasa dan satu lagi anak-anak," ujar Plh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) pada Dinkes Bandung Barat, Tedy Sulaksana saat dihubungi.

Tedy mengatakan angka kasus DBD atau insidens rate (IR) DBD sepanjang tahun 2023 mencapai 17,98 kasus per 100 ribu penduduk dengan case fatality rate-nya (CFR) cenderung rendah yakni 0,66.

"Kalau melihat catatan itu, tentu membaik sejak 3 tahun terakhir. Hal itu dilihat dari angka CFR pada 2021 yakni 1,91 dan 2022 yakni 1,45, jauh menurun untuk yang tahun ini," ujar Tedy.

(mso/mso)


Hide Ads