Sekda Jabar Soroti Penambahan Sampah dari Bandung dan KBB ke Sarimukti

Sekda Jabar Soroti Penambahan Sampah dari Bandung dan KBB ke Sarimukti

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Rabu, 23 Okt 2024 13:00 WIB
Pengangkutan sampah di Kota Bandung.
Pengangkutan sampah di Kota Bandung. Foto: Bima Bagaskara
Bandung -

Sekretaris Daerah Jawa Barat, Herman Suryatman terus menyoroti daerah-daerah yang rajin setor sampah ke TPPAS Sarimukti. Ada dua daerah yang Herman puji yakni Kabupaten Bandung dan Kota Cimahi, sementara ada dua daerah yang masih dapat wanti-wanti darinya.

"Kabupaten Bandung dari 70 ritase menjadi 40 sudah dilakukan, bagus, tapi harus betul-betul dicek jangan sampai ada yang dibuang ke sungai Citarum," ucap Herman, Rabu (23/10/2024).

Empat kabupaten dan kota di Bandung Raya akan mengurangi ritase pengiriman sampah ke TPA Sarimukti. Pengurangan ritase sampah juga sudah dilakukan oleh Kota Cimahi. Dari sebelumnya 37 rit per hari kini turun menjadi 25 rit, dari target 17 rit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun Kota Bandung malah mengalami peningkatan ritase menjadi 180 rit per hari. Sementara targetnya adalah dari 170 rit berkurang menjadi 140 rit. Peningkatan ritase juga terjadi di Kabupaten Bandung Barat yakni menjadi 25 rit per hari dari target 17 rit.

"Sesuai kesepakatan ritase sampah Kota Bandung dari 170 rit per hari berkurang menjadi 140 rit, tapi faktanya hari ini malah naik menjadi 180," ucap Herman.

ADVERTISEMENT

"KBB dari 20 ke 17 faktanya jadi 25, nambah. Pokoknya penurunan ritase ini harus tercapai oleh semuanya," sambungnya.

Perhatian Herman soal sampah semakin ketat, sebab ia menyebut Bandung Raya berpotensi kembali darurat sampah jika pemerintah lengah. Seperti diketahui, TPA Sarimukti dikatakan sudah overload 1.000% sebab yang seharusnya hanya menampung 2 juta meter kubik sampah, kini sudah menampung sebanyak 24 juta meter kubik sampah. Bila kondisi tersebut dibiarkan maka akan terjadi 'ledakan sampah'.

"Saat ini belum darurat tapi kalau dibiarkan bisa darurat, makanya Pak Gubernur meminta untuk antisipatif caranya bangun komunikasi dengan semua pihak termasuk dengan aktivis lingkungan," ujar Herman.

Selain komitmen bersama, beragam langkah pun dilakukan Pemprov Jabar salah satunya menggandeng aktivis lingkungan dalam menangani persoalan sampah di Bandung Raya. Para aktivis lingkungan diajak menyampaikan gagasannya terkait penanganan sampah di hadapan Herman.

Ia mengatakan, persoalan sampah di Bandung Raya menjadi tanggung jawab bersama. Sebelum dinyatakan darurat sampah pihaknya melakukan berbagai langkah antisipatif. Salah satunya membangun komunikasi dengan berbagai pihak termasuk aktivis atau pegiat lingkungan.

"Kami mendapatkan banyak feedback, masukan dan kritikan, yang penting kita lakukan perbaikan. Bagi kami Bandung Raya tidak boleh terjadi 'ledakan sampah' dan kapasitas Sarimuktinya bisa cukup sampai 2027," tuturnya.

Herman mengungkapkan saat pertemuan dengan para aktivis lingkungan, ada banyak masukan penting. Ia berkomitmen akan terus melakukan perbaikan agar tidak terjadi ledakan sampah dan TPPAS Sarimukti bisa bertahan hingga 2027 sebelum digantikan oleh TPPAS Legoknangka.

(aau/sud)


Hide Ads