Yosep (16) dan Adit (15) ikut terjaring razia yang dilakukan Personel Satreskrim Polres Sukabumi, saat operasi penertiban di lokasi tambang emas Cibuluh, Desa/Kecamatan Ciemas, Kabupaten Sukabumi.
Kabar itu disampaikan Aben (32), warga Kecamatan Waluran. Yosep sendiri lulusan SMP lalu putus sekolah, sementara adiknya Adit, masih bersekolah kelas 3 dan menunggu kelulusan.
"Ceritanya begini, anak saya masih sekolah baru kelas 3 SMP, pada saat pergi dia minta izin saya cegah, saya larang karena tahu mau ke lokasi tambang banyak resikonya. Tapi dia ngeyel tetap mau ikut, katanya nyari bekal buat persiapan samenan dia berangkat dengan kakaknya," kata Abeng kepada detikJabar, Jumat (2/6/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kegiatan samenan atau syukuran kelulusan sekolah anaknya itu akan berlangsung pada pertengahan bulan ini. Meskipun dilarang, sang anak tetap nekat berangkat dengan alasan mencari uang di lokasi tambang sebagai Onek, atau pemungut bebatuan di area tambang.
"Mereka ngeyel enggak punya duit, kata dia, pak ini mau samen gak punya duit katanya, mau ikut onek katanya sama teman-temannya, ternyata habis itu di lokasi kena razia terbawa razia, katanya. Saya dapat kabar dari teman-teman anak saya, katanya dibawa ke Polres. Anak saya yang satu bernama Yosep dan adiknya yang masih sekolah SMP namanya Adit," ujar Aben.
Aben menunjukan foto dua anaknya, dalam latar belakang foto memang terlihat salah satu ruangan Satreskrim Polres Sukabumi. Selain keduanya, Aben menyebut ada dua orang lainnya yang juga diamankan.
"Iya dua orang anak saya, dua orang lagi anak teman saya, jadi ada 4 orang, anak saya adik kakak. Sebelumnya mereka enggak pernah ikut, cuma karena faktor ekonomi orang tua yang lemah. Dia kan mau samen, enggak punya duit, ngelihat teman-temannya pada ngonek dia ikut, sebenarnya terpaksa karena mau samen enggak punya duit dia," ungkap Aben.
Aben menegaskan, putra-putranya itu tidak memiliki keahlian menambang, biasanya mereka hanya memungut batuan yang diyakini memiliki kandungan emas di lokasi tambang Cibuluh.
"Saya belum melihat anak saya di Polres, teman anak saya dua orang juga masih sekolah SMP. Mereka pergi pakai motor, jarak dari Waluran ke lokasi adalah 10 kilometer. Mungkin karena butuh banget ya buat bekal samenan ya maksa sama orang tua kan sudah enggak dibolehin eh malah maksa dia," tutur Aben.
Kesulitan Ekonomi
Aben menjelaskan keluarganya tidak ada basic gurandil atau penambang liar. Keluarganya selama ini hanya hidup bertani di ladang.
"Kalau saya keseharian paling tani, nanam singkong di ladang dekat rumah, dia (anak-anaknya) tinggal dengan bapak sambungnya. Kami paling ke ladang, jadi enggak ada yang latar belakang penambang itu gak ada. Anak saya hanya ikut-ikutan ngelihat temen temennya, makanya saya cegah," kata Aben.
"Dia mendengar dari temannya yang pernah ikut ngonek, katanya dapat buat jajan, makanya dia tergiur sama temannya itu. Padahal sudah saya tegaskan, resiko di tambang besar hanya namanya anak-anak makanya memaksa tetap berangkat," pungkasnya.
Dikonfirmasi terpisah terkait para gurandil yang diamankan, Kasat Reskrim Polres Sukabumi AKP Dian Purnomo menyebut pihaknya akan segera merilis hasil razia yang dilakukan pihaknya. "Nanti saja pas rilis, (waktunya) nanti di infokan," singkat Dian.
(sya/dir)