Elang Jawa menjadi salah satu burung endemik Pulau Jawa yang keberadaannya mulai langka. Perburuan, jual beli dan alih fungsi lahan membuat populasi burung tersebut terus menurun.
Pusat Konservasi Elang Kamojang (PKEK) yang didirikan tahun 2014 lalu ini hadir dan konsen dalam rehabilitasi beragam jenis elang, salah satunya jenis Elang Jawa.
Elang dengan nama latin nisaetus bartelsi dengan ukuran sedang dan berasal dari keluarga accipitriadae dan genus nisaetus ini kerap disebut sebagai 'Burung Garuda'. Hal itu, dapat dilihat dari jambul yang ada di belakang kepala burung ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Manajer Program PKEK R Robbi Januari mengatakan, tidak dipungkiri perburuan elang dan jual beli elang masih ada. "Hasil penelitian untuk jual beli khususnya elang, besar dan masif, jadi kenapa didirikan PKEK salah satunya untuk membantu BBKSDA Jabar sebagai penanganan tugas mereka untuk satwa liar," kata Robbi kepada detikJabar, belum lama ini.
"Berburu elang jarang, memang misalkan berburu ke alam dan dapat elang tetap diambil. Atau tidak sesuai permintaan untuk jenis-jenis tertentu apalagi Elang Jawa, karena dari segi populasi jarang," tambahnya.
Robbi mengungkapkan, untuk populasi elang, khususnya Elang Jawa di alam kian berkurang. "Habitat sudah berkurang sekali karena kepadatan penduduk pulau Jawa hampir 50 persen, dari segi habitat memang berkurang drastis sehingga populasi pun sangat riskan ditambah perburuan dan peliharaan," tutur dia.
Menurutnya, Elang Jawa menjadi buruan karena cukup ikonik dibandingkan jenis lain. Terlebih, elang ini merupakan burung endemik yang hanya ada di Pulau Jawa.
Soal apakah ada hasil riset atau penelitian terkait burung ini, yang jelas, menurut Robbi, populasi elang ini terus berkurang. "Riset belum pasti, tapi hasil penelitian lebih ke estimasi. Khususnya Elang Jawa sendiri untuk individunya kurang dari 400 ekor. Itu se Jawa, karena Elang Jawa itu endemik dan populasinya kecil," ujarnya.
Sulit Dikembangbiakkan
Robbi menyebut, satwa jenis elang sulit dikembangbiakkan secara buatan. Mereka tumbuh dan berkembang biak secara alami di alam.
"Untuk Elang Jawa hasil penelitian ya dalam satu tahun itu, mereka breeding satu kali dan menetaskan telur hanya satu dalam satu tahun dan kesuksesannya sendiri masih sulit, karena Elang Jawa ini punya perilaku bergantian mengerami jantan dan betina, ketika salah satu dari pasangannya hilang maka kemungkinan untuk suksesnya pun kecil," tuturnya.
Pentingnya Kehadiran Elang di Alam
Menurut Robbi, Elang merupakan satwa yang memiliki wilayah teritori sendiri dengan jangkauan kurang lebih 3-4 KM untuk radiusnya.
Satwa ini kerap duel, ketika mencari makan atau buruan. Baik elang sama jenis atau beda jenis ketika mereka masuk ke wilayah teritorial lain mereka berpotensi terjadi pertikaian.
Kehadiran elang di alam memiliki peran pending dalam keseimbangan alam. Di alam, elang kerap memangsa mamalia kecil atau ular dan untuk jenis elang perairan kerap memakan ikan laut.
"Karena elang ini sebagai salah satu pemuncak piramida makanan ya, jadi dia memiliki peran sebagai bio indikator untuk mencegah mamalia-mamalia kecil misal seperti tikus atau ular, ketika elang ini berkurang atau hilang itu berpengaruh pada ekosistem itu sendiri," tutunya.
"Pada akhirnya merugikan manusia, entah itu dari segi penyakit atau pun produksi pertanian," kata Robbi menegaskan.
(wip/mso)