Ingatan Dede menerawang ke tahun 1993. Kala itu, Dede yang masih duduk di kelas 1 SMP di Kabupaten Sukabumi mendadak jadi jutawan.
Sebabnya, empat nomor yang disebutnya hasil berhitung dengan rumusannya sendiri tembus undian Sumbangan Dermawan Sosial Berhadiah atau kependekan dari SDSB yang sangat digandrungi warga saat itu.
"Tahun 1993, nomor yang tembus saya masih ingat 2678. Itu angka dapat saya menghitung sendiri istilahnya merumus, berdasarkan angka-angka yang sudah keluar sebelumnya kemudian saya mistik lagi," kata Dede kepada detikJabar, Senin (10/4/2023).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Alhasil, dari hasil membeli kupon Rp1000, ia mendapatkan hadiah sebesar Rp 2,5 juta dari yayasan pengelola SDSB yang diakui pemerintah. Uang itu ia belikan sepeda motor Astrea Grand bekas yang dibanderol Rp800 ribu dan mentraktir temannya.
"Dua hari langsung habis," ujar Dede.
Namun keberuntungan tak lagi berpihak kepada Dede setelah itu. Ia yang telah kecanduan judi lotre 'legal' tersebut, terus menerus menelan kekalahan.
Pengalaman menjajal lotre ini juga pernah dirasakan oleh Heri Suherman, warga Cijulang, Kabupaten Pangandaran. Tahun 1989, ia mendapatkan dana segar Rp350 ribu setelah nomor yang dipasangnya dalam PORKAS (Pekan Olahraga dan Ketangkasan) menang undian.
Demi mendapatkan nomor Hoki, Heri sampai-sampai berburu nomor buntut ke Gombong, Jawa Tengah. Kabarnya, di sana ada bandar yang kerap menjual nomor undian hoki.
"Saya kan tahun 1989 itu baru 6 bulan terjun dan tergoda mengikuti Porkas. Wah pas dapat 350 ribu waktu itu dengan modal Rp 1 ribu. Saya bagikan tuh uang ke anak yatim, bayar zakat, kasih fakir miskin, saking bangganya, bahkan sebagian saya tabungkan dan mainkan lagi," katanya.
Selama main, Heri mengatakan tidak selalu menang, bahkan kalau dihitung banyaknya kalah. Sampai-sampai, ia kehilangan emas 12 gram akibat kecanduan Porkas.
"Lah orang judi mah kalah 10 kali menang sekali, bangganya luar biasa," katanya sambil sedikit tertawa memutar ingatan masa itu.
Sumbangan Dermawan Sosial Berhadiah alias SDSB merupakan judi lotre berkedok sumbangan yang dilegalkan pemerintah era Soeharto, tepatnya 1991-1993. Demam SDSB di mana-mana.
Terselip juga cerita tentang tukang bajigur di Bandung yang menang Porkas, saking girangnya ia membuang gerobaknya ke Sungai Citarum. Tapi sayangnya, kupon Porkas itu disimpan di laci gerobak bajigurnya.
![]() |
Program SDSB itu berdasarkan keputusan Menteri Sosial Nomor 21/BSS/XII/1988 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyelenggaraan Pengumpulan SDSB dan Keputusan Menteri Sosial Nomor BSS 16-11/1988 tentang Pemberian Izin Penyelenggaraan Pengumpulan SDSB kepada Yayasan Dana Bhakti Kesejahteraan Sosial (YDBKS). Namun, usia judi lotre berkedok sumbangan itu tak bertahan lama.
Peredaran kupon SDSB, yang dikelola Yayasan Dana Bhakti Kesejahteraan Sosial (YDBKS) sesuai Surat Keputusan Menteri Sosial Nomor BS-10-4/91 yang diteken Mensos Haryati Soebadio, akhirnya bisa berhenti pada 24 September 1994. Sejak saat itu, SDSB menghilang dari Indonesia.
Menjejalahi Masa Kejayaan Lotre SDBS dan Porkas yang Bikin Candu Warga RI. Berikut Artikel lainnya :
1. |
2. |
3. |
4. |
5. |
6. |
7. |
Lihat juga Video: Detik-detik Polisi Dilempari Batu saat Gerebek Sarang Judi di Deli