Penggemarnya pun beragam, dari muda, tua, miskin hingga kaya ada. Selain itu, judi lotre ini juga diminati banyak profesi dari mulai buruh pabrik, pekerja kantoran, sopir, pedagang hingga PNS pun ada.
Masih ingat di benak Jopita Mailana (44), warga Kecamatan Babakan Ciparay ini mengisahkan di kalangan para pemasang judi lotre di wilayah Bandung Selatan pasti mengetahui cerita penjual bajigur yang membuang gerobaknya ke sungai sebagai bentuk kebahagiaan karena enam digit nomor yang dipasangnya tembus.
Menurut Jopita, penjual bajigur itu bakal dapat hadiah sekitar Rp 500 jutaan. Namun nahas, saat kupon judi lotre akan dicairkan, kupon itu ada di dalam laci gerobak dagangannya yang dibuang ke aliran Sungai Citarum.
"Tapi ada cerita dulu yang menang Porkas penjual bajigur, dia masang tembus enam angka, dengar di radio benar, senang, dilempar gerobak bajigurnya ke Sungai Citarum, dilempar tuh bahagia menang," kata Jopita kepada detikJabar, Kamis (2/3/2023).
![]() |
Jopita menyebut, informasinya penjual bajigur itu sampai gila, karena hadiah Porkas yang seharusnya didapatkannya tidak menjadi miliknya.
"Pas mau nukerin, lupa kuponnya di laci gerobak, sampailah dia gila, pasti orang tua dulu pasti tahu cerita itu. Lokasi lupa lagi, tapi yang saya ingat gerobaknya di lempar," katanya.
Setiap Daerah Miliki Agen
Jopita mengatakan, bagi warga yang mau memasang judi lotre Porkas, setiap daerah pasti ada agennya, bahkan agenya bisa ada di tingkat kecamatan.
"Masang nomornya di agen, tiap daerah ada agen, misal di Pasirkoja, ada yang bentuk kios atau buka di rumah. Ciri-cirinya di tembok kios agen ada terpasang rumus-rumus gitu," ujarnya.
Dia mengaku, cerita soal Porkas ini lupa-lupa ingat di pikirannya, namun yang pasti saat itu Porkas lagi trend-trend nya saat dirinya masih berusia enam tahun. Dia tahu cerita tentang Porkas yang digembari warga Bandung karena dia kerap menemani ayahnya untuk memasang Porkas.
"Dulu masang sama bapak, tapi gak tahu masangnya berapa, tapi biasanya masangnya gak satu, misal setiap kupon masang Rp 50 rupiah. Lupa-lupa ingat soal Porkas, soalnya umur saya masih 6 tahun waktu itu. Pokoknya kalau mau pasang, ke tempat Mang Dasim Porkas," tuturnya.
Jopita masih ingat, kios Porkas milik Mang Dasim ada di pinggir Jalan Pasirkoja. Di kios Porkas ia di sana biasanya ada rumus-rumus tertentu dan lembaran kertas untuk 'merumuskan' kode buntut.
"Di depan kios itu ada meja, banyak kertas untuk nulis dan merumus, di dinding banyak poster sioh ditempel, ada juga nomor keluar ada plang dipasang, nomor berapa," tuturnya.
Jopita mengakui, jika Porkas ini dimaninkan masyarakat kalangan menengah ke bawah. Dirinya tahu jika permainan itu adalah judi, tapi dilegalkan pemerintah.
"Kalau enggak himpitan ekonomi, ya hiburan," ucap Jopita.
Jopita tak pernah menyaksikan langsung pemasang Porkas yang menang. Sekali pun ayahnya sendiri, kalau pun ada yang menang itu pun tahu dari mulut ke mulut.
Beragam cara dilakukan pemasang, agar nomor yang dipasang tembus. Ada yang merumus ada juga yang bertapa agar mendapatkan nomor Porkas keberuntungannya.
"Malah ada yang bela-belain tapa, diberi nomor, nanti ada di mimpi, tapa di makam keramat," ujarnya.
Walau ramai Porkas, tetapi ia memastikan tidak ada orang yang sukses dari judi "Nggak ada yang kaya karena judi," ucap Jopita menambahkan.
Baca Artikel Lorong Waktu Lainnya di Sini
(wip/yum)