Tambang Emas Tumpang Pitu Jadi Rumah Baru Elang Jawa

Tambang Emas Tumpang Pitu Jadi Rumah Baru Elang Jawa

Hilda Meilisa Rinanda - detikJatim
Selasa, 08 Apr 2025 12:35 WIB
Elang Jawa di Tambang Tumpangpitu Banyuwangi
Elang Jawa di Tambang Tumpangpitu Banyuwangi/Foto: Istimewa
Banyuwangi -

Langkah reklamasi dan konservasi yang dijalankan PT Bumi Suksesindo di tambang emas Gunung Tumpang Pitu, terbukti berdampak positif. Salah satunya, Elang Jawa, burung langka endemik Jawa, terpantau menetap di area tersebut.

Padahal sebelumnya, satwa langka bernama latin Nisaetus bartelsi tersebut tidak pernah terlihat di lokasi tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu, bagaimana Elang Jawa bisa tertarik tinggal di area tambang emas yang berada di Desa Sumberagung, Kecamatan Pesanggaran, Banyuwangi, Jawa Timur ini? Rupanya, semua tak lepas dari komitmen PT BSI dalam menjaga kelestarian lingkungan.

Selama ini, anak perusahaan PT Merdeka Copper Gold Tbk tersebut hanya membuka lahan sesuai kebutuhan operasional. Reklamasi juga segera dilakukan pada lahan yang sudah tidak digunakan. Langkah ini merupakan bagian dari upaya menjaga keseimbangan ekosistem.

ADVERTISEMENT

Staf pemantauan dari Departemen Lingkungan PT BSI, Setiawan menjelaskan, dari sekitar 350 jenis fauna yang tercatat di area operasi PT BSI di Tujuh Bukit (Tumpang Pitu), salah satu yang paling menonjol adalah satwa langka Elang Jawa.

"Bahkan sebelumnya, Elang Jawa tidak pernah terlihat di area operasi PT BSI. Hewan endemik yang sangat langka ini pertama kali terpantau pada tahun 2019. Sejak saat itu, keberadaannya kerap terlihat di dahan pohon besar di sekitar area Pit B East, terutama pada pagi dan petang hari," jelas Setiawan, Selasa (8/4/2025).

Departemen Lingkungan PT BSI menilai, perilaku tersebut sebagai indikasi kuat bahwa Elang Jawa menjadikan kawasan itu sebagai habitatnya.

"Elang Jawa aktif mencari makan pada siang hari. Jadi, jika pada pagi buta dan sore mereka terlihat di suatu lokasi, besar kemungkinan itulah tempat tinggalnya," tambahnya.

Meskipun belum menemukan sarang, diyakini bahwa area tersebut telah menjadi habitat tetap Elang Jawa. Kehadiran rutin spesies tersebut di kawasan operasi tambang emas PT BSI menunjukkan bahwa mereka merasa aman dan nyaman.

"Kami terus melakukan pemantauan terhadap flora dan fauna di kawasan Tujuh Bukit hingga hari ini," imbuh Setiawan.

Dijelaskan pula, sejak tahun 2015 atau sebelum beroperasi, PT BSI melalui Departemen Lingkungan telah melakukan Studi Rona Awal (Baseline Study) untuk mendata keanekaragaman hayati di Gunung Tumpang Pitu. Dalam pelaksanaannya, perusahaan melibatkan pakar, akademisi, dan Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), guna memastikan hasil studi yang objektif dan komprehensif.

Pemantauan flora dan fauna dilakukan secara berkala untuk memperbarui data dari studi awal.

"Kegiatan ini akan terus berlangsung hingga perusahaan menyelesaikan seluruh tahap operasionalnya, termasuk pasca tambang," tegasnya.

Elang Jawa bukan satu-satunya fauna yang hidup nyaman di sekitar area operasi tambang emas PT BSI. Studi keanekaragaman hayati mencatat keberadaan sekitar 350 jenis fauna lain. Termasuk Lutung Jawa, Makaka, Merak Hijau, Rangkong Badak, Babi Hutan, Kijang Muntjac, Kukang Jawa, Kucing Hutan, dan Binturong.

Sebagai bagian dari komitmen lingkungan, PT BSI juga membentuk program perlindungan keanekaragaman hayati di area operasi Tujuh Bukit. Program ini disosialisasikan secara berkelanjutan kepada seluruh karyawan dan mitra kerja melalui berbagai media, seperti induksi kerja, rambu-rambu, dan poster.

Selain itu, aksi nyata juga dilakukan seperti inspeksi lingkungan rutin dan peringatan Hari Lingkungan Hidup setiap tahun.

PT BSI juga menjalankan sejumlah langkah preventif. Di antaranya adalah menetapkan area penyangga (buffer zone) untuk konservasi, menyelamatkan benih dan bibit pohon lokal untuk program reklamasi, meminimalkan penebangan pohon induk yang memiliki fungsi ekologis, membatasi pembukaan hutan hanya untuk keperluan operasional, serta melakukan patroli dan pengamanan hutan secara berkala.

"Seluruh program ini merupakan upaya kami untuk memastikan keanekaragaman hayati di Tujuh Bukit tetap terjaga, bahkan setelah tambang berhenti beroperasi," tutup Setiawan.

Keberadaan ratusan jenis satwa di kawasan tambang emas PT BSI menunjukkan bahwa keseimbangan ekosistem di Tujuh Bukit masih terjaga dengan baik.




(hil/fat)


Hide Ads