Langkah Pemkot Bandung Atasi Masalah Sampah Saat TPA Sarimukti Kritis

Langkah Pemkot Bandung Atasi Masalah Sampah Saat TPA Sarimukti Kritis

Bima Bagaskara - detikJabar
Sabtu, 05 Okt 2024 20:30 WIB
Tumpukan sampah di Bandung
Tumpukan sampah di Bandung (Foto: David Kristian Irawan)
Bandung -

Pemerintah Kota Bandung menyebut Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarimukti saat ini dalam kondisi kritis. Karenanya, Pemkot telah menyiapkan strategi untuk mengatasi ketergantungan terhadap keberadaan TPA Sarimukti.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Bandung Dudi Prayudi mengungkapkan, semakin kritisnya kondisi TPA Sarimukti membuat daerah mau tidak mau harus mengurangi ritase sampah yang dibuang ke TPA di Kabupaten Bandung Barat tersebut.

Dudi menyebut, kondisi kritis TPA Sarimukti disebabkan karena rencana perluasan zona yang semula ditargetkan bisa dilakukan Juni 2024, mengalami kendala. Rencana itu kata dia baru bisa dilakukan pada tahun 2025 mendatang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, TPA Sarimukti sudah overload hingga 1.000 persen sejak beberapa tahun ke belakang. Jika terus dikirim sampah, umur TPA Sarimukti diprediksi habis pada Maret 2025.

Oleh karena itu, Pemkot Bandung menargetkan untuk mengurangi ritase sampah dari 172-176 rit per hari menjadi 140 rit mulai 1 Desember 2024.

ADVERTISEMENT

"Sejak tahun 2020, kita telah melihat tren penurunan jumlah sampah yang dikirim ke TPA. Pada tahun 2023, rata-rata kita mengirim 212 rit per hari, dan tahun ini hingga September sudah turun menjadi 176 rit per hari. Ini menunjukkan bahwa strategi yang sudah berjalan memberikan hasil yang positif," ucap Dudi, Sabtu (5/10/2024).

Dudi mengungkapkan, pihaknya juga telah menyusun rencana aksi pengurangan sampah dalam beberapa fase. Pada fase pertama yakni Oktober-November 2024, ditargetkan pengurangan hingga 32 rit akan dilakukan dengan optimalisasi beberapa program.

Adapun program yang disiapkan yakni magotisasi di 151 kelurahan yang dapat mengolah sampah hingga 45,3 ton per hari, optimalisasi TPS3R dengan kapasitas 1 ton per hari dari 5 TPS3R dan optimalisasi TPS mesin gibrig dari 7 TPS.

"Ini perlu menjadi perhatian agar bisa menjalankan skenario mengurangi dari 170 ke 140 rit. Sekurang kurangnya 32 rit," ungkapnya.

Sementara fase kedua akan berlangsung dari 1 Desember 2024 hingga akhir 2025. Pada fase ini, DLH Kota Bandung menargetkan penambahan RW Kawasan Bebas Sampah (KBS) dan pengoperasian TPS baru di Cicuka Holis dengan kapasitas 56 ton per hari.

Hingga akhir 2025, diharapkan ritase sampah yang dikirim ke TPA dapat turun dari 140 rit menjadi 113 rit per hari.

"Sedangkan Fase ketiga saat TPST Gedebage beroperasi, saat ini sedang lelang selesai bisa beroperasi Desember 2025. Di tahun 2026 kita bisa menambah sampah yang terolah 390 ton per hari hingga 70 rit. Maka kita akan mengirimkan 44 rit saja," jelasnya.




(bba/dir)


Hide Ads