Pengangkutan sampah di TPA Sarimukti berkendala lagi karena akses berlumpur dan licin. Pemkot Bandung mengupayakan optimalisasi pengolahan sampah di tingkat tempat pembuangan sampah sementara (TPS).
"Soal (TPA) Sarimukti selama sarana prasarana terutama jalan di TPA tidak diperbaiki ya kondisinya akan seperti ini terus. Kalau musim kemarau itu tidak terlalu berpengaruh, Insyallah normal. Tapi kalau musim hujan, maka di sananya jalan akan licin. Dan, tentu saja meningkatkan antrean," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bandung Dudy Prayudi kepada detikJabar, Senin (6/3/2023).
Kondisi demikian selalu berulang setiap hujan, sampah di Kota Bandung pun menumpuk di TPS. Dudy pun terus meningkatkan agar program Kang Pisman tetap dioptimalkan. Selain itu, TPS juga diubah fungsinya menjadi tempat pengolahan sampah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari tempat penampungan jadi pengolahan, sampah diolah bukan hanya ditampung (TPS), kita laksanakkan agar TPS bisa mengurangi sampah yang dikirim ke TPA," ucap Dudy.
Dudy mengatakan saat ini TPS di Bandung telah menerapkan berbagai metode pengolahan, seperti menyulap sampah organik jadi kompos, memanfaatkan sampah sebagai pakan magot, hingga metode refuse-derived fuel (RDF) seperti di Cicukang.
"RDF itu bisa dijadikan sebagai bahan bakar subtitusi dari batubara. Bisa dikonsumsi untuk produksi tekstil dan semen. Memang kuantitas masih kecil, setidaknya kalau terus menerus bisa semakin besar," katanya.
Sebelumnya, keterlambatan pengangkutan sampah dirasakan juga di Kota Cimahi. Hal ini terjadi karena adanya penumpukan truk pengangkut sampah yang hendak membuang muatannya di TPA Sarimukti, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
"Informasi dari petugas di lapangan, sampai sekarang masih ada antrean. Diperkirakan beberapa kilometer sampai Jembatan Cilimus," ujar Kepala UPTD Pengelolaan Sampah TPA/TPST Regional Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Barat, Arief Perdana.
Antrean itu terjadi karena permasalahan klasik, yakni kondisi area di dalam TPA Sarimukti yang becek dan banjir ketika hujan deras selesai mengguyur. Hal itu kemudian menyulitkan kendaraan masuk untuk membuang muatan.
"Kondisi di lapangan memang sudah berat karena sudah melebihi kapasitas. Jadi kalau hujan jalan di dalam jadi licin dan berlumpur," tutur Arief.