Peringatan BMKG soal Gempa Bumi Meghathrust di Pesisir Sukabumi

Peringatan BMKG soal Gempa Bumi Meghathrust di Pesisir Sukabumi

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Rabu, 31 Mei 2023 00:15 WIB
Pesisir Sukabumi
Pesisir Sukabumi (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar)
Sukabumi -

Gempa bumi megathrust masih menghantui wilayah perairan di Jawa Barat termasuk Sukabumi. Gempa tersebut berpotensi menghasilkan tsunami dahsyat.

Hal itu diungkap Kepala Stasiun Geofisika I Bandung Teguh Rahayu usai kegiatan workshop penyusunan draft nol, rencana kontijensi bencana gempa bumi dan tsunami di Kabupaten Sukabumi. Teguh mengungkap masyarakat harus menyadari soal potensi bencana tersebut.

"Kami dari BMKG menyampaikan beberapa potensi dan sumber gempa yang berdampak di Jawa Barat terutama Kabupaten Sukabumi, bahwa sumber gempa yang kiranya berdampak di Sukabumi itu potensinya ada dua sumber. Yang pertama sumber megathrust Selatan Jabar ini dan kedua dari sesar-sesar darat seperti sesar Cimandiri," kata Teguh kepada awak media, Selasa (30/5/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berbagai kegiatan dilakukan bertujuan untuk memitigasi bencana gempa bumi di wilayah Sukabumi. Termasuk melihat sejauh mana respons dari pemerintah daerah ketika bencana terjadi.

"Kegiatan ini penegasannya bagaimana kita memitigasi bencana gempa bumi untuk wilayah Sukabumi ini bagaimana nanti respons pemerintah daerah termasuk dalam hal ini BPBD ketika bencana itu terjadi, saya tidak bicara akan terjadi tapi kita harus berbicara ketika gempa itu terjadi karena gempa itu tidak bisa diprediksi kapan terjadinya, dimana, lalu berapa besarnya, kita enggak akan bisa belum bisa memprediksi sampai sekarang," ujarnya.

ADVERTISEMENT

"Yang bisa kita lakukan mitigasi, kita harus bersahabat dengan bencana disekeliling kita, kita tidak bisa menghindarinya, melarangnya untuk tidak terjadi. Nah itu sebenarnya tujuan kegiatan ini makanya dari BMKG menyampaikan bagaimana potensi kegempaan di Kabupaten Sukabumi," sambungnya.

Dampak Megathrust

Teguh juga mengungkap soal skenario yang harus dilakukan ketika bencana terjadi, skenario itu berdasarkan sumber Pusat Gempa (Pusgem) BMKG. Megathrust berkekuatan Magnitudo 8,7. Dengan dampak itu, memicu ketinggian tsunami dengan ketinggian 15 meter.

"Tadi kita sampaikan (dalam kegiatan workshop), kita menggunakanan skenario, sekali lagi skenario bukan berarti harus terjadi, skenario berdasarkan sumber dari Pusgem bahwa maksimal itu 8,7 Magnitudenya, dengan dampak 8,7 ini potensi ketinggian tsunami di Palabuhanratu ini tertinggi sekitar 15 meter potensi, skenario, catat ya, ini bukan akan terjadi seperti itu, bisa saja terjadi bisa saja tidak terjadi seperti itu," jelas Teguh.

Dengan ketinggian 15 meter itu, golden time itu sekitar 20 menit. Namun untuk efektif nya 10 menit atau 50 persen dari golden time.

"Dengan (ketinggian) 15 meter kita punya golden time sekitar 20 menit, itu bukan efektif semuanya. Kita menghitungnya mencoba realistis 50 persen yang kita perkirakan waktunya, kalau kita menghitung berdasarkan pemodelan kita mendapat golden time 20 menit," ungkap Teguh.

"Yang sudah kita hitung taruh lah 10 menit pertama tidak efektif, kenapa BPBD atau Pemda baru terima berita atau informasi dari BMKG, BPBD berkordinasi nih mohon arahan yang dinas di Pusdalops ini lapor dulu ke Kalak BPBD lalu BPBD lapor lagi ke Sekdanya, belum lagi ditambah komunikasi sudah mulai chaos, jadi saya rasa kita lebih baik maksimalnya menggunakan dari separuh permodelan yang ada, permodelan yang kita dapat dari 15 meter adalah sekitar 20 menit, artinya 10 menit kedua itulah yang sangat efektif untuk digunakan masyarakat dan pemda untuk mengarahkan ke jalur jalur evakuasi," beber Teguh menambahkan.




(sya/dir)


Hide Ads