Malam lailatul qadar disebut juga malam 1000 bulan. Malam lailatul qadar pada Al-Qur'an dan As-Sunnah disebutkan memiliki nilai yang lebih baik dari seribu bulan.
Malam lailatul qadar memiliki banyak keistimewaan dan keutamaan. Siapapun yang melaksanakan ibadah pada malam ini maka pahala yang didapatkan lebih baik dibandingkan dari malam seribu bulan.
Seorang Muslim yang melaksanakan kebaikan pada malam lailatul qadar dianggap telah mengerjakan kebaikan selama seribu bulan yaitu sekitar 83-84 tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Allah SWT merahasiakan malam lailatul qadar dari umat manusia sehingga hanya orang-orang terpilih yang bisa memahami malam istimewa tersebut. Salah satu orang terpilih itu ialah Nabi Muhammad SAW.
Namun, ada beberapa tanda-tanda lailatul qadar yang bisa kita cermati.
Ciri-ciri Alam di Malam Lailatul Qadar
Ciri-ciri alam di malam lailatul qadar dijelaskan oleh Ustaz Abdul Somad (UAS) dalam detikKultum detikcom yang tayang pada Minggu (24/4/2022), serta dijelaskan dalam laman Universitas Islam An Nuur Lampung sebagai berikut:
1. Cahaya Matahari Pagi Redup
Dalam ceramahnya UAS menyebut cahaya matahari pagi redup karena malaikat-malaikat turun (dari langit ke bumi hingga) cahayanya mengalahkan cahaya matahari.
Rasulullah SAW bersabda,
"Sesungguhnya tanda Lailatul Qadar adalah malam cerah, terang, seolah-olah ada bulan, malam yang tenang dan tentram, tidak dingin dan tidak pula panas. Pada malam itu tidak dihalalkan dilemparnya bintang, sampai pagi harinya. Dan sesungguhnya, tanda Lailatul Qadar adalah, matahari di pagi harinya terbit dengan indah, tidak bersinar kuat, seperti bulan purnama, dan tidak pula dihalalkan bagi setan untuk keluar bersama matahari pagi itu." (HR Ahmad)
إن ليلة القدر ليلة سمحة طلقة لا حارة ولا باردة يطلع صبيحتها الشمس دائرة حمراء ليس لها شعاع
Artinya: "Sesungguhnya Lailatul Qadar adalah malam yang lembut, cerah, tidak panas dan tidak dingin. Pada pagi harinya matahari terbit bulat merah tanpa sinar." (HR. Muslim)
2. Malam yang Tenang, Damai, dan Tidak Panas
Tanda malam lailatul qadar yang kedua adalah malam itu dipenuhi dengan ketenangan yang lebih baik dari biasanya.
Rasulullah SAW bersabda,
إنها ليلة سمحة طلقة لا حارة ولا باردة تجري على الناس رحمة فيها
Artinya: "Sesungguhnya malam itu adalah malam yang lembut, cerah, tidak panas dan tidak dingin. Pada malam itu turun rahmat kepada manusia." (HR. Ahmad)
3. Bulan Nampak Separuh Bulat
Salah satu ciri alam pada malam Lailatul Qadar selanjutnya adalah kemunculan bulan yang hanya terlihat separuh bulatan. Sebagaimana dalam hadits,
"Abu Hurairah radhiyallahu anhu berkata, 'Kami pernah berdiskusi tentang Lailatul Qadar di sisi Rasulullah SAW, beliau berkata, 'Siapakah dari kalian yang masih ingat tatkala bulan muncul, yang berukuran separuh nampan.'" (HR. Muslim)
4. Malam yang Penuh Cahaya
Malam lailatul qadar merupakan malam yang bercahaya baik di langit maupun di bumi.
Rasulullah SAW bersabda,
إنها ليلة طلقاء بيضاء كأنها صبح يومها لا تشبهها ليلة
Artinya: "Sesungguhnya malam itu adalah malam yang cerah putih seperti pagi harinya. Tidak ada malam yang menyerupainya." (HR. Ahmad)
Namun, tidak semua orang dapat mendapatkan malam kemuliaan ini. Seorang muslim yang menghidupkan malam-malam Ramadhannya, memungkinkan baginya untuk mendapatkan malam Lailatul Qadar tanpa disadari. Jadi, mengetahui ciri-ciri malam Lailatul Qadar itu bukan sesuatu yang pasti dan dapat dirasakan oleh semua orang.
5. Matahari Cenderung Berwarna Putih
Ruhyat Ahmad dalam buku Panduan Ramadhan: Bekal Meraih Ramadhan Penuh Berkah menyebutkan hadits yang diriwayatkan dari Ubay bin Ka'ab RA,
هِيَ اللَّيْلَةُ الَّتِي أَمَرَنَا بِهَا رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم بِقِيَامِهَا هِيَ لَيْلَةُ صَبِيحَةِ سَبْ وَعِشْرِينَ وَأَمَارَتُهَا أَنْ تَطْلُعَ الشَّمْسُ فِي صَبِيحَةٍ يَوْمِهَا بَيْضَاءَ لَا شُعَاعَ لَهَا
Artinya: "Malam itu adalah malam yang cerah, yaitu malam kedua puluh tujuh (dari bulan Ramadan). Dan tanda-tandanya ialah pada pagi harinya matahari terbit berwarna putih tanpa memancarkan sinar ke segala penjuru." (HR Muslim no. 762)
Kapan Malam Lailatul Qadar?
Dalam buku Fiqih Wanita oleh M. Abdul Ghoffar, dijelaskan malam lailatul qadar jatuh pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan. Tepatnya, pada malam-malam ganjil di bulan tersebut, yakni malam dua puluh satu, dua puluh tiga, dua puluh lima, dua puluh tujuh, dan dua puluh sembilan.
Pernyataan tersebut didasarkan pada sebuah hadits. Rasulullah SAW pernah bersabda,
يَ فِي الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ - رواه أحمد والبخاري وأبو داود
Artinya: "Lailatul qadar itu berada pada sepuluh malam yang terakhir dari bulan Ramadan." (HR Ahmad, Al-Bukhari, dan Abu Dawud)
Keterangan tersebut sebetulnya dijelaskan pula dari salah satu riwayat dari Ubadah bin Ash Shamit dalam tafsir Ibnu Katsir.
Rasulullah bersabda,
أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: لَيْلَةُ الْقَدْرِ فِيْ الْعَشْرِ الْبَوَاقِيْ, مَنْ قَامَهُنَّ ابْتِغَاءَ حِسْبَتِهِنَّ فَإِنَّ اللهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى يَغْفِرُ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَمَا تَأَخَّرَ, وَهِيَ لَيْلَةُ وِتْرٍ, تِسْعٌ أَوْ سَبْعٌ أَوْ خَامِسَةٌ أَوْ ثَالِثَةٌ أَوْ آخِرُ لَيْلَةٍ, وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ َ: إِنَّ أَمَارَةَ لَيْلَةِ الْقَدْرِ أَنَّهَا صَافِيَةٌ بَلْجَةٌ كَأَنَّ فِيْهَا قَمَراً سَاطِعاً سَاكِنَةٌ سَاجِيَةٌ, لاَ بَرْدَ فِيْهَا وَلاَ حَرَّ, وَلاَ يَحِلُّ لِكَوْكَبٍ أَنْ يُرْمَى بِهِ فِيْهَا حَتَّى تُصْبِحَ, وَإِنَّ أَمَارَتَهَا أَنَّ الشَّمْسَ صَبِيْحَتَهَا تَخْرُجُ مُسْتَوِيَةً, لَيْسَ لَهَا شُعَاعٌ مِثْلَ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ, وَلاَ يَحِلُّ لِلشَّيْطَانِ أَنْ يَخْرُجَ مَعَهَا يَوْمَئِذٍ.
Artinya: "Sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda: "Lailatul Qadar (terjadi) pada sepuluh malam terakhir. Barangsiapa yang menghidupkan malam-malam itu karena berharap keutamaannya, maka sesungguhnya Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang lalu dan yang akan datang. Dan malam itu adalah pada malam ganjil, ke dua puluh sembilan, dua puluh tujuh, dua puluh lima, dua puluh tiga atau malam terakhir di bulan Ramadan."
Lailatul qadar dikatakan sering kali jatuh di malam kedua puluh tujuh bulan Ramadan. Apabila dilihat berdasarkan ditetapkannya awal Ramadan 1444 H yang jatuh pada tanggal 23 Maret 2023, maka malam ganjil pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan yang diketahui akan terjadi malam lailatul qadar, akan jatuh pada tanggal berikut:
A.Malam 21 Ramadan: Selasa malam - Rabu dini hari, 11-12 April 2023
B. Malam 23 Ramadan: Kamis malam - Jumat dini hari, 13-14 April 2023
C. Malam 25 Ramadan: Sabtu malam - Minggu dini hari, 15-16 April 2023
D. Malam 27 Ramadan: Senin malam - Selasa dini hari, 17-18 April 2023
E. Malam 29 Ramadan: Rabu malam - Kamis dini hari, 19-20 April 2023.
Itulah tadi ciri alam terjadinya malam lailatul qadar. Sejatinya, kita sebagai umat muslim cukup konsisten melakukan segala amalan baik yang disukai Allah SWT selama bulan Ramadan, maka kita insya Allah akan diridhoinya memperoleh malam lailatul qadar. Aamiin.