Aktivis lingkungan menyoroti pencemaran Sungai Citarum. Aktivis menemukan adanya pencemaran Sungai Citarum yang berasal dari air lindi (air limbah akibat timbunan sampah) TPA Sarimukti. Bahkan, air lindi itu disebut-sebut mencemari Waduk Jatiluhur.
Hal itu diungkap oleh Tim Masyarakat Peduli TPA Darurat Sarimukti, Ikatan Ahli Lingkungan Hidup Bandung Raya, dan Walhi Jabar. Disebutkan jika air lindi yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) mengalir dan diduga mencemari kawasan Waduk Jatiluhur yang dijadikan sumber air baku penduduk DKI Jakarta.
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jawa Barat sendiri sudah menjelaskan soal pencemaran Sungai Citarum dari air lindi tersebut. DLH Jabar mengungkapkan jika air lindi yang masuk ke Sungai Citarum disebabkan karena longsornya sodetan akibat beban sampah berlebih. Untuk mengatasi hal itu, DLH telah memperbaiki kondisi hingga melakukan pengolahan air lindi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kepala DLH Jabar Prima Mayaningtias mengatakan, upaya penanganan jangka pendek yang dilakukan untuk mengurangi air lindi dari Tempat Pengolahan Kompos (TPK) Sarimukti yang masuk ke Citarum melalui aliran Sungai Ciganas dan Sungai Cipanauan adalah dengan mengalihkan aliran sungai yang sudah tercampur lindi sehingga semua aliran air dapat masuk ke Instalasi Pengolahan Leachate (IPL).
"Upaya lain yang telah dilakukan untuk peningkatan operasi IPL sebagai langkah untuk memenuhi baku mutu, di antaranya penambahan aktivator pada kolam stabilisasi, kolam anaerobik dan aerobik," kata Prima, Jumat (9/6/2023).
Prima memaparkan, pada tahap awal air lindi yang masuk ke IPL Sarimukti dioperasikan secara gravitasi dengan sistem konvensional secara biologis dimulai dari kolam stabilisasi kemudian dialirkan ke kolam anaerobik. Setelah itu dialirkan ke kolam aerobik 1 dan 2 dengan penambahan oksigen menggunakan blower dan aerator sebelum dilanjutkan ke kolam sedimentasi dan kolam filtrasi hingga berakhir sebelum air lindi dialirkan ke badan air penerima.
Menurutnya, pada Tahun Anggaran 2021 telah diselesaikan peningkatan IPL TPK Sarimukti yaitu dengan memperbaiki kolam anaerobik dan kolam aerobik serta menambah unit pengolahan biologi-kimia yaitu unit koagulasi-flokulasi, unit sedimentasi, unit dissolved air flotation (DAF) dan unit filtrasi.
"Pada saat ini telah memasuki tahap pemeliharaan dengan melakukan upaya ujicoba (komisioning) untuk menentukan sistem operasi dan penggunaan bahan-bahan biologi kimia yang optimal," katanya.
Dia mengatakan, IPL TPK Sarimukti direncanakan untuk mengolah lindi dengan kapasitas maksimal 6-8 liter/detik dengan jumlah sampah yang ditimbun sebesar 1.200 ton/hari yang diperuntukkan untuk tiga Kota/kabupaten yaitu Kota Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Bandung Barat.
Menurutnya berdasarkan dokumen perencanaan Sarimukti pada Tahun 2012, bahwa total kapasitas zona penimbunan di Sarimukti (Zona 1-4) adalah sebesar 1.962.637 m3 dan harus ditutup pada Tahun 2017. Namun kenyataannya sampai saat ini Sarimukti masih dioperasikan dengan total sampah yang tertimbun sebesar 15.494.994 m3 atau telah melebihi kapasitas sebesar 785%.
"Berdasarkan hasil data sampah yang masuk pada Tahun 2022, sampah yang ditimbun pada saat ini berjumlah mencapai 1.943 ton per hari sehingga berdampak pada peningkatan debit lindi yang pada saat ini dapat mencapai 14 liter per detik pada musim hujan yang pada akhirnya menambah beban pada unit-unit pengolahan yang ada," tegas Prima.
Adapun hasil pemantauan kualitas air sungai di sekitar Sarimukti menunjukkan, area hulu yang berdekatan langsung dengan TPK Sarimukti (hilir Sungai Cipanauan dan Sungai Cipicung) melebihi baku mutu karena akibat adanya longsoran timbunan sampah yang berada di area pelayanan zona 2/3 dan zona 4.
Sedangkan hilir Sungai Cipicung diakibatkan pengaruh dari sungai hilir Cipanauan untuk sungai di area hilir sungai Cimeta sudah memenuhi baku mutu, sedangkan untuk parameter fecal coliform dan total coliform melebihi baku mutu, hal tersebut terindikasi dari sumber pencemar lain.
Prima mengatakan pada tahun anggaran 2023 ini telah dialokasikan biaya untuk perbaikan saluran drainase untuk membantu mengurangi debit air lindi yang masuk ke IPL yang saat ini masih dalam proses persiapan lelang. Diharapkan pada bulan Juli sudah dapat dimulai proses konstruksi.
(bba/orb)