Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung meresmikan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Grey Water. Peresmian dilakukan pada Rabu (10/5/2023) di Taman Ciko Arena 4, Babakan Jati.
Kadis DSDABM Didi Ruswandi mengatakan, ruang terbuka publik yang berukuran 33 meter persegi ini merupakan langkahnya untuk menata beton pengolah limbah rumahan menjadi lingkungan aktivitas warga.
Pada taman ini, terdapat dua kolam yang airnya merupakan air filtrasi dari limbah penduduk setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Metode kerjanya mah ini ada bak kontrol untuk endapan, kemudian masuk ke istilahnya reaktor yaitu pembersihan air dengan bakteri. Bakterinya sebenernya udh ada di air, cuma mereka butuh waktu aja untuk makan polutannya. Habis itu masuk ke filter ke batu split atau batu pecah, kolam, dan tanaman bambu air. Sisanya kita bikin ruang publik aja," kata Didi.
Ia mengatakan, ini merupakan salah satu langkah Pemkot untuk membantu masyarakat mengolah kembali air yang sudah digunakan serta membantu dampak pencemaran sungai.
"Sekecil ini harus dibersihkan. Dinamai grey water karena kan airnya berwarna abu ya, artinya sudah tercemar. Nah kemarin sungai Citarum yang tercemar berat kemudian sudah jadi tercemar sedang, harapannya akan berubah sungai-sungai menjadi tidak tercemar. Maka dari DPU turun ke kawasan sungai dan ikut terlibat," lanjutnya.
Baca juga: Ulah Sudrajad Dimyati Rusak Citra Hakim! |
Didi menjelaskan bahwa IPAL garapannya mengkombinasikan fisik reaktor bakteri untuk membersihkan polutan. Ia merancang agar kemudian diciptakan ruang publik agar lebih ramah masyarakat dan menjaga harapan perairan di kota Bandung.
"Semoga ini menjadi tren air di kota bandung bisa terjaga lebih baik. Ini merupakan IPAL keempat di Cikapundung-Kolot, dan sedang berjalan akan dibuat tiga IPAL lagi. Pengelolaan awal ruang publik ini oleh DSDABM, nanti kedepan unsur kewilayahan dilibatkan. Maka hari ini hadir lurah camat, kedepannya ini bisa di treatment oleh warga. Karena biasanya IPAL itu hanya berupa bentuk beton atau tembok dan orang akan segan untuk beraktivitas," ucap Didi.
(aau/mso)